-¦- -¦- -¦- 7 -¦- -¦- -¦-

40 6 0
                                    


Pak Guru meletakan spidol di atas meja. Duduk sembari melihat anak muridnya di depan sana.

Dia menunjuk ke papan tulis. "Itu tugas kalian! Di kumpulin empat hari lagi! Telat, nggak Bapak toleransi,"

Para murid menulis kata-kata yang ada di papan tulis. Di sana berjudul "Observasi tentang kenakalan remaja" Banyak hal yang harus di tulis. Tapi beberapa anak tidak melakukan hal itu, sibuk pada kegiatannya masing-masing. Seperti contohnya tidur.

Salah satunya adalah Wahyu di belakang sana. Bersama dengan Iqbal.

"Dan kelompoknya lima orang! Kalian bikin sendiri. Bisa, kan? Bapak keluar duluan. Bapak kasih waktu buat bikin kelompok. Dua minggu lagi di kumpulin," ucapnya. Bangun berniat pergi. "Paham semua?"

"Iya, Pak!" jawab mereka lemas.

Pak Guru keluar kelas. Tidak lupa menutup pintu. Setelah beberapa langkah berjalan, kelas seketika ricuh. Semuanya otomatis bersemangat. Bangun dari kursi. Berjalan ke sana kemari.

Di belakang sana, Farhan menoleh ke belakang. Bingung melihat kedua temannya di belakang tidur lelap. "Woi! Woi! Yu! Bal!"

"Gila nih bocah berdua! Mentang-mentang sekeluarga, tidur bareng di kelas," gerutu Arya. Mereka saling tatap, memasang wajah aneh.

Farhan bangun, berdiri di samping Wahyu. Arya juga ikut bangun, namun tetap di mejanya. Lalu dengan aba-aba. Mereka dengan keras menggebrak meja milik dua orang yang masih tertidur itu.

BRAK

"Bangun woi!"

"Hah!"

"Anjir!"

Farhan dan Arya tertawa terbahak-bahak. Beberapa anak di depan sana juga ikut tertawa. Ada juga yang ikut terkejut sangking kerasnya mereka mengebrak meja. Wahyu bangun duduk, mengucek matanya. "Udah selesai, ya?"

Lain hal itu, Iqbal kembali tidur.

"Udahlah! Gila, ya! Bisa lo berdua tidur di pelajaran tuh guru. Gue yang ngantuk aja nggak bisa tidur." kata Farhan, dia kembali duduk.

Arya menjambak rambut Iqbal, memaksanya bangun. "Bangun, ndut!"

"Berisik lu berdua! Ngapain sih? Istirahat,kan? Sono pergi dah," usir Iqbal.

Wahyu menganguk, kembali berusaha tidur dengan duduk. "Iya! Udah sono lu pada,"

"Kita di suruh bikin kelompok! Obser! Bikin makalah! Lu pada mau sekelompok nggak nih?" tanya Arya. Farhan mengeleng heran, kembali menghadap ke depan. "Gue nggak yakin lu berdua denger,"

Wahyu mengintip. Penasaran. "Obser apaan?"

Arya mengeluh kesal. "Obser tentang kenakalan remaja!"

Wahyu menghela nafas. "Elah! Ribet"

Farhan kembali, dia meletakan selemar kertas berisi nama mereka masing-masing. "Nih udah gue tulis nama lu pada. Kurang satu ini, kita!"

Iqbal mengeluh. "Lu cari dah!"

"Dih! Ogah! Siapa juga yang mau masuk ke sini, Anjir! Semua juga tahu ini kelompok isinya orang tolol semua!" kata Farhan.

Wahyu dan Iqbal melirik, merasa tersinggung. "Yaudah gue yang nyari! Siapa yang mau di ajak?" tanya Wahyu. Dia bangun. Meregangkan tubuhnya.

Arya melihat ke seluruh kelas. Menunjuk ke ujung sana. "Si Fifi aja noh,"

Wahyu seketika membeku, duduk di kursinya. "Kenapa? Kok dia?"

"Kan gue udah bilang tadi kelompok ini isinya orang tolol. Butuh orang pinter di sini," serobot Farhan.

"Emang tuh cewek pinter?" tanya Wahyu.

How To Meet You [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang