/38.00/

186 85 48
                                    

Happy reading 💜

---

Hawa dingin menusuk kulit Ae-ri ketika kakinya satu langkah keluar dari kantor polisi. Merapatkan jaket tebalnya, berharap cara itu sedikit dapat mengurangi suhu dingin yang sedang menyerang tubuh rampingnya ini. Hembusan napas panjang nan lega keluar dari bibir Ae-ri. 

"Akhirnya masalah ini selesai," ungkapnya seakan beban kesehariannya berkurang satu. Bagaimana tidak, Ae-ri sudah berbaikan dengan So-mi, ibu angkatnya. Kesalapahaman mereka tuntas, tanpa ada rasa janggal membekas. So-mi meminta maaf dan berterima kasih sekaligus karena insiden hari ini. Kembalinya Tae-ho  ke sisi wanita itu sedikit bisa membuka pencerahan untuk pikiran jengah So-mi akan kehidupannya. 

Hae-won ikut tersenyum mendengar perkataan Ae-ri, "Beruntung semalam aku bertemu So-mi ajumma di kantor polisi. Tae-ho kembali dan masalah kalian juga beres," tambahnya berkomentar.

Ae-ri dan Hae-won saling melempar senyum.

"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat."

Sontak Ae-ri menoleh ke Taehyung yang baru saja berbicara dan kebetulan laki-laki itu juga sedang menatapnya. Melihat tubuh Ae-ri yang mengigigil karena cuaca dingin, Taehyung segera menggapai tangan gadis itu dan menautkan jari-jari mereka, menyalurkan kehangatan.

Di lain sisi Hae-won memutar bola matanya jengah, menatap malas pasangan lovey dovey di depannya itu. Memilih untuk menyibukkan diri, memperhatikan tempat di sekitarnya. Walaupun hanya lahan parkiran dan hujan salju di depan matanya, setidaknya ini lebih baik.

"Kemana?" tanya Ae-ri tanpa bisa menyembunyikan senyum di wajahnya. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat ketika Taehyung mengelus punggung tangannya menggunakan jempol pria itu.

Berusaha menetralkan degup jantungnya, Ae-ri berseru di detik selanjutnya, "Makan bersama?" tebaknya.

"Ayo sekarang saja, tapi aku boleh ajak Hae-won kan? " wajah Ae-ri berubah berseri ketika membayangkan jejeran menu makanan terpampang di atas piringnya, bersiap untuk di santap. Ae-ri menoleh ke arah Hae-won.

"Kau mau kan makan bersama kita? " kepulan udara yang keluar dari bibir Ae-ri menandakan udara di sekitarnya amat dingin. 

Hae-won yang sudah hendak mengiyakan ajakan Ae-ri tiba-tiba berhenti kala retinanya menangkap sinyal peringatan dari Taehyung. Pria itu menatapnya dalam seakan menyalurkan sebuah pesan rahasia melalui tatapannya itu. Hae-won tersenyum kecil, ia mengerti.

"Mian, tapi sepertinya aku tidak bisa ikut makan bersama kalian," ujar Hae-won penuh nada penyesalan. 

Senyum Ae-ri luntur, "Wae? "
*kenapa

Hae-won mengigit bibirnya, memikirkan alasan yang paling logis,
"Aku lupa ada janji dengan ibuku hari ini."

Hae-won menepuk bahu Ae-ri dua kali, "Kalau begitu aku pergi dulu, annyeong! "

Sesegera mungkin Hae-won memeluk Ae-ri kemudian melambaikan tangannya. Setelah itu tubuhnya hilang sepersekian detik. Walaupun memiliki porsi tubuh yang terbilang kecil, tapi perihal kecepatan kaki Hae-won adalah juaranya.

"Kenapa begitu terburu-buru. " komentar Ae-ri, mengamati tubuh Hae-won yang berlari kecil ke sisi sebrang jalan kemudian menyetop taksi dan masuk ke dalamnya.

"Mungkin memang dia punya janji penting," ujar Taehyung meyakinkan.

"Kaja, kita bisa mati membeku jika lama-lama berdiri disini."
*ayo

Taehyung melingkarkan lengannya ke bahu Ae-ri kemudian menuntun gadis itu ke tempat mobilnya di parkir.

---

Destiny√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang