[PSB : Part 2]

1.8K 121 1
                                    

Jangan diem- diem aja dong
Jangan jadi silent readers
Kalo gak ada yang vote cerita ini mendingan aku unpublish aja, meskipun yg baca cuma satu gapapa kok.

*****************************
BRAAKKK

DORRRR

"SEMUA!!! JANGAN BERGERAK!!! ANGKAT TANGAN KALIAN DIATAS!!!"

Polisi datang dan langsung menyerbu masuk ke tempat itu,semua penonton panik,Polisi menangkap panitia,pemilik cafe dan juga peserta,Jinhyung berusaha kabur dan sempat melawan,namun dia sudah di todong senjata api dan membuatnya tidak bisa berkutik, dia menghela nafasnya.

Namun Mint berhasil kabur dari kejaran polisi lewat penonton yang berdesakan.
.
.
.
.
.
"Acara ini ilegal? Yang benar saja" Jinhyung mengacak rambutnya dengan frustasi kala ia digelandang ke kantor polisi bersama panitia dan juga peserta lain.

"Apa aku tidak boleh langsung keluar?" Tanya Jinhyung pada salah satu polisi yang berada di depannya.

"Peserta gulat bebas Song Jinhyung, pelajar berusia 16 tahun, dibawah umur harus di jemput oleh orang tua atau wali, Kami tidak akan menghukummu karena kau masih di bawah umur,Kami akan menghubungi orang tua mu untuk segera menjemputmu,dan kau juga memiliki beberapa catatan yang pertama memukul kawan sekolahmu, memukul beberapa orang dewasa,dan juga ikut-ikutan dalam tawuran,kau sudah beberapa kali masuk ka kantor polisi ini nak,Apa kau tidak bosan?"

Tanya polisi itu sambil mengetik laporan komputer di depannya,dia meraih gagang telepon warna putih tulang dan memencet tombol.Jinhyung hanya bisa pasrah saat masalah ini datang kembali,dia tahu pasti bahwa Jinyoung akan marah besar padanya.

"Phoenix ha?" Suara yang tidak asing muncul dan membuat Jinhyung menoleh,Jinsoo muncul dengan seseorang di belakangnya, siapa lagi kalau bukan Ayahnya yang kini terlihat menakutkan,tatapan yang sudah sering Jinhyung lihat membuat Jinhyung meneguk saliva nya.

"Maaf Pak Polisi,saya ingin menjemput anak saya Song Jinhyung" Jinyoung memasang senyum palsu nya dan itu semakin membuat Jinhyung bergidik ngeri.

"Anak bapak terlibat dalam lomba pertarungan bebas ilegal dan seperti nya ini kedua kalinya dia mengikuti lomba ini,dan juga kami kehilangan jejak beberapa peserta yang berhasil kabur lewat penonton"Jinyoung mendengarkan perkataan Polisi itu dengan seksama sambil menata senyum palsu,tidak lama kemudia mereka keluar dari kantor polisi.

Kondisi Jinhyung sebelumnya memang cukup memprihatinkan, lebam di sekujur tubuhnya,darah di pelipis dan juga sudut bibirnya membuat kesalahan itu semakin jelas.

"Jadi selama ini,kau membohongi Ayah?" Tanya Jinyoung tegas,Jinhyung hanya menundukkan kepala nya sambil membawa tas nya dia mengalihkan pandangannya,Jinhyung tidak menjawab pertanyaan Ayahnya hingga mereka sampai ke rumah.

Arin yang mengetahui hal itu langsung menghampiri Jinhyung dan melihat keadaannya.

"Apa kau baik-baik saja?Ibu akan mengambilkan kotak obat,tunggu ya" Arin langsung bergegas mengambil kotak obat,Jinyoung hanya diam dan langsung duduk di sofa.

"Maaf kan aku" Suara Jinhyung yang bergetar membuat semua orang di dalam rumah menoleh.
Arin yang mengobati Jinhyung juga ikut menoleh dan berhenti sejenak.

"Sehari saja kau tidak membuat masalah,bisa kan?? Tahan emosi mu itu,tahan hasrat mu untuk tidak memukul orang,kau tidak pernah membuat ku bangga atau keterampilan mu itu membuahkan hasil,apa tidak bisa kau contoh Jinsoo?"

"Kan aku sudah bilang maaf, kenapa Ayah malah mengungkit itu lagi?!Aku dan Jinsoo itu berbeda!!! Jinsoo selalu mendapatkan pujian sedangkan aku tidak pernah dapat satu pujian pun dari Ayah!! Kenapa?! Apa karena aku tidak mirip denganmu?!!" bentakan Jinhyung tersebut langsung membuat Jinyoung naik darah dan Jinhyung mendapatkan satu tamparan di pipi nya yang sudah lebam.

✓ PSYCOPATH BOYFRIEND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang