Tumbang

712 58 23
                                        

Happy Reading
.
.
.
Vote, comment and share yaa ke temen-temen kalian
.
.
.
Praktek kerja lapangan yang dilakukan Defian selama satu bulan sudah selesai kemarin. Lelaki itu sendiri sekarang sedang terbaring sakit. Mungkin efek dari begadang karena ngebut untuk menyelesaikan laporan. Tania sendiri sekarang sedang sibuk menyiapkan makanan untuk Defian.

"Kak Def bangun, makan dulu." Ucap Tania membangunkan Defian sambil mengusap rambut lelakinya itu dengan sayang.

"Ntar," Sahut Defian. Singkat masih memejamkan mata.

"Makan dikit aja biar perutnya ada isinya," Bujuk Tania

Defian dengan terpaksa langsung mendudukkan diri untuk makan. Badannya terasa remuk dan demamnya masih tetap tinggi seperti kemarin.

"Sini biar aku suapain aja," Ucap Tania mulai menyuapi makanan untuk Defian

Defian membuka mulutnya menerima suapan tersebut. Defian lebih banyak diam karena lidahnya terasa kelu untuk berbicara terlalu banyak.

"Enak nggak kak?" Tanya Tania memastikan.

Defian mengangguk singkat sambil berujar. "B aja."

Tania memberengut kesal. Memang seharusnya dia itu tidak usah menanyakan soal rasa pada Defian karena hasilnya akan mengakibatkan perasaan menjadi ambyar.

"Untung loh kakak lagi sakit, coba kalo nggak udah aku jorokin kakak dari balkon." Cerocos Tania kesal

Defian terkekeh pelan. Cita rasa makanan yang dibuat Tania itu sangatlah enak. Namun Defian berbicara seperti itu hanya untuk menghibur diri. Bagi Defian memancing emosi Tania itu adalah suatu tindakan yang bisa menimbulkan efek kebahagiaan sendiri.

"Lo nggak ke kampus?" Tanya Defian

"Ngampus sih abis ini juga mau berangkat," Ujar Tania

"Yaudah mandi sana biar gue makan sendiri aja." Perintah Defian hendak mengambil alih makanan yang dipegang Tania.

"Ihh apaan sih orang aku pas mau otw kesini udah mandi duluan wlee," Sahut Tania. Menjulurkan lidahnya.

"Ngakunya udah mandi tapi muka tetep keliatan burik," Cibir Defian

Tania yang mendengar itu langsung meletakkan piring yang dipegangnya ke atas nakas lalu memukul Defian dengan bantal yang ada disana.

"Sakit Ta makin parah nih sakitnya," Rajuk Defian. Lucu.

"Dih lebay. Ketua geng dipukul pake bantal aja langsung ngeluh sakit, apakabar dulu pas kakak dipukul pake helm hmm," Cerocos Tania berlalu meninggalkan Defian lalu membuka lemari untuk meminjam hoodie milik lelakinya.

"Aku pinjem hoodie kakak ya? Ok!!" Seru Tania menjawab pertanyaannya sendiri.

"Sinting." Batin Defian dengan sorot mata masih menatap Tania yang sedang sibuk mengenakan hoodienya.

"Ehh kok keliatan gede ya aku pake ini," Celetuk Tania sibuk berkaca di depan cermin.

"Iya gede persis kayak sumo." Sahut Defian masih pada posisi semula.

"Halah bacot!" Ketus Tania

Kemudian dia membawa tas make up untuk berdandan di atas kasur saja sambil menemani Defian. Sedangkan Defian masih asyik mengamati Tania yang lagi sibuk dengan dunianya sendiri.

"Aduhhh foundation aku mana ya," Celetuk Tania mengeluarkan semua peralatan make up yang dibawanya.

Defian menggelengkan kepalanya pelan. Ini sebenarnya Tania mau ke kampus apa pergi ke pesta sih rempong banget.

BLACKFIRE II [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang