/7.00/

419 329 101
                                    


Telapak tangan Hae-won terangkat ke udara, mengisyaratkan Ae-ri untuk menunggu. Mendadak, otaknya lambat memproses.

"Jjamkkanman, ini aku yang bodoh atau kau?" nyinyir Hae-won.

Entahlah, Hae-won tidak mengerti arah pembicaraan mereka kemana, sangat memusingkan baginya.

"Bukannya kalau seseorang ditolak berarti mereka akan menjadi mantan"

"Benar kan?" tanya Ae-ri seakan yang paling tahu tentang teori-teori percintaan. Ia kembali memasukkan selada ke mulutnya. Dirinya sangat tenang, padahal aib jika ia ditolak sedang dibahas.

Tangan Hae-won terbang ke udara siap menampol sahabatnya berakhir dengan mengelus pipinya lembut.....
sangat lembut.

"Ae-ri ssi..... , sebaiknya pembahasan ini berakhir sampai disini" ujar Hae-won disertai senyum paksanya.

"Padahal kau yang memulainya"

"Ya, karena itu aku menyesal karena sudah memulainya" nada bicara Hae-won naik.

"Itu hal yang wajar bagi orang yang tidak pernah berkencan sepertimu" timpal Jimin.

"Kau mengejekku?" dengus Ae-ri, tidak sor dengan ucapan Jimin.

"Fakta, itu fakta"

"Kalian berdua sekongkol untuk memojokkanku ya?" fitnah Ae-ri.

Tuk!

Hae-won menyentil keras kening Ae-ri agar sadar. Berharap ada keajaiban agar otak sahabatnya itu menjadi cerdas. Atau perlu di tabrak mobil dulu?

"Appo... "

Ae-ri mengelus keningnya, pergerakannya terhenti ketika sadar ia sedang di perhatikan. Taehyung tertangkap basah sedang melirik ke arah mereka bertiga.

"Astaga naga jus naga" batin Ae-ri berteriak.

"Dia sedang memperhatikanku? Apa ia menyesali keputusannya waktu itu? Apa ia terpesona denganku sekarang, memang aku akan terlihat cantik ketika mengunyah daging" batin Ae-ri berseru pede.

Dengan senyum secerah matahari di bibirnya, ia kembali memasukkan sepotong daging.

Gigitan pertama...., kedua....., senyumnya masih tidak luput, ketig..

"Akh..., sepertinya aku harus ke toilet"

Ringis Ae-ri tiba-tiba, kedua tangannya memegangi perutnya, sesekali meringis. Panggilan alam yang tidak bisa di bendung.

"Gwenchana?" tanya Jimin khawatir ketika melihat gadis itu memegangi perutnya. Menghentikan aktifitas makannya sejenak.

"Sepertinya aku harus pergi ke toilet, tolong jaga tasku," Ae-ri menitipkan tas selempangnya ke Hae-won kemudian berlari kecil ke toilet.

Jimin hanya memantau pergerakan gadis itu sampai hilang di balik toilet.

---

"Permisi.... "

"Heol!"

Ae-ri terlonjak kaget, ia mundur satu jengkal ke belakang. Ae-ri mendongakkan kepalanya untuk melihat si pelaku.

"Kau.. ", kalimat Ae-ri menggantung di udara.

"Maaf mengejutkanmu" Taehyung meminta maaf sebelum melanjutkan perkataannya.

"Tapi apa boleh aku men...."

"Stop" Ae-ri memajukan telapak tangannya ke wajah Taehyung menyuruh pria itu untuk berhenti bicara.

Destiny√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang