/9.00/

368 299 60
                                    


Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan pintu terdengar. Dari dalam ruangan, seorang perempuan dengan balutan dress merah maron tengah duduk tegak di kediamannya. Untuk sejenak, ia menghentikan aktivitas tangannya di atas keyboard ponsel.

"Masuk," ujarnya singkat.

"Permisi, saya ingin menyerahkan ini," si pengunjung berjalan mendekat kemudian mengeluarkan sebuah ponsel hitam dari sakunya. Ia menyerahkan kepada wanita di depannya dan  diterima dengan baik.

"Kau boleh keluar sekarang"

Setelah mendengar kalimat itu, si pengunjung mengangguk kemudian berbalik untuk keluar dari ruangan.

---

"Akkh..., akhirnya selesai," seru Ae-ri sambil meregangkan otot tangannya.

Krek!
Krek!

Dua kali suara tulang patah terdengar ketika Ae-ri memutar kepalanya, ke kanan kemudian ke kiri. Ngilu.

Ae-ri dan Jimin sehabis menyusun buku komik baru ke dalam raknya masing-masing. Setiap bulannya, kafe buku komik akan me-restock kembali buku komiknya. Dan sedikit bersih-bersih area kafe yang sudah penuh dengan debu. Ae-ri sendiri juga lupa kapan terakhir ia membersihkannya. Untungnya Jimin banyak membantu, Ae-ri yakin ia tidak sanggup mengerjakannya sendiri.

Jimin menolehkan kepalanya ke arah jam dinding, jam 7 malam. Seharian ini dihabiskan dengan melayani pelanggan dan bersih-bersih.

"Ini sudah waktunya makan malam, aku akan membeli jajjangmyeon di depan kafe"

Ae-ri mengangguk, kepalanya mengikuti Jimin yang melangkah sampai hilang di balik pintu.

"Aku sangat lapar...." eluh Ae-ri sambil memegangi perutnya.

---

"Oppa..... "

Sebuah panngilan lembut itu menyapa telinga Taehyung ketika tangannya menggeser tombol hijau ke samping.

"Kau sudah makan?" tanya Taehyung sambil meletakkan ponselnya di atas meja dalam mode speaker.

"Sudah, aku menelefon karena rindu," ujar Se-mi berterus terang dari seberang telfon.

"Nado," jawab Taehyung singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop di pangkuannya.

"Oh iya, jangan lupa tentang perayaan kita. Kau janji akan mengajakku piknik ke taman"

"Aku tidak akan lupa," ujar Taehyung kemudian bangkit berdiri. Ia meyampingkan laptopnya sambil berjalan ke arah dapur dengan ponselnya di tinggal di atas meja.

Taehyung mengambil sebungkus ramyeon. Tangannya sibuk membuka plastik bumbu dan memasukkan dua bungkus mie ke dalam air rebusan.

"Ngomong-ngomong kau sedang apa?"

"Memasak ramyeon untuk mak... "

"Yey, aku menang!"

Tiba-tiba sebuah seruan menghentikan kalimat Taehyung. Ia berbalik, meletakkan jari telunjuknya ke bibir, mengisyaratkan untuk mengecilkan suaranya.

"Suara siapa itu?" tanya Se-mi.

Taehyung mengatupkan bibirnya, sikap Se-mi yang cemburuan sudah bangkit lagi.

"Apa maksudmu? "

"Tidak ada siapa-siapa, seperti biasa aku selalu sendiri di apartment ini," alibi Taehyung.

Destiny√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang