Note: Jika menemukan typo, please komen 🤗
Happy reading 💜
---
Ae-ri mendorong pintu berbahan dasar aluminium di depannya. Ia baru saja keluar dari salah satu bilik toilet, usai menyelesaikan panggilan alamnya. Dengan beralaskan flat shoes pinknya, kaki jenjangnya melangkah menuju wastafel. Ia berdiri menghadap sebuah cermin besar seraya memperhatikan pantulan dirinya disana.
Dengan air yang masih setia mengalir turun dari kerannya, Ae-ri masih bergeming. Pikirannya kosong. Wajahnya datar tidak mengekspresikan apapun saat ini. Berdiam diri disana selama beberapa menit tanpa melakukan apapun. Suara percikan air yang mengalir dari keran juga tampaknya tidak menganggu aksi bengong gadis itu.
Untungnya Ae-ri sedang berada di toilet taman belakang kampus sekarang. Setidaknya, jarang ada mahasiswa yang memakai toilet ini. Jadi tidak akan ada berita heboh yang tersebar besok dengan isi 'di temukan seorang gadis penunggu roh di toilet belakang kampus'
Perkataan ajussi-nya sedari tadi tidak berhenti menghantui setiap celah pikirannya. Apa Ae-ri memang menyukai pria itu? Kalaupun iya, dirinya ini harus bagaimana. Masa Ae-ri harus menembak duluan lagi seperti waktu di kafe, ia sudah kapok di tolak sekali. Jika menembak Taehyung untuk kedua kalinya sama saja dengan minum baygon, cari mati.
"Apa kau sudah tidak waras, melamun sendirian?"
Pertanyaan sarkas itu menghentikan pikiran Ae-ri yang sudah menerawang jauh entah kemana. Kepalanya memutar ke samping untuk melihat si penanya. Jarak dua keramik, Se-mi berdiri dengan ekspresi menyebalkannya seperti biasa.
Se-mi segera memutar keran air di wastafel Ae-ri agar airnya berhenti mengalir.
"Lagian kenapa kita harus bertemu disini ck," Se-mi berujar dengan nada menyesalnya. Tampaknya gadis itu menghindari Ae-ri beberapa waktu belakangan ini. Terbukti dari Se-mi yang selalu mengindari kontak matanya ketika tidak sengaja lewat ataupun di kelas.
"Ini toilet umum, khusus untuk mahasiswa yang berkuliah disini kalau kau tidak tahu," Ae-ri berusaha menurunkan nada bicaranya agar terkesan tidak terpancing emosi. Ia tersenyum paksa. Walaupun Ae-ri tahu, tidak ada gunanya berperilaku baik dengan gadis di sampingnya ini.
Ekor matanya menangkap kegiatan Se-mi dengan serangkaian alat make-up nya. Mulai dari merapikan rambut, memoles bedak, memakai liptint, maskara dan lainnya.
"Sudah di buang?"
Kedua alis Ae-ri menyatu, kerutan di dahinya terpampang jelas. Bingung dengan pertanyaan Se-mi, Ae-ri hanya berdiam.
Se-mi terkekeh sekali sebelum melanjutkan ucapannya.
"Taehyung, kau sudah di buang olehnya kan? "
Oh, Ae-ri tahu sekarang. Sepertinya gadis itu sempat melihat drama tadi.
"Sepertinya?" jawab Ae-ri tidak pasti. Se-mi hanya berbicara menurut pendapatnya sendiri. Untuk kebenarannya? Ani, Se-mi tidak mau tahu akan hal itu.
"Kasihan, bagaimana kalau kita pergi minum sebagai bentuk apresiasi nasib kita yang sama?" Se-mi menyapu permukaan bibirnya drngan pelembap bibir.
"Sama?"
Se-mi mengangguk sekilas. Membuat suara letupan dengan bibirnya, gadis itu tersenyum memperhatikan hasil karyanya. Bibir keringnya sudah berubah menjadi lebih baik.
"Apa sekarang kau mengaku kalau dirimu itu dibuang oleh Taehyung?" wajah angkuh dengan dagunya yang dinaikkan, Ae-ri sangat cocok untuk memerankan tokoh antagonis sekarang.
Pergerakan Se-mi untuk membuka tempat bedak terhenti. Se-mi menggertakkan giginya pelan.
"Dan sepertinya kau saja yang bernasib begitu," lanjut Ae-ri.
"Kau masih percaya dengan Taehyung?" tanya Se-mi seraya meletakkan tempat bedaknya ke atas keramik wastafel.
Bibir Ae-ri mengatup diam. Tidak tahu harus menjawab apa kali ini, jika ditanya apa Ae-ri percaya dengan Taehyung sekarang? Mungkin lebih ke permainannya, maka jawaban Ae-ri tidak. Ia sudah melihat sendiri bagaimana Taehyung memanfaatkan Se-mi sebagai pacarnya dulu. Tidak ada alasan agar Ae-ri percaya dengan laki-laki itu. Setidaknya detik ini.
"Ternyata kau lebih bodoh dari yang kukira, kalau begitu selamat bersenang-senng,"
"Aku tunggu kabar putus dari kalian," lanjut Se-mi membuat Ae-ri naik pitam.
"Bagaimana kalau kubilang kita tidak akan putus?" balas Ae-ri menantang.
Sekarang Se-mi sudah berhenti dengan kegiatan riasnya, ia berbalik menghadap Ae-ri sambil melipat tangannya di depan dada.
"Bagaimana kalau Taehyung memang benar-benar menyukaiku, dia tidak akan memanfaatku sepertimu dulu?" Ae-ri bertanya lagi.
Tampaknya Se-mi yang mulai emosi. Ae-ri tersenyum penuh kemenangan.
"Berarti kau masih bermimpi sekarang, cuci mukamu dan bangun," Se-mi berusaha mengeluarkan nada intimidasinya.
"Aku pergi,"
Setelah mengatakan itu Se-mi membereskan alat make-upnya dan memasukkannya ke dalam pouch pink bulunya. Tanpa mengatakan ucapan perpisahan ataupun salam, gadis itu melenggang pergi.
"Kkamja... Aish!"
Se-mi memekik pelan seraya memegangi dadanya. Ia terkejut ketika melihat postur tinggi seseorang di depan toilet perempuan.
"Apa kau seorang penguntit?" masih dengan nada sarkasnya seperti tadi, Se-mi bertanya.
"Annyeong mantan," postur tinggi itu melambaikan tangannya beberapa kali seraya tersenyum. Senyum kotak yang mampu melelehkan hati gadis manapun.
Se-mi menggeram sekali sebelum berjalan cepat meninggalkan tempat itu. Sepertinya ia cukup sial hari ini.
---
"Mimpi? "
Ae-ri bermonolog sendiri dengan suara kecilnya. Melihat pantulan wajahnya sendiri di depan cermin. Belum usai ucapan Seokjin tadi, sekarang ucapan Se-mi juga ikut memasuki alam pikirnya.
Ae-ri memutar keran air secara kasar. Ia menampung air dengan menangkupkan kedua tangannya, Ae-ri membasuh wajahnya dengan sekali bilas. Tergesa-gesa dan asal-asalan, Ae-ri berharap air itu sedikit dapat merefreshkan pikirannya.
Selesai dengan acara cuci mukanya, Ae-ri keluar meninggalkan toilet.
"Kkamja... Ya!"
"Kau mengagetkanku! " teriak Ae-ri di depan wajah Taehyung.
Laki-laki itu berdiri dengan bersender di dinding putih yang memisahkan toilet pria dan wanita. Same as usual, he is still hot! Rambutnya sedikit acak-acakan terkena terpaan angin, senyum konyol laki-laki itu, bibir merah muda-nya yang menggoda, tubuh tegap nan atletis itu.
Oh my god, sepertinya Ae-ri mulai terpana lagi dengan laki-laki di depannya ini. Padahal baru saja ia di permainkan beberapa waktu lalu.
Taehyung melipat bibirnya sembari mengusap daun telinganya sekali. Sungguh teriakan yang membahana. Detik selanjutnya ia mengucapkan kata maaf.
"Mian, aku tidak sengaja,"
"Tadinya aku ingin menyapa dulu, tapi kau sudah terlanjur terkejut duluan, " Taehyung berusaha membela dirinya.
Lamunan Ae-ri tentang Taehyung buyar seketika. Mood hancurnya kembali.
"Ada apa? " tanya Ae-ri sambil sesekali menyeka bulir-bulir air yang tertinggal di pipinya.
Taehyung menarik selembar tissue dari samping tempatnya berdiri kemudian menyerahkannya kepada Ae-ri dan di terima baik oleh gadis itu.
"Aku ingin bicara sesuatu,"
---
Sincerely,
-A.w10 Desember 2020
Salam dari aku yang lagi gila nonton drakor 🤸♀🤸♂🤸♀🤸♂
Ada yang sama ga?
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny√
Fanfiction(COMPLETED) Park Ae-ri ditugaskan untuk mengurus kafe buku komik peninggalan neneknya. Dimana, pada suatu malam ia mendapat kunjungan seorang pelanggan misterius yang mengaku ingin berteduh karena derasnya hujan. Di luar dugaan sebuah hubungan simb...