[PSB : Part 38]

205 34 5
                                    

"Mungkin,bisa saja tanda gemini itu bukan si kembar yang dimaksud" Jinhyung mengambil kertas gambar gemini tersebut.

"Maksudnya??" Semua nampak kebingungan mendengar perkataan Jinhyung,Jinhyung mengambil beberapa foto dari TKP.

"Ayo kita ke tkp sekali lagi,setelah Tuan Kang dimakamkan" Jawab Jinsoo bersemangat

"Kenapa haneul meminta pemakamannya cepat di selesaikan?" Yah opini mereka semakin membuat curiga karena Tuan Kang dimakamkan dengan cepat.

"Kenapa dia tidak menunggu hasil otopsi? Apa ada yang dia sembunyikan?" Haneul menimbulkan semua kecurigaan.
.
.
.
.
.
.
.
Mereka menghadiri pemakaman Tuan Kang bersama,namun saat sampai disana,mereka bertemu dengan Haneul yang sibuk menyalami para pelayat.

"Oh kalian datang ternyata" Haneul menghampiri mereka dengan wajah tersenyum lebar.

Jaemin dan Jinhyung tidak bisa berhenti curiga pada Haneul,Jinsoo bahkan berbisik pada Jinhyung di sampingnya.

"Ayahnya baru saja meninggal dan dia kelihatan sangat bahagia" Bisik Jinsoo

Setelah memberi salam dan memberi doa kepada Tuan Kang,mereka duduk di meja,minum soju dan beberapa makanan yang biasa disajikan di saat melayat.

"Aku pergi ke kamar mandi dulu" Jinhyung buru-buru ke kamar kecil,begitu dia masuk ke dalam. Seseorang juga masuk ke kamar kecil,

"Kenapa kau menelponku?" Jinhyung yang hendak keluar,berhenti sebentar, dia tahu menguping itu salah,namun suara itu terdengar tidak asing.

"Surat? Aku masih belum menemukannya,apa kau pikir semudah itu aku menemukannya?"

"Ya itu maksudku,aku tidak tau ayah menyembunyikan surat itu dimana, tenang saja,aku akan segera mencari surat itu setelah ini,aku tutup" orang itu pergi setelah menutup teleponnya, jinhyung melihat jam tangannya,lalu ikut keluar,dia kembali ke tempat pelayat.Jinhyung menoleh ke kanan dan ke kiri,

"Kau mencari siapa?" Tanya Jinsoo

"Ah tidak mencari siapa-siapa,setelah ini kita ke TKP langsung saja bagaimana?"
.
.
.
.
.
.
.
"Aku lapar sekali,sampai kapan kita harus disini?" Mina mengeluh kelaparan,hampir seharian mereka berada di ruangan itu.

"Sampai situasi di atas mereda,biar aku yang lihat keadaan,kau disini saja" Minhee berjalan menuju ke pintu,namun dia berhenti untuk melihat keadaan Yuri.Minhee membuka pintu dan menemukan Yuri dalam keadaan yang terkulai lemas, tidur menghadap tembok.

Minhee lalu menutup pintu nya, dan mengunci nya agar Yuri tidak berusaha kabur. Saat Minhee menutup pintu,Yuri bangun dan mengintip lewat lubang kunci,dan akhirnya Yuri tahu jalan keluar nya.

"Aku harus keluar dari sini secepatnya"
.
.
.
.
.
.
.
Minhee dengan hati-hati keluar dari sana,menoleh ke sana dan kemari. Dan masuk ke dalam rumah,ya rumah sangat sepi karena Haneul ada di tempat pelayatan,Minhee pergi ke dapur mengambil beberapa roti, gimbap dan juga air mineral. Mereka memang menyetok banyak makanan di kulkas,baru saja Minhee akan keluar. Haneul pulang ke rumah, Minhee tidak bisa mengabaikan rasa terkejutnya.

"Dari mana saja kau?" Tanya Haneul

"Paman pulang cepat?" Tanya Minhee khawatir,dibalik wajah datarnya tersimpan sebuah ketakutan.

"Apa kau dan saudaramu yang melakukannya?" Tanya Haneul tiba-tiba.

"Apa yang paman maksud?"

"Kau tahu aku sudah melindungimu sampai saat ini dan kau tidak mau jujur padaku? Jangan sampai kalian terlihat atau ada yang tahu identitas kalian" Ancam Haneul,yah Haneul sebenarnya orang yang sangat menakutkan,Minhee dan Mina sering dipukuli oleh Haneul saat kecil memberikan trauma yang cukup dalam sampai sekarang.

Haneul masuk ke ruangan Tuan Kang, Minhee melihatnya namun dia tidak peduli,dia pergi ke ruang bawah tanah.

"Dimana ayah menaruh surat wasiat itu?" Haneul mengacak-acak ruangan milik Tuan Kang,membuka laci-laci untuk menemukan surat wasiat.
Namun Haneul tidak menemukan apa-apa disana.....

"Kau sedang mencari apa?"
.
.
.
.
.
Mereka berjalan menuju rumah Tuan kang,karena mereka berjalan,waktu yang ditempuh tentu lebih banyak.

"Aku masih curiga kepadanya" Jaemin masih memikirkan ekspresi Haneul, sedangkan Jinhyung masih mencerna suara yang tadi dia dengar di toilet tanpa memberi tahu siapapun.

"Kenapa? Maksudmu sekarang kau menduga Haneul pelaku nya?" Tanya Jinyoung

"Bukan seperti itu,ah sudahlah tidak ada gunanya berbicara dengan orang tua" Jaemin kesal,dia menyembunyikan tangannya dan memalingkan wajahnya.

"Hey, siapa yang kau bilang tua?!" Amarah Jinyoung meledak ketika Jaemin mengeluarkan kata-katanya yang tidak berperikemanusiaan.

"Paman lah,lalu siapa lagi? Jinhyung? Jinsoo?" Bukannya meredakan,hal itu seperti  menyiramkan minyak gas pada sebuah api yang menyala.

"Wah wah,kau dan Jinhyung benar-benar mirip,sama-sama menyebalkan dan kasar" Jinyoung menuding wajah Jaemin dengan muka yang merah padam. Jinhyung masih diam dan mencerna,membuat semua orang bingung melihatnya.

"Hei jinhyung,kenapa kau bengong seperti itu?" Tanya Pak Kim memukul pundak Jinhyung guna menyadarkannya.

"Ah tidak,ayo kita cepat pergi saja" mereka mempercepat jalan mereka,hingga mereka akhirnya sampai kesana.

"Ah kalian kemari lagi? , mau memeriksa ruangan Tuan Kang lagi?"

"Iya,ada beberapa barang bukti yang kami tinggalkan" Jawab Pak Kim, mereka ditemani satpam menuju ke ruangan Tuan Kang,namun....

"Kau sedang mencari apa?"
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG

Maaf agak dikit ceritanya,lagi gak mood ngetik sih,maaf ya
Mohok vote dan komennya
Terima kasih

✓ PSYCOPATH BOYFRIEND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang