Memilih

1.1K 115 0
                                    

Samael merasa bahwa rumah ini terlalu sepi, jadi dia berpikir bahwa Lola dan Tivana belum kembali.

Jadi, dia membuka ponselnya dan menelpon Tivana untuk membuatnya tidak terlalu khawatir.

Menunggu beberapa detik, akhirnya panggilan dijawab: "Halo? Tivana, kau dimana?"

"Samael! Dimana kau sekarang? Kau tidak mengalami kejadian yang mengerikan bukan? Apa yang terjadi pada perusahaanmu? Terlebih lagi, ada berapa banyak rahasia yang kau sembunyikan dariku?"

"Stop! Stop! Jangan bertanya lagi. Aku akan menjawab semua pertanyaanmu nanti saat kau kembali. Yang penting saat ini adalah, aku sudah kembali kerumah, rumahmu. Masalah perusahaan, untuk saat ini sudah terpecahkan."

Samael berkata dengan tenang, tapi dia sangat senang melihat bahwa Tivama sangat khawatir tentang keadaanya.

"Untuk saat ini? Apakah belum terpecahkan semuanya?"

Samael menghela nafas dan berkata: "Ya, ini lebih rumit dari dugaan. Jika kau ingin tahu lebih lanjut, akan kujelaskan nanti. Ngomong-ngomong, apakah kau dan Lola masih di Mal?"

"Tidak, kami saat ini sedang menuju ke MIAA cabang Washington. Sepertinya Lola dipanggil kesana berhubung International Frédéric Chopin Piano Competition akan dimulai dalam 2 hari lagi."

"Begitu? Jadi, kira-kira sampai kapan?"

"...Mungkin kita akan kembali saat malam. Waktu spesifik, aku tidak tahu. Maaf."

"Tidak apa-apa, tapi hati-hati oke? Jangan sampai terjerat oleh laki-laki sialan di malam hari."

"Oke oke. Sampai jumpa, sayang."

"Ah, akan kutunggu kalian berdua disini." Menutup panggilan, Samael mengerutkan kening karena mencium bau darah.

Melihat kebawah, dia melihat bahwa ada jejak darah di sepatunya. Mungkin darah dari "adik" Jack.

"Ini menjijikkan..." Samael segera membuka sepatu itu dan membuangnya ke tempat sampah.

Setelah itu, dia pergi ke kamar mandi dan mencuci kakinya. Setelah beberapa menit, dia keluar.

"Kakak masih tidak terbiasa dengan darah?" May tiba-tiba muncul di pundak Samael.

Samael mengerutkan kening dan berkata: "Bukannya aku tidak terbiasa dengan darah. Bisa dibilang, bahkan jika ada pembunuhn terjadi didepanku, aku tidak akan muntah kau tahu?"

"Pewarisan Lucifer?" tanya May, dan Samael mengangguk dan berjalan menuju sofa.

Duduk di sofa dan bersantai, Samael berkata: "Pewarisan Lucifer sudah termasuk pengalaman hidupnya yang penuh darah. Tapi, aku masihlah masyrakat modern bahkan di kehidupan sebelumnya. Meskipun aku tidak takut membunuh, tapi untuk melakukan pembunuhan, itu rasanya tidak termaafkan bagiku."

May tiba-tiba muncul di atas kepala Samael dan berkata: "Itu masalah psikologis. Ini adalah masalah antara bawah sadar Kakak dan kesadaran Kakak itu saling berlawanan. Meskipun alam bawah sadar Kakak sudah terbiasa akan darah dan bahkan pembunuhan, kesadaran Kakak menolak hal ini, ini wajar. Sekarang May tahu kenapa Kakak tidak membunuh Jack itu tadi."

"Membunuh orang, aku rasa masih terlalu jauh untukku saat ini. Mungkin jika ada impuls eksternal, aku bisa menghilangkan masalah ini."

May mengangguk dan tiba-tiba muncul lagi pundak Samael: "Lupakan tentang pembunuhan itu Kakak. Masalah Jack belum selesai. Jika Jack belum kalah baik itu dalam status atau kekayaan, Kakak dan Queena akan dihantui olehnya. Jadi, kita harus memikirkan pembentukan perusahaan secepatnya."

Samael tahu ini dan mengerutkan keningnya lagi. Dia saat ini hanya memiliki modal sekitar US $ 900 juta. Untuk membentuk sebuah perusahaan, itu masih jumlah kecil di Amerika ini!

Buku PermintaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang