Baikan yuk

758 57 19
                                    

~Happy Reading Guys~

Vote, comment and share yaa ke temen-temen kalian

\\\___________________________\\\

Semenjak kejadian tadi di kampus, membuat Tania harus berfikikir keras untuk mencari cara agar Defian mau memaafkannya. Kemudian gadis itu memutuskan untuk datang ke kontrakan, siapa tau disana ada Defian. Tak butuh waktu lama mobil Tania sudah tiba di depan kontrakan. Tania tersenyum senang ketika menyadari bahwa disana sudah ada motor Defian yang terparkir asal di depan kontrakan. Tania sekarang hanya mengenakan baju tidur lengan panjang dan balutan hijab segi empat berwarna hitam. Tania yang hendak masuk ke dalam kontrakan menghentikan langkahnya ketika melihat abangnya yang sibuk telfonan dengan Caroline.

"Dasae bucinnn gatau tempat," Cibir Tania mendekatkan wajahnya pada wajah abangnya membuat sang empu terlonjak kaget.

"Hobi banget sih bikin abang spot jantung," Celetuk Adrian mendorong kening Tania dengan telunjuknya.

"Kak Def ada nggak bang?" Tanya Tania

Sebelum menjawab pertanyaan adeknya, Adrian menyimpan ponselnya terlebih dulu ke dalam kantong celananya.

"Ada tuh di dalem. Masih marahan?" Tanya Adrian menatap wajah adeknya yang sedikit muram

"Masih lah. Tau deh biarin aja ntar juga baikan lagi," Sahut Tania mencoba untuk tetap tenang

Adrian terkekeh pelan. Dia tidak menyangka bahwa adek yang dulu dia anggap masih kecil sekarang sudah tumbuh menjadi seorang remaja dewasa dengan pemikiran yang dewasa pula.

"Peluk abang sini," Celetuk Adrian merentangkan kedua tangannya

"Aaaaa sayang banyak-banyak sama abang deh," Rajuk Tania berhambur ke dekapan abangnya

"Btw abang belum mandi loh dek, kamu nggak ngerasain bau-bau apa gitu," Celetuk Adrian

Tania mengendus-endus ketek abangnya. Lalu dengan gerakan cepat Tania hendak melepaskan pelukannya namun bukannya melepaskan justru Adrian semakin memperkuat pelukannya.

"Abaang huhh huhh lepasinn gabisa napas begoooo huhhh," Ucap Tania

Merasa kasihan melihat adeknya yang kesusahan nafas membuat Adrian melepaskan pelukannya. Penampilan Tania sekarang jauh dari kata rapi. Lihat saja jilbabnya sudah tidak terbentuk dengan sempurna itu semua akibat tingkah abangnya yang minta disantet. Tania memutuskan untuk masuk ke dalam kontrakan menemui Defian. Tenyata disana Defian sedang memainkan ponselnya dengan menjadikan pantat Viktor sebagai bantal.

"Kak Def," Panggil Tania dengan suara pelan

Defian tak mau menyahut. Viktor jadi ikut kesal sendiri alhasil lelaki itu dengan sengaja menggerakkan pantatnya membuat Defian bergerak tak nyaman. Dengan kurang ajarnya tangan besar Defian menepuk pantat Viktor dengan keras.

"Ck apaan sih lo," Ketus Defian menatap malas Tania

Tania mengerucutkan bibirnya kesal. Dia langsung merampas paksa ponsel Defian karena sedari tadi lelaki itu selalu fokus pada ponselnya.

"Aku mau minta maaf sama kakak," Sesal Tania

"Dimaafin." Sahut Defian berdiri hendak berlalu darisana. Tania yang melihatnya langsung membuntuti Defian dari belakang. Tidak peduli lagi jika semua orang yang ada disana menertawakannya.

Defian sekarang sedang menyibukkan diri membuat coretan yang Tania sendiri tidak tau dengan apa yang sedang dilakukan kekasihnya itu. Tania memilih untuk diam tak banyak bicara. Kedua mata gadis itu tetap setia melihat tangan Defian yang sibuk melukis sesuatu.

BLACKFIRE II [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang