48 - They Were A Thing

4.7K 386 51
                                    

Gulf sedang merilekskan tubuhnya di sofa sambil menonton TV di dalam kamar.  Dia sedang menonton pertandingan sepak bola.  Tiba-tiba dia merindukan bermain sepak bola.  Sebelumnya, dia biasanya berlatih dengan tim fakultasnya tetapi sekarang dia sudah keluar dari tim untuk sementara waktu. 

Tidak sulit untuk keluar dari tim karena Mild adalah kapten tim.  Setelah Gulf memberi tahu Mild bahwa dia hamil, pada awalnya Mild menertawakannya.  Dia tertawa seolah itu hal paling lucu yang pernah dia dengar.  Tapi Gulf tidak bisa menyalahkannya, karena jika dia berada di posisi Mild, dia akan mengira itu lelucon.  Tetapi setelah Gulf menunjukkan kepadanya foto hasil USG, Mild berhenti tertawa dan dia bertanya foto USG  siapa yang dia pinjam.  Setelah Gulf memukul kepalanya untuk membuatnya sadar kembali, Mild mulai percaya perlahan ketika dia melihat wajah serius Gulf.  Gulf bisa mengingat ekspresi lucu Mild ketika dia mencoba memastikan Gulf benar-benar hamil.  Lagipula, dia senang dengan berita itu.  Tidak, Mild juga sangat senang dan dia langsung meminta Gulf untuk segera berhenti bermain sepak bola.

Saat menonton pertandingan sepak bola, dia juga menunggu Mew pulang ke rumah.  Belakangan ini, Mew pulang larut malam tapi untungnya tidak sampai tengah malam.  Tapi tetap saja, Gulf akan selalu menunggunya karena sekarang dia tidak bisa tidur tanpa Mew di sampingnya.

Pintu kamar terbuka dan Mew terlihat.  Gulf tersenyum lebar.  Hal yang sama berlaku untuk Mew.  Dia tersenyum saat melihat Gulf berbaring malas di sofa sambil menyentuh perutnya.

[Author teringat foto yang diedit ini 5555.  Anggap saja Mew melihat Gulf dalam posisi ini tetapi perutnya tidak terlalu besar 😂😂😂]

  Anggap saja Mew melihat Gulf dalam posisi ini tetapi perutnya tidak terlalu besar 😂😂😂]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana kabar bayiku?"  Tanya Mew.  Dia mengarah ke Gulf dan bayinya di dalam.  Dia mendekati Gulf dan mencium keningnya.

"Bagus. Rindu ayahnya" kata Gulf menggoda.

"Oh benarkah? Biarkan aku memelukmu" Mew memeluk Gulf erat-erat sampai wajah Gulf menghilang ke dadanya.  Gulf terkekeh.

Mew mengendus rambut Gulf.

"Kamu mengganti sampo?"  Tanya Mew.  Gulf mengangguk.

"Karena yang lama membuatmu muntah jadi aku menggantinya dengan aroma vanilla. Kamu suka?"  Tanya Gulf.  Mew mengangguk.

"Maaf karena kamu harus membuang sampo kesukaanmu hanya untukku" ucap Mew.

"Tidak. Seharusnya aku yang merasa kasihan. Akulah yang hamil tapi kaulah yang paling menderita" kata Gulf.  Mew mengacak-acak rambut Gulf.

Mew tersenyum.

"Aku tidak peduli. Tidak ada yang bisa dibandingkan dengan apa yang akan kamu hadapi nanti di bulan-bulan mendatang."  Kata Mew.  Gulf menatap wajah Mew dengan penuh rasa sayang.

The Losing Battle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang