~FOLLOW SEBELUM BACA YA GUYS~
Masih ingatkah kalian dengan 'Pasangan Teruwuw' pada masanya??
Disinilah kisah cinta mereka akan berlanjut. Aldefiano Dekha Megantara dan Tania Victoria Anastasya ditakdirkan untuk kuliah di kampus yang sama. Penyakit l...
Keesokan harinya Tania mendiami Defian begitu saja. Lelaki itu dengan rasa tidak bersalahnya langsung berlalu darisana. Disisi lain teman-teman Defian baru terbangun. Mereka semalam memutuskan untuk tidur di apartement Kennath.
"Bangun woyy pada ngampus nggak nih." Seru Alvaro
"Berisik." Semprot Kennath merasa terusik tidurnya.
Berbeda dengan Kennath yang sibuk mengomel, justru Alano tanpa bersuara menggerakkan kakinya hingga mendarat tepat di wajah Alvaro.
"Astagfirullahaladzim. Si kecil mulai aktif ya bund," Celetuk Alvaro mencoba untuk bersabar.
"Par lo duluan apa gue nih yang mandi," Tanya Adrian
"Lo duluan aja Ian. Gue mau bikin mie dulu,"
"Buatin sekalian dong Par,"
"Asiapppp." Alvaro berjalan menuju dapur. Tak lama kemudian dia berlari menghampiri teman-temannya lagi.
"Ngapain sih lo pake lari-larian segala,"
"Gue takut. Temenin gue kek masak di dapur,"
"Jangan bilang lo takut kan kalo didatengin arwahnya Arsen," Canda Gama
"Mana ada gue takut. Dia sohib terdabest gue kalo lo lupa."
"Ahh masa." Goda Gama
"Bicit! Buruan Gam temenin gue. Mau sarapan nggak sih lo," Omel Alvaro
"Iya-iya gue temenin."
Tak lama kemudian Defian telah tiba disana. Lelaki itu sudah terlihat rapi. Ditambah wangi lavender yang begitu menyeruak membuat siapapun yang menghirupnya langsung terjatuh dalam pesona tampan milik Defian.
"Def sini ikutan sarapan," Seru Gama
"Siapa yang masak?" Tanya Defian
"Si jamet Def."
"Cobain dulu rasanya. Ntar kalo enak gue ikutan makan." Sahut Defian tidak bermaksud untuk menghina masakan Alvaro.
"Umm lumayan lah. Dibalik jiwa fuckboy dan jametnya masih ada poin plus dari tuh cowok." Celetuk Gama setelah mencicipi masakan Alvaro.
Mereka langsung makan bersama menikmati hasil masakan Alvaro. Sambil menunggu yang lainnya bersiap-siap, Defian berjalan ke balkon. Dia merogoh saku celananya untuk mengambil sebungkus rokok.