Taktik Gila

574 52 32
                                    

~Happy Reading Guys~

Vote, comment and share yaa ke temen-temen kalian

\\\___________________________\\\

Suasana di kontrakan terlihat begitu hening. Teman-teman Defian sudah tau semua perihal Defian yang telah diusir oleh ayahnya. Banyak yang masih tidak percaya dengan perubahan sikap Zevan yang begitu tega menelantarkan anak kandungnya sendiri. Melihat Defian yang sedari tadi diam, tak bergeming, membuat semua temannya semakin khawatir. Semenjak kepergian Kirana tanpa disadari masalah demi masalah mulai berdatangan. Itu membuat Defian semakin dibuat terpukul.

"Def mending lo makan dulu deh. Gausah terlalu difikirin, kita semua selalu ada disini bersama lo," Ucap Adrian. Menatap Defian iba.

"Bener tuh bos, lo disini nggak sendirian jadi tenang aja." Timpal Alvaro. Merangkul Defian dari samping.

"Makasih," Ucap Defian. Mengusap wajahnya ke atas.

"Def ntar lo tidur bareng gue aja ya, kebetulan disini yang biasanya tidur sendiri tuh gue." Kata Viktor

Defian tersenyum tipis sebelum berujar. "Gampang lah. Kalian bisa bantuin gue buat cari kerja nggak?"

"Lo yakin mau nyari kerja?" Tanya Kennath menatap Defian tak percaya.

"Sangat yakin. Gue pengen buktiin ke papa kalo gue tuh bisa hidup tanpa dia." Ucap Defian. Tegas.

"Kerjaan sih banyak Def, tapi ya gitu harus ada ijazah nya dulu. Eh Ada sih yang nggak pake ijazah. Jadi kuli misal," Cerocos Alvaro

"Yang bener aja lo nawarin Defian buat jadi kuli. Mana cocok pe'a." Semprot Adrian. Menjitak puncak kepala Alvaro.

"Oh iya ada lagi, lo kan punya ijazah SMA tuh bos, gimana kalo lo ngelamar buat jadi kasir indomart aja." Usul Alvaro.

"Hahahha gabisa bayangin gue kalo Defian jadi kasir indomart. Muka garang disuruh ngomong kek gini 'Selamat Datang di Indomart'." Ujar Viktor. Menirukan kasih indomart.

"Bener banget hahah. Bukannya pada seneng malahan jatohnya ngeri anjirrr." Seru Adrian. Meninju paha Alvaro berulang kali.

"Udah gausah pada bercanda, lagi serius juga." Ucap Kennath

Mereka kembali terlihat serius. Defian sendiri sedari tadi sibuk mengotak-atik ponselnya. Entah apa yang sedang dilakukan lelaki itu teman-temannya sendiri tidak paham. Beberapa menit kemudian Gama datang dengan membawakan berbagai macam camilan. Lelaki itu sudah diberi tahu oleh Viktor perihal Defian yang habis diusir ayahnya.

"Tau gitu gue tadi nitip kebab Gam," Celetuk Adrian

"Udah dikasih makanan sebanyak itu masih aja nggak bersyukur lo." Semprot Alvaro. Menoyor kepala Adrian.

"Ihh apa sih lo ikut-ikutan bae," Ucap Adrian tak kalah sewot

Gama yang menyaksikan itu hanya menggelengkan kepalanya pelan. Melihat ketidakakuran Alvaro dan Adrian. Kemudian Gama memilih untuk duduk di samping Defian. Lelaki itu bingung harus memulai percakapan seperti apa. Padahal biasa nya dia tidak pernah merasa dejavu seperti sekarang.

Defian yang sedari tadi menunduk langsung menoleh ke samping. "Sejak kapan lo disini?" Tanya Defian

"Barusan, lo sih main ponsel terus sampe nggak nyadar kalo ada orang ganteng yang sedang duduk di samping lo," Cerocos Gama

Defian mendengus pelan. "Cariin kerja buat gue Gam." Pinta Defian

Gama menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ada sih tapi semua pekerjaannya tuh nggak cocok buat lo Def." Ucap Gama

BLACKFIRE II [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang