PKL

655 59 18
                                    

Happy Reading
.
.
.
Selamat malam readersku tersayang, terunyuu, terkiyut sedunia dan akhirat💛
.
.
.
Defian sekarang sedang disibukkan dengan adanya kerja praktek di lapangan. Untuk itu terpaksa dia harus berpisah dulu dengan Tania selama beberapa minggu ke depan. Sialnya Defian harus ditakdirkan untuk berkelompok dengan Alvaro. Sedangkan teman-temannya yang lain bernasib baik karena mendapatkan kelompok yang normal.

"Bos abis ini langsung balik hotel atau gimana?" Tanya Alvaro

"Balik. Capek banget gue," Ucap Defian. Duduk di samping Alvaro.

"Nggak pengen nyari makan dulu gitu," Tawar Alvaro

Defian yang menyadari bahwa Alvaro sudah kelaparan langsung menyetujui tawaran Alvaro barusan. Biar bagaimana pun se gesrek-gesreknya Alvaro lelaki itu tetap menjadi sahabat terbaiknya.

"Buruan Par," Ucap Defian beranjak dari duduknya.

Alvaro dan Defian langsung melajukan motornya menuju salah satu warung makan yang berada di pinggir jalan. Sesampainya di warung makan mereka memutuskan untuk memesan makanan berupa soto ayam. Kebetulan warung makan yang mereka singgahi itu berdekatan dengan salah satu kampus yang ada di Jakarta.

"Anjirrr Def ceweknya bohai-bohai semua gilaaa," Bisik Alvaro. Menatap segerombolan mahasiswi yang baru saja datang memesan makanan.

Defian memutar kedua bola matanya malas. Selalu saja sahabatnya itu mata keranjang. Defian harus banyak-banyak bersabar menghadapi tingkah Alvaro yang kelewat sinting itu. Daripada meladeni ucapan Alvaro yang unfaedah Defian memilih untuk mengeluarkan sebungkus rokoknya dari dalam saku.

"Bos bagi satu lah," Pinta Alvaro

Defian langsung memberikan rokoknya pada Alvaro. Semenjak kepergian ibundanya Defian begitu aktif untuk merokok. Bahkan sekarang merokok itu sudah menjadi rutinitasnya. Dia masih bersyukur karena Tania tidak melarangnya. Ah berbicara soal Tania membuatnya rindu pada gadis itu.

"Par ntar kayaknya gue mau nyamperin Tania deh," Ucap Defian disela aktivitas merokoknya

"Terus gue ditinggalin sendiri gitu," Sahut Alvaro

"Ya kalo lo mau ikut sih tinggal ikut aja," Ucap Defian

"Bos perasaan baru dua hari deh si bos ldr ini kenapa udah gakuat banget sih nahan rindunya," Cerocos Alvaro

"Gausah keras-keras anjir," Semprot Defian. Menginjak kaki Alvaro.

Bukannya takut justru Alvaro semakin terbahak. Lucu gitu menggoda Defian seperti tadi. Apalagi menggodanya di tempat umum.

"Ldr beda kabupaten berasa ldr surga neraka ya bos hahaaha," Ledek Alvaro

"Terserah lo par," Sahut Defian cuek. Tidak mau meladeni kegilaan Alvaro.

"Bos tolong ambilin tissue di sebelah lo dong," Pinta Alvaro

"Ogah!" Sahut Defian. Pasalnya di sebelahnya itu ada banyak cewek yang sedang menatapnya secara terang-terangan membuat dirinya risih sendiri.

Alvaro memutuskan untuk mengambil sendiri. Belum sempat dia menyentuh satu box tissue itu, ternyata sudah ada satu tangan yang menyodorkan tissue itu padanya. Alvaro yang memang notabennya kebanyakan gaya, dengan songongnya lelaki itu berbicara terima kasih menggunakan bahasa Thailand.

"Khab khun ka," Sahut Alvaro dengan gamblangnya

Tindakan Alvaro barusan berhasil mengundang tawa segerombolan cewek-cewek itu. Bahkan Defian yang mendengar ucapan nyeleneh yang keluar dari mulut Alvaro langsung memakai topi hoodienya untuk menyelamatkan diri agar tidak menanggung malu lebih banyak lagi.

BLACKFIRE II [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang