[PSB : Part 44]

199 29 6
                                    

"Heyy!!! Berhentii!!" Dan benar saja Mina langsung dikejar oleh semua orang termasuk Jinhyung,Jinsoo dan Jaemin. Minhee dengan mudah nya masuk dan mencari surat itu ke semua sudut ruangan.

"Ini dia...." Baru saja Minhee membuka surat itu,dia menaruh kembali surat itu ke tempatnya.

"Inikah yang dinamakan sayang?" Mata nya berkaca-kaca,dia masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat,Minhee melihat cincin Mina yang tergeletak di meja dalam plastik zip.

Tanpa pikir panjang,Minhee langsung mengambil cincin itu lalu pergi dari sana.
.
.
.
.
.
.
.
"Wah gesit sekali dia" Jinyoung dan Pak Kim menyerah untuk mengejar Mina,selain usia menjadi hambatan, stamina mereka juga semakin berkurang. Hanya anak-anak muda itu saja yang sanggup mengejar,Jinsoo saja mulai tertinggal dibelakang.

"Hah.....hah....aku benci.....belariiii..." Jinsoo juga menyerah,dia terkapar di jalan dengan keringat yang membasahi seluruh tubuhnya.

"Kalori ku pasti sudah terbakar banyak sekali" Jinsoo kelelahan,namun dia masih bisa melihat Mina yang berlari di atap rumah warga seperti seorang ninja, tubuhnya sangat ringan,meloncati pagar rumah dengan mudah membuat semua orang kewalahan.

"Kau kejar dari sana,aku akan mencoba berlari di atap" Mereka tidak bisa menangkap Mina kalau mereka terus berada di bawah,Jinhyung langsung menaiki pagar meskipun agak kesusahan karena tubuhnya yang cukup berat.

"Sekarang bukan saatnya untuk pamer,kita harus mengejar dia" Jaemin berusaha menghentikan Jinhyung sebelum mereka ketinggalan jauh.

"Iya...aku tahu,sudah turuti saja perkataanku,kau pancing dia,biar aku yang menangkapnya" Mau tidak mau Jaemin menuruti perkataannya,dia mengejar Mina lewat bawah,Jinhyung lalu mengejar lewat atap,meskipun agak licin karena genteng yang memang licin,dia hampir terjatuh beberapa kali.

Jaemin berhasil mengalihkan perhatian Mina,Mina mungkin mengira lawannya hanya tinggal Jaemin,jadi Mina berhenti sebentar, dan......

BRUKKKKKKK

Jinhyung menangkap Mina yang belum membuka topeng nya,akibat hal itu,Jinhyung dan Mina jatuh di depan rumah tetangga diatas rumput yang tebal,beberapa genting jatuh ke bawah lalu pecah jadi beberapa bagian.

"Kau sekarang tidak bisa lari" Jinhyung menangkap kedua tangan Mina,Jaemin juga segera mencari jalan masuk,namun tidak semudah itu,Mina melawan dengan menendang Jinhyung hingga terjatuh.

Praaaakkkk

Genting yang baru terjatuh itu langsung mengenai bahu sebelah kanan Mina hingga berdarah,Jaket berwarna putih itu berubah menjadi warna merah di bagian kanannya, kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Jinhyung,Jinhyung mencoba meraih topeng milik Mina dan akhirnya wajah nya terlihat.

"Mi.....mina.." Jinhyung masih terpaku disana,penghuni rumah yang mendengar suara langsung bangun dan membuka pintu,Mina yang panik langsung melemparkan potongan genting yang jatuh itu ke arah Jinhyung,potongan genting itu membuat beberapa luka di lengan Jinhyung,Penghuni rumah yang melihat langsung berteriak lalu membantu Jinhyung,Mina langsung pergi begitu saja.

"Hei nak,kau tidak apa-apa??" Pasangan suami istri paruh baya itu membantu Jinhyung berdiri,tangannya berdarah namun Jinhyung masih membungkuk untuk meminta maaf.

"Kami minta maaf sudah menjatuhkan beberapa genting rumah anda pecah karena saya"

"Tidak apa-apa,tapi ada apa ya??" Tanya kepala rumah tangga yang nampak kaget.

"Ah kami mencoba menangkap pembunuh berantai,kalau begitu besok kalian bisa datang ke kantor polisi untuk meminta pertanggung jawaban atas genting yang rusak" Kata Jinhyung sambil memegang tangannya yang berdarah.

"Ah tidak perlu,cuma beberapa genting saja,semoga pembunuhnya segera tertangkap ya,jangan lupa obati lukamu" Ibu paruh baya itu nampak lebih khawatir dengan keadaan Jinhyung daripada genting yang jatuh.

"Baiklah saya permisi dulu,maaf mengganggu tidur kalian" Jinhyung segera pergi dari sana,namun dia menyadari kalau Mina terluka,ada darah yang menetes di jalan,Jinhyung mengikuti tetesan darah itu namun hanya ada Jaemin disana.

"Aku kehilangan dia,maafkan aku, kau tidak apa-apa?? Seperti nya pembunuh itu berdarah di bagian bahu nya" Jawab Jaemin,dia kesal karena telat menangkap Mina,karena dia harus berputar sebelum bisa menangkap Mina.

"Kita memang tidak menangkap nya,tapi aku melepas topeng nya"
.
.
.
.
.
.
.
"Cincin mawar nya hilang!!" Jinsoo panik saat tahu Cincin mawar platinum itu hilang,Jinyoung dan Pak Kim langsung ikut mencari.

"Aku tidak menemukannya dimana-mana,apa jangan-jangan si jaket hitam hanya mengambil cincin? Bagaimana dengan surat wasiat Tuan Kang?" Tanya Pak Kim bingung.

"Suratnya masih ada disini,dia tidak mengambilnya"
.
.
.
.
.
.
Keesokan hari nya....

Mereka menyerahkan sample darah milik Mina dan juga sample rambut yang ada di topeng anubis itu ke tempat tes pencocokan,tes itu memakan waktu cukup lama.

"Sementara kita menunggu hasil Tes mereka berdua,kalian pergi sekolah dulu,Aku dan Pak Kim akan kerumah Tuan Kang" Jinyoung bersiap-siap menenteng tas peralatan miliknya, Pak Kim juga tidak lupa membawa pistol nya sebagai jaga-jaga.

"Ada urusan apa disana??" Tanya Jinhyung yang baru selesai memakai seragam,semalam hanya Jinhyung yang tidak pulang dari kantor polisi,Jinsoo dan Jaemin memilih pulang kerumah karena seragam mereka tertinggal.

"Entahlah,katanya Pak satpam ingin menyerahkan sesuatu,tapi dari semalam dia tidak bisa dihubungi, jadi lebih baik kita kesana" Jinyoung sudah siap,mereka berangkat terlebih dahulu ke rumah Tuan Kang,begitu pula dengan Jinhyung yang berangkat sekolah terlebih dahulu,dia masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat,tangan Jinhyung hanya di beri kapas dan hansaplast,untung saja luka itu tidak terlalu dalam sampai membutuhkan jahitan,tapi Jinhyung khawatir dengan bahu Mina.

Entah sebuah keberuntungan atau kebetulan,Mina dan Minhee tepat di depan Jinhyung,Jinhyung melihat bahu Mina dan nampak baik-baik saja. Mina bahkan menenteng tas yang cukup berat di bahu sebelah kanannya.

"Aneh....apakah luka itu bisa sembuh dalam waktu semalam?"

Kemarin Malam.....

"Kau tidak apa-apa??" Minhee langsung menghampiri Mina yang berdiri di pagar belakang rumah nya,dia tidak sanggup memanjat pagar seperti biasanya,bahu nya sangat sakit.

"Aku tidak apa-apa,hanya luka sedikit" Jawab Mina.

"Dimana topengmu? Apa dia mengambilnya??" Tanya Minhee khawatir,Mina hanya mengangguk.

"Bagaimana dengan surat wasiatnya? Apa kau sudah mendapatkannya?" Tanya Mina dan Minhee menggeleng.

"Kenapa kau tidak mengambilnya?? Apa kau tidak takut dengan paman??" Tanya Mina panik,karena misi mereka gagal.

"Warisan itu....ternyata separuh nya di serahkan ke rumah sakit,dan separuhnya lagi....adalah kita..." Jawab Minhee frustasi.

"Apa???!!!"
.
.
.
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG

Jangan lupa vote dan komennya
Terima kasih
Komen dan vote kalian selalu bikin aku semangat buat nerusin cerita nya lohhhh
Gak kerasa hampir ending yahh
Kira-kira Mina dan Minhee bakalan jadi baik gak ya??

✓ PSYCOPATH BOYFRIEND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang