/33.00/

195 95 33
                                    

Happy reading 💜
(Halmoni=nenek)
---

"Huh," suara hembusan nafas Taehyung terdenger setelah kakinya sukses menapak di lantai satu.

Ia melirik ibunya yang sudah berdiri tegap di hadapan Ae-ri, bersedekap dada, tatapan angkuh. Saat itu juga Taehyung menyadari, tindakannya untuk mengajak Ae-ri berkunjung hari ini adalah kesalahan besar.

---

"Kalian berdua saling kenal? "

Dari arah dapur halmoni bertanya, ikut bergabung ke dalam lingkaran obrolan itu. Ae-ri bersyukur, karena sedikitnya dapat mencairkan suasana.

"Ouh! Kita pernah bertemu di kafe, " jawab Ae-ri tersenyum kaku. Ia menggaruk lehernya yang tidak terasa gatal.

"Kafe? "

"Ya, kita pernah makan siang bersama, " jelas Ae-ri.

Halmoni mengangguk tanda mengerti.

"Ternyata hanya aku saja yang tidak dianggap disini, Se-ji ya kenapa kau tidak pernah bilang kepadaku kalau kau pernah bertemu dengan Taehyung yeoja chingu? " komentar Halmoni.

Seharusnya sebagai Taehyung halmoni, ia merasa berhak tahu hal penting seperti ini. Mengenai kehidupan cucunya, pacarnya, keadaannya.

"Ah, itu aku mengajaknya bertemu hanya untuk memberikan am..."

"Eomma," tiba-tiba suara berat Taehyung mengintrupsi kalimat Se-ji dari arah kanan. Se-ji menoleh ke Taehyung sambil menaikkan alis kananya.

"Ye?" * ya

"Boleh kita berbicara berdua sebentar saja? "

Seketika Ae-ri mendongakkan kepalanya untuk melihat Taehyung. Se-ji mengangguk seraya tersenyum kemudian mereka berdua segera beranjak meninggalkan ruang tengah dan naik ke lantai dua.

"Apa hubungan kalian berdua tidak baik? " tanya halmoni ketika Taehyung dan Se-ji sudah tidak terlihat.

"Sedikit," Ae-ri mendekatkan jari telunjuk dan jempolnya ke hadapan halmoni, menunjukkan penggambaran sedikit.

"Sejujurnya itu hanya salah paham."

---

"Tae, kenapa kau bisa memacari gadis mata duitan itu? "

Se-ji memandangi putranya itu dengan tatapan serius, ia sama sekali tidak menyangka jika Taehyung akan berhubungan dengan Ae-ri lagi setelah insiden amplop itu.

Saat ini mereka berdua sedang berada di kamar Taehyung.

"Eomma, perhatikan ucapanmu," peringat Taehyung. Bukannya ingin membela Ae-ri, namun menurutnya kata-kata itu sedikit kasar dan tidak benar adanya.

"Wae? Woah aku tidak menyangka, Ae-ri bisa membuatmu berubah seratus delapun puluh derajat seperti ini, " Se-ji menggelengkan kepalanya tidak percaya. *kenapa

"Pengaruh gadis itu sangat besar, " tambahnya bermonolog.

Di tempatnya berdiri, Taehyung menghembuskan nafas lelah. Ia sudah menebak percakapan ini akan panjang dan sedikit menguras emosi batin.

Destiny√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang