Hae-won segera menyenggol tangan Ae-ri berniat untuk menghentikan aksi gilanya. Tapi tangannya berakhir ditepis."Berapa umurmu ?"
Pertanyaan itu membuat Jimin yang duduk disampingnya melongo.
Jin mengangkat alis kanannya kemudian menjwab.
"Umurku dua puluh tujuh" ujarnya sambil mengetukkan pulpen beberapa kali ke atas meja.
"Hanya itu saja yang mau kau tanyakan?" tanya Jin yang dibalas anggukan oleh Ae-ri.
"Kamsahamnida" Ae-ri kembali duduk ke tempatnya.
"Ne.., kalau tidak ada pertanyaan lagi, we will start this class," ujarnya final sesikit bercampur dengan aksen bahasa Inggris.
"Tidak buruk jika kita bersama-sama, dia belum terlalu tua," bisik Ae-ri yang dapat didengar oleh Hae-won dan dibalas gelengan kepala oleh Jimin.
Ae-ri memfokuskan pandangannya ke depan dan kebetulan memergoki Jin yang sedang menatap ke arahnya. Ae-ri segera mengedipkan mata kanannya di akhiri dengan kekehan kecilnya.
---
Jam kuliah mereka selesai, berhubung Hae-won memiliki jadwal kelas siang, mereka berpisah didepan kelas.
"Kau akan langsung buka kafe?" tanya Jimin sambil berjalan menuju parkiran.
Ae-ri menjawab pertanyaan Jimin dengan anggukkan.
"Butuh bantuan?" tanyanya lagi.
"Baiklah, kalau kau memaksa," jawab Aer-ri menampilkan deretan gigi putihnya.
"Dasar gadis licik," dengus Jimin kemudian mengacak rambut gadis itu buas.
"Ya Park Jimin, berantakan," Ae-ri menyisir kembali rambutnya menggunakan jari tangannya dan dibantu oleh Jimin juga.
"Oppa, kau tidak lupa perayaan satu bulan kita berkencan kan?"
Tiba-tiba telinga Ae-ri mendengar sesuatu yang menjengkelkan. Beberapa meter di depan mereka, Taehyung jalan berdampingan dengan Se-mi. Ae-ri menggelengkan kepalanya, berusaha tidak perduli dengan obrolan mereka walaupun rasa ingin tahunya sangat tinggi. Ia kepo.
"Ingat," jawab Taehyung singkat.
"Baguslah, kau tidak lupa dengan buku komik yang kau janjikan kan?"
Merasa pertanyaannya tidak kunjung dijawab, Se-mi menghentikan langkahnya. Mendongak menatap Taehyung.
"Oppa?" Se-mi memaksa Taehyung untuk menatapnya balik.
"Tidak, aku tidak mungkin lupa"
"Nanti aku akan mengajakmu piknik di hari itu, kita akan menggelar tikar kemudi....."
Hampir lupa dengan janjinya sendiri, Taehyung menghela nafas, bersyukur pacarnya menanyakan hal itu tadi. Ia menegakkan kepalanya, ekor matanya menangkap Ae-ri yang berjalan melewatinya. Tatapan Taehyung terfokus pada tangan Jimin, rasanya tangan Taehyung gatal ingin menepis lengan Jimin dari rambut Ae-ri. Namun sebisa mungkin ia tahan, ia harus bisa mengontrol ekspresi wajahnya.
"Oppa?" Se-mi kembali memanggil Taehyung karena merasa tidak ada yang respon akan ocehannya.
"Iya, pasti akan seru jika kita melakukannya," ujar Taehyung tersenyum singkat membalas perkataan Se-mi.
Satu langkah lagi membuat mereka sejajar, bola mata Ae-ri bertemu dengan Taehyung, namun dengan segera ia membuang muka.
"Oppa-oppa. Opung! " batin Ae-ri berteriak kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny√
Fanfiction(COMPLETED) Park Ae-ri ditugaskan untuk mengurus kafe buku komik peninggalan neneknya. Dimana, pada suatu malam ia mendapat kunjungan seorang pelanggan misterius yang mengaku ingin berteduh karena derasnya hujan. Di luar dugaan sebuah hubungan simb...