Happy reading 💜
(Halmoni=nenek)
---"Huh," suara hembusan nafas Taehyung terdenger setelah kakinya sukses menapak di lantai satu.
Ia melirik ibunya yang sudah berdiri tegap di hadapan Ae-ri, bersedekap dada, tatapan angkuh. Saat itu juga Taehyung menyadari, tindakannya untuk mengajak Ae-ri berkunjung hari ini adalah kesalahan besar.
---
"Kalian berdua saling kenal? "
Dari arah dapur halmoni bertanya, ikut bergabung ke dalam lingkaran obrolan itu. Ae-ri bersyukur, karena sedikitnya dapat mencairkan suasana.
"Ouh! Kita pernah bertemu di kafe, " jawab Ae-ri tersenyum kaku. Ia menggaruk lehernya yang tidak terasa gatal.
"Kafe? "
"Ya, kita pernah makan siang bersama, " jelas Ae-ri.
Halmoni mengangguk tanda mengerti.
"Ternyata hanya aku saja yang tidak dianggap disini, Se-ji ya kenapa kau tidak pernah bilang kepadaku kalau kau pernah bertemu dengan Taehyung yeoja chingu? " komentar Halmoni.
Seharusnya sebagai Taehyung halmoni, ia merasa berhak tahu hal penting seperti ini. Mengenai kehidupan cucunya, pacarnya, keadaannya.
"Ah, itu aku mengajaknya bertemu hanya untuk memberikan am..."
"Eomma," tiba-tiba suara berat Taehyung mengintrupsi kalimat Se-ji dari arah kanan. Se-ji menoleh ke Taehyung sambil menaikkan alis kananya.
"Ye?" * ya
"Boleh kita berbicara berdua sebentar saja? "
Seketika Ae-ri mendongakkan kepalanya untuk melihat Taehyung. Se-ji mengangguk seraya tersenyum kemudian mereka berdua segera beranjak meninggalkan ruang tengah dan naik ke lantai dua.
"Apa hubungan kalian berdua tidak baik? " tanya halmoni ketika Taehyung dan Se-ji sudah tidak terlihat.
"Sedikit," Ae-ri mendekatkan jari telunjuk dan jempolnya ke hadapan halmoni, menunjukkan penggambaran sedikit.
"Sejujurnya itu hanya salah paham."
---
"Tae, kenapa kau bisa memacari gadis mata duitan itu? "
Se-ji memandangi putranya itu dengan tatapan serius, ia sama sekali tidak menyangka jika Taehyung akan berhubungan dengan Ae-ri lagi setelah insiden amplop itu.
Saat ini mereka berdua sedang berada di kamar Taehyung.
"Eomma, perhatikan ucapanmu," peringat Taehyung. Bukannya ingin membela Ae-ri, namun menurutnya kata-kata itu sedikit kasar dan tidak benar adanya.
"Wae? Woah aku tidak menyangka, Ae-ri bisa membuatmu berubah seratus delapun puluh derajat seperti ini, " Se-ji menggelengkan kepalanya tidak percaya. *kenapa
"Pengaruh gadis itu sangat besar, " tambahnya bermonolog.
Di tempatnya berdiri, Taehyung menghembuskan nafas lelah. Ia sudah menebak percakapan ini akan panjang dan sedikit menguras emosi batin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny√
Fanfiction(COMPLETED) Park Ae-ri ditugaskan untuk mengurus kafe buku komik peninggalan neneknya. Dimana, pada suatu malam ia mendapat kunjungan seorang pelanggan misterius yang mengaku ingin berteduh karena derasnya hujan. Di luar dugaan sebuah hubungan simb...