~Happy Reading Guys~
Vote, comment and share yaa ke temen-temen kalian
\\\___________________________\\\
1 Bulan Kemudian ~
Tak terasa satu bulan sudah dilalui Defian tanpa kehadiran sosok Tania disisinya. Selama itu juga Defian berubah menjadi lelaki yang suka mabok-mabokan, ugal-ugalan di jalan, bolos kuliah bahkan dia suka seenaknya memperlakukan orang lain baik itu cewek maupun cowok. Terlihat jelas bahwa Defian sangat frustasi semenjak kepergian Tania. Berbicara tentang kematian ternyata satu bulan yang lalu Tania masih diberi kesempatan Tuhan untuk bertahan hidup. Ia sekarang sedang menjalankan perawatan di luar negeri. Tepatnya di negara Singapura. Defian sendiri tidak mengetahui fakta itu. Pasalnya Tania meminta abangnya untuk tidak menceritakan hal ini pada Defian. Dia mempunyai alasan tersendiri mengapa dirinya memilih untuk tidak bercerita yang sebenarnya pada lelaki yang sampai detik ini masih sangat dicintainya.
Flashback On
Berita duka datang dari keluarga Adrian. Adik yang sangat dicintainya itu sudah kembali kepada sang pencipta. Wajah yang selalu ceria sekarang berubah menjadi pucat pasti dan terbujur kaku tak bernyawa. Jenazah sang adik tercintanya sudah siap untuk diantarkan ke tempat peristirahatan terakhirnya. Orang tua Adrian sendiri meminta untuk memakamkan anaknya di Amerika saja. Sejujurnya Adrian ingin menolak, namun dia tidak boleh egois karena biar bagaimana pun mereka yang sangat dibencinya itu adalah orang tua kandungnya. Orang yang sudah membiayai kehidupannya dari kecil hingga sekarang. Disaat sedang perjalanan ke Amerika, entah ini yang disebut keajaiban atau bagaimana tiba-tiba saja jemari Tania bergerak padahal semula tubuh gadis itu sudah kaku. Adrian yang menyadari itu langsung terkejut begitu juga dengan kedua orang tuanya.
"Bunda, Ayah ini adek gerak huaaa." Pekik Adrian
"Yaallah anak bunda sadar," Tangis sang ibunda pecah saat itu juga
"Sebaiknya kita bawa ke Singapura saja," Usul ayah Adrian
"A ba ng," Panggil Tania dengan parau
"Gimana dek, abang disini nemenin kamu." Ucap Adrian mengusap puncak kepala Tania dengan lembut
Tania menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum manis. Gadis itu tidak bisa banyak bergerak karena badannya yang sangat remuk ditambah kepalanya yang terasa pening. Tazkia dan Keano selaku orangtua Tania terharu. Kedua matanya berkaca-kaca, masih tidak menyangka dengan kondisi anaknya yang semula tak bernyawa tiba-tiba tersadar.
"Adek mau kan berobat di Singapura," Bujuk Tazkia sambil mengelus punggung tangan Tania
Tania hanya merespon dengan angukan kecil. Gadis itu bingung harus bersikap bagaimana di depan orang tuanya. Disisi lain dia sangat kecewa karena orang tuanya yang selama ini telah menelantarkannya. Namun dilain sisi dia juga sangat bersyukur karena orang tuanya masih ingat dengannya.
Seminggu kemudian setelah menjalani pengobatan di Singapura, kondisi Tania semakin membaik. Perkembangannya sangat drastis. Dia rutin menjalani kemoterapi sesuai anjuran dokter. Untung saja ada abangnya yang setia mendampinginya disaat menjalankan proses pemulihan.
"Bang Tata boleh ngajuin satu permintaan nggak sama abang," Ucap Tania. Sedang duduk di kursi roda ditemani abangnya.
"Boleh dong, emang adek abang mau minta apa sih." Sahut Adrian dengan suara yang sengaja dilembut-lembutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACKFIRE II [END]
Novela Juvenil~FOLLOW SEBELUM BACA YA GUYS~ Masih ingatkah kalian dengan 'Pasangan Teruwuw' pada masanya?? Disinilah kisah cinta mereka akan berlanjut. Aldefiano Dekha Megantara dan Tania Victoria Anastasya ditakdirkan untuk kuliah di kampus yang sama. Penyakit l...