/17.00/

281 217 20
                                    


Bulu kuduk Ae-ri mendadak naik, dilihatnya sekitar, hampir tujuh puluh lima persen pengunjung di restoran menatap mereka. Lebih tepatnya menatap Taehyung, laki-laki itu terlalu mencolok walau pakaiannya hanya sebatas kaos oblong putih serta dipadukan dengan celana jeans sebagai bawahan. Hanya itu. Mulai dari tatapan memuja, bisikan-bisikan, dan yang lebih parahanya ketika Ae-ri melewati meja depan tadi ia bahkan mendengar ejekan yang ditujukan kepadanya, dibanding-bandingkan dengan mereka, dinilai tidak pantas berjalan dengan Taehyung?

Heol! Rasanya Ae-ri ingin menjedotkan bibir mereka stau persatu ke pintu agar jontor. Emosi Ae-ri seketika memuncak, apakah setiap ia bersama Taehyung akan mendapat tatapan seperti itu. Kalau iya, Ae-ri harus mempersiapkan mental selama sebulan sampai kontrak pekerjaan ini habis.

Taehyung dan Ae-ri pergi ke salah satu meja berisikan dua kursi kemudian duduk disana. Seorang pelayan datang menghampiri meja mereka. Bahkan pelayan ini juga sepertinya nafsu dengan Taehyung. Ae-ri menggeleng tidak percaya, memangnya pesona seorang kim Taehyung sampai segitunya.

Ae-ri mengernyit ketika mendengar pesanan Taehyung. Dua belas macam pesanan lengkap dengan dua minuman. Sepersekian detik kemudian Ae-ri tersenyum senang, Taehyung memang tipe laki-laki yang peka.

"Kau ingin mentraktirku kan?" terka Ae-ri dengan senyum semanis lollipop nya. Terkesan percaya diri dengan terkaannya.

"Ani..., aku yang akan memakan itu semua. Sendiri," lanjut Taehyung sembari melipat tangannya di depan dada.

Ae-ri membuang nafas pasrah. Ia menarik kembali pujiannya tadi. Ae-ri mendongak menatap Taehyung kemudian membuka mulutnya untuk bicara lagi.

"Apa Se-mi tidak akan marah dengan pekerjaanku ini?" tanya Ae-ri sembari mengambil tissue kemudian melipatnya asal. Tangannya terasa hampa jika tidak memainkan sesuatu. Apalagi ponselnya lowbat, ia lupa mencharger pagi ini.

"Kenapa kau selalu membahas dia?" kesal Taehyung.

"Di...."

"Ssttt! Duduk diam dan temani aku saja" geram Taehyung.

Ae-ri mengatupkan bibirnya, ia tidak akan bicara atau sekedar melayangkan protes lagi. Ia lelah, ingin segera pulang, makan kemudian istirahat.

Lima belas menit berlalu, akhirnya satu persatu pesanan Taehyung tiba di meja. Ae-ri menatap makanan menggiurkan yang terpampang nyata didepannya. Untuk kesekian kalinya ia meneguk ludah kasar, berharap ludahnya bisa mengenyangkan perutnya untuk sementara waktu.

Taehyung menatap geli gadis di depannya ini. Tangannya bergerak mengambil kentang goreng, dicocol ke saus dan dimasukkan ke dalam mulutnya. Kedua bola mata Ae-ri tidak lepas dari setiap makanan yang melayang masuk ke dalam mulut Taehyung.

Gosh! Taehyung memang laki-laki yang menyebalkan, makan sendirian tidak ada niat sedikitpun untuk berbagi makanannya.

"Aku sudah kenyang" ujar Taehyung singkat sembari mengambil kain serbet yang disediakan disana, me-lap bibir tipisnya untuk menghilangkan jejak saus.

Ae-ri dibuat melongo, Taehyung hanya memakan sepiring steak dengan kentang goreng di dalamnya. Masih tersisa sepuluh piring, dimulai dari mie, nasi, daging lagi dan cake juga ada.

"Perintah keduaku, habiskan semua makanan ini. Aku sudah kenyang"

"Kau serius?" tanya Ae-ri dengan mata berbinarnya sembari memajukan wajahnya ke depan. Ia tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar, apa kepala Taehyung sempat terjedot tadi?

Taehyung menangguk, kembali melipat tangannya. Memperhatikan kelanjutan dari aksi gadis didepannya itu.

Tanpa menganggurkan kesempatan emas, Ae-ri segera mengambil garpu dan pisau. Memotong daging menjadi beberapa bagian kemudian di masukkan ke dalam mulut satu persatu. Ia sudah seperti merekam video mukbang sekarang.

Destiny√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang