/36.00/

186 82 46
                                    

Happy reading 💜

---

Drrtt.... Drrtt...

Khusus pagi ini bukan suara alarm yang membangunkan mimpi indah Ae-ri, melainkan getaran yang berasal dari ponselnya. Berbunyi seolah tidak ada hari esok. Manusia aneh💜. Nama yang tertera di layar ponsel Ae-ri.

Perlahan tangan Ae-ri meraba-raba sekitar kasur untuk mencari dimana ponselnya berada. Semalam ia kecapekan dan langsung tidur, tas selempang beserta isinya juga entah berhambur kemana. Setelah mendapat ponselnya, Ae-ri segera menggeser tombol hijau untuk mengangkat.

Namun belum sempat melayangkan aksi protesnya karena di bangunkan dengan cara yang sedikit tidak bisa di toleransi, Ae-ri sudah lebih dulu mendengar rentetan teriakan dari si penelfon.

"Kenapa kau tidak meneleponku semalam? "

"Apa kau ketiduran karena terlalu capek memasak? "

"Ok, aku bisa memaafkanmu, tapi setidaknya kirimkan aku pesan baby."

"Tidak, aku tidak bisa memaafkanmu. Park Ae-ri, aku akan ke kafemu sekarang."

"Yeoboseyo," sapa Ae-ri serak. Tenggorokannya masih sakit karena terlalu banyak menangis semalam. *halo

"Kau tidak enak badan? Suaramu cempreng." nada penuh selidik dari sebrang telfon. 

"Nugu?" Ae-ri tidak sempat melihat nama si penelfon tadi. Bahkan matanya  masih terpejam rapat. Ia menggunakan mode loudspeaker. *siapa

"Nugu? Ya! Aku Kim Taehyung, pacarmu."

"Bisakah kau mengecilkan suaramu? Dan aku bukan bayimu, jangan memanggilku baby!" balas Ae-ri tak kalah kuat, mengusap daun telinganya yang berdengung. Ia mulai kesal sekarang.

"Aku di bawah, bukakan pintu sekarang. "

Tut.

Ae-ri menutup panggilan itu segera. Tidak di sangka dalam hitungan detik Taehyung sudah di bawah. Ae-ri menyibak selimutnya, dengan langkah sedikit gontai ia mulai keluar kamar dan menuruni tangga. Mengucek-gucek matanya. Di depan pintu kafe, Taehyung melambaikan tangannya sambil tersenyum ke arah Ae-ri. Tangannya mengangkat sekantong plastik.

"Aku membawakanmu tteokbokki dan ramyeon! " teriak Taehyung menampilkan tampang tidak berdosanya. Sangat polos, seperti bayi suci yang baru lahir.

Ae-ri mengerjapkan matanya beberapa kali. Ketika matanya sukses terbuka dengan sempurna, satu pertanyaan terlintas di benaknya, kenapa ia bisa berkencan dengan pria seperti itu?

---

"Kenapa datang pagi-pagi buta? " tanya Ae-ri kemudian menguap. Kantuk masih melanda dirinya sekarang.

"Pagi? Ini sudah hampir jam dua belas nyonya kim, " omel Taehyung seperti bapak-bapak. Pria itu juga memanggil Ae-ri dengan sebutan sesuka hatinya.

Taehyung menaruh barang belanjannya ke meja kemudian menghampiri Ae-ri yang tengah duduk di salah satu bangku pengunjung.

"Kau mau ngapain? " Ae-ri tersentak ketika tangan dingin Taehyung menyentuh ceruk lehernya.

Saat ini Seoul sedang mengalami musim dingin, tidak heran mengapa tangan Taehyung sangat dingin dan berpakaian begitu tebal.

"Mengikat rambutmu. Aku takut melihat monster," Taehyung menyisir rambut Ae-ri menggunakan jarinya kemudian mencepol asal ke atas. Setidaknya tidak seberantakan tadi dan Ae-ri dapat sarapan dengan leluasa. Tapi sepertinya makan siang lebih cocok untuk mereka sekarang.

Destiny√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang