24 Jam

683 57 17
                                    

~Happy Reading Guys~

Vote, comment and share yaa ke temen-temen kalian

\\\___________________________\\\

Terlihat seorang lelaki yang masih nyenyak dalam tidurnya. Sepertinya lelaki itu sangat kelelahan setelah dua hari disibukkan dengan berbagai macam kegiatan di kampus. Dirinya tak sadar bahwa hari sudah mulai siang. Pintu kamar apartemennya tiba-tiba dibuka oleh seseorang. Ternyata disana sudah ada Tania yang datang sambil membawakan kotak bekal untuknya. Tania yang melihat kekasihnya masih tertidur pulas, sontak dirinya langsung berjalan mendekati seorang lelaki yang masih memejamkan mata sambil memeluk guling. Senyuman manis di bibir gadis itu tak kunjung luntur. Apalagi ketika melihat orang yang sangat dicintainya masih tertidur damai.

"Keboo banget sih pacarnya aku," Gumam Tania. Duduk di samping Defian yang masih tertidur.

"Ganteng," Tania bergumam lagi sambil mengelus pelan rambut kekasihnya.

Suara dengkuran kecil mulai terdengar. Hal itu berhasil membuat Tania terkikik geli. Lucu saja melihat seorang lelaki yang begitu sangar tidurnya sungguh tidak elite. Namun bagi Tania suara dengkuran Defian begitu merdu masuk di indera pendengarannya. Gadis itu belum menyadari bahwa Defian sudah mulai membuka matanya.

Defian menyipitkan matanya sambil menatap Tania yang sedang senyam-senyum sendiri. "Stres lo!" Ujarnya. Menatap Tania heran.

Tania langsung menoleh dan mendelik sebal. "Gausah mulai. Baru bangun aja udah ngeselin gitu." Ketus Tania. Bersedekap dada.

"Bercanda." Sahut Defian sambil meraup wajah Tania yang sudah masam.

"Kebo banget sih kakak jam segini baru bangun. Sana cepetan mandi, ini kamarnya biar aku rapiin." Perintah Tania.

Defian tak langsung merespon. Justru lelaki itu masih menatap intens ke arah Tania yang sudah bergerak merapikan kamarnya. Lelaki itu tersenyum tipis. Tidak salah memang dia menjadikan gadis itu sebagai kekasihnya. Mulai dari perkenalan awalnya hingga sekarang banyak perubahan yang Tania alami. Namun gadis itu sepertinya belum menyadari. Hanya Defian yang sadar.

"Semangat kerjanya yaa babu." Ujar Defian. Menepuk-nepuk puncak kepala Tania sebelum melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

"Sialan!" Gumam Tania. Untung saja kekasihnya itu tidak mendengar.

Tania beralih melipat pakaian Defian yang sebelumnya dibiarkan begitu saja di sofa kamarnya. Bukan karena Defian jorok atau bagaimana. Pasalnya lelaki itu sudah beberapa hari tidak pulang ke apartemen. Hal itu dikarenakan kesibukannya untuk mengurus kegiatan engineering competition kemarin.

Defian sudah selesai mandi. Lelaki itu terlihat lebih segar dari sebelumnya. Dia memilih untuk duduk di samping Tania yang masih sibuk membantunya untuk melipat pakaian.

"Tadi udah makan belum?" Tanya Defian menatap Tania.

Tania menoleh. Balik menatap Defian. "Udah dong, tadi sebelum kesini aku udah makan duluan kak." Sahutnya sambil tersenyum manis. Defian mengangguk paham.

"Ohh yaudah." Sahut Defian singkat. Lelaki itu sekarang memilih untuk mengotak-atik ponselnya. Tania yang melihat sontak merebut paksa ponsel milik Defian. Dia sangat tidak suka jika diabaikan seperti itu.

Defian menatap Tania dalam diam. Lelaki itu mengeluarkan aura yang tak biasa. "Kakak bisa nggak sih ngehargain kehadiran aku disini." Omel Tania. Gadis itu sudah mengerucutkan bibirnya kesal.

Defian langsung merapatkan tubuhnya dengan Tania. Hal itu berhasil membuat Tania diam tak berkutik. "Maaf. Gaboleh marah-marah lagi loh ya." Ujarnya yang sudah mengelus bahu Tania untuk menenangkan kekasihnya itu.

BLACKFIRE II [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang