Pergi ke Rumah Kepala Sekolah

1.2K 129 5
                                    

Suara dingin dan tanpa emosi yang membuat siapun yang nendengarnya akan merasa di gunug alphen !!!

Samael yang mendengar ini terkejut sesaat sebelum meminta maaf: "Maaf Kepala Sekolah, kukira Anda adalah Ohlsson yang menelponku tadi. Jadi, ada apa Kepala Sekolah memanggilku pagi-pagi begini?"

"Pergilah kerumahku dan bantu aku bermain musik." Samael akhirnya ingat bahwa dia memang berjanji akan membantu Kepala Sekolah ini untuk bermain Musik.

Tapi dia tidak menyangka bahwa Kepala Sekolah Dingin + Prmbawa Kesialan ini akan secara terang dan langsung untuk menghubinya di pagi hari !!!!

"Siswa Samael, apa kau masih disana." Samael kembali ke kesadaran dan mendengar suara Kepala Sekolah ini.

'Tanpa Emosi, dan aku merasa bahwa aku tidak mendengar suara tanya dari nadanya tadi !!!' Samael tersenyum pahit.

"Aku masih disini. Baiklah, aku akan kesana. Tapi biarkan aku sarapan dulu, juga, kirimkan alamat Kepala Sekolah lebih spesifik."

"Baiklah." dan suara [Tut, Tut, Tut...] berbunyi.

Samael meletakkan ponselnya dan menghela nafas. Dia terlalu banyak memiliki kegiatan baru baru ini.....

Kemudian bunyi [Ding] terdengar dan Samael melihat bahwa Kepala Sekolahnya mengirim Share Lock padannya.

Di saat Samael melihat tempat tinggal Kepala Sekolah, Helina bertanya dengan penasadan: "Ada apa Samael, kenapa Kepala Sekolahmu memanggilmu?"

Ini adalah pertama kalinya dia melihat bahwa Samael mendapat panggilan dari Kepala Sekolahnya!

Bahkan Dosen Universitas tidak pernah menelpon Samael, dan sekarang malah Kepala Sekolah yang menelpon!

'Bukankah tingkat kenakalan Samael sudah kelewat batas?' Helina yang memiliki pikiran seperti ini segera menatap Samael dengan pandangan marah!

"Tunggu, Tunggu, aku tidak tahu apa yang ibu pikirkan tadi, tapi aku yakin bahwa itu bukan hal yang baik!"

"Biar aku luruskan, Kepala Sekolah menelponku hanya untuk membantunya bermain musik, itu saja!"

Samael yang tidak mendapat kerja sama dengan May kali ini, harus menjelaskan secara singkat, padat, dan jelas pada ibunya yang akan masuk ke mode marah.

Mendengar ini, Helina kembali ke mode tenang dan tersenyum lembut sambil mengangguk.

Ririca yang melihat perilaku keduanya merasa lucu, jadi dia memukul kaki Samael dari bawah meja ringan.

"Ada apa Ririca?"

"Tidak, tapi Paman Leo mengajakku untuk secara aktif melatih aktingku. Jadi Kakak, aku ingin kau mengajariku akting menipu !!!"

"Kenapa menipu?"

Ririca tersenyum nakal: "Bukankah Kakak sudah menipu banyak wanita ???"

"Uhuk, Uhuk....sepertinya skrup di mulutmu sudah mengungguli Tilina bukan? Percaya atau tidak, aku akan menendangmu dari kamarku jika kau ingin tidur bersamaku!"

Sayangnya peringatan Samael hanya diberi juluran lidah oleh Ririca.

"Sungguh, kalian pagi-pagi sudah bertengkar. Bisakah kalian lebih tenang?"

"Pagi, Tilina."

"Pagi Ibu, Ririca, Kakak Sam, dan adikku yang paling imut Finri." Tilina memberi ciuman selamat pagi di pipi semua orang, termasuk Samael.

Samael hanya menyuapi Finri, sekaligus memakan pancakenya. Bisa dibilang, hampir setengah pancake dimakan Loli besar keluarga Duodere.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Samael berdiri dari kursi dan berkata: "Jangan lupa persiapkan untuk pindah ke rumah Tivana. Oke, aku harus cepat-cepat ke rumah Kepala Sekolah, Bye."

Samael memberi semua anggota keluarganya ciuman di pipi dan segera pergi dengan cepat.

Melihat kepergian Samael, Tilina bergumam sangat rendah: "Aku yakin, Kepala Sekolah itu cantik. Jika tidak, mana mungkin Kakak akan sebegitu antusias."

Tapi sayangnya ada alasan lain kenapa Samael pergi lebih cepat.....

---------------

"May, katakanlah, apakah ini fenomena magis? Kenapa aku merasa, bahwa jika aku melangkah lebih jauh kedepan, akan ada sesuatu yang menimpaku?"

"Itu....bukan fenomena magis Kakak. Alasan kenapa Kakak merasa seperti itu, karena sesuatu didepan adalah hal yang bertolak belakang dengan Kakak !!!!"

Saat ini, Samael berada didepan rumah dari kompleks perumahan elit seperti milik Tivana. Tapi bedanya, rumah didepannya lebih kecil dibanding milik Tivana.

Rumah didepannya, adalah rumah dari Kepala Sekolah Samael !!!

Samael akhirnya maju selangkah demi selangkah sambil mengamati sekelilingnya.

Jika ada seseorang yang melihat ini, maka Samael akan langsung ditangkap karena dicurigai sebagai perampok !!!!

Tiba-tiba.....

Saael merasakan ada bahaya dari atas, jadi dia menggeser tubuhnya ke samping dan....

Bang !!!!

Sebuah pot bunga keramik jatuh tepat di sebelah Samael yang berjarak 20 cm !!!!!

Melihat keatas, Samael melihat arah jatuh pot bunga itu seharusnya persis diatas kepalanya, tapi karena ada sebuah baja yang panjangnya lebih beberapa cm milik atap garasi luar, arah jatuh pot bunga tergeser beberapa cm dari kepala Samael !!!!

"Lihat !!! Aku katakan, akan ada sesuatu yang akan menimpaku jika aku maju !!! Jika bukan karena keberuntunganku plus refleks, itu akan tertimpa itu langsung dikepalaku !!!"

"Tenang Kakak !!!! Ini hanyalah murni kesialan! Bahkan jika tidak ada keberuntungan Kakak, Kakak pasti sudah merasakan akan adanya gerakan jatuh ini bukan?"

"Tapi aneh, waktu itu saat Kakak, Tivana, dan Lola bertemu dengan Kepala Sekolah ini, kenapa tidak ada kesialan yang menimpa Kakak?"

"May sialan! Apa kau berharap aku tertimpa kesialan waktu itu !!!!" Samael mencubit pipi May dengan keras.

May menjerit minta maaf dengan air mata keluar dari matanya.

Samael akhirnya tenang dan melepas cubitannya pada pipi May.

May yang terbebas segera mengelus kedua pipinya dan menatap Samael dengan marah!

"Apa yang terjadi...Oh? Kau akhirnya datang...Ada apa? Kenapa kau menatapku seperti itu."

Kepala Sekolah muncul dengan memakai pakain Sabrina berwarna putih yang membuat bagian pada leher hingga pundaknya terlihat, dan membuat bagian dadanya yang besar menjulang kedepan.

Dengan digabung oleh rok mini Boohoo - Wrap Tie Woven yang berwarna hitam bercorak bunga, hal ini membuat Kepala Sekolah ini memperlihatkan kaki panjangnya yang indah dan halus.

Samael harus mengakui bahwa Kepala Sekolah memang cantik dan seksi, tapi kesialannya terlalu menakutkan!

Dia terlalu meremehkan kesialan dari Kepala Sekolah!

Buku PermintaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang