Happy reading 💜
---
"Menyebalkan."
"Aku tidak mau kembali ke rumahmu lagi," putus Ae-ri langsung ketika memasuki mobil Taehyung. Ia mendudukkan bokongnya ke bangku jok mobil kemudian menarik seatbelt dan memakainya.
Taehyung terkekeh sekali sebelum ikut memakai sabuk pengamannya, menjalankan mobil dan keluar dari rumah istananya.
"Memangnya kenapa?" tanya Taehyung pura-pura bodoh. Melirik sekilas ekspresi Ae-ri yang susah payah menahan amarahnya.
"Aku tidak ingin membuat kue lagi," rengek Ae-ri. Menatapi kedua telapak tangannya yang sudah lecet dan pecah-pecah karena sibuk mengaduk adonan sedari tadi.
"Jadinya kau ingin membuat apa? " Taehyung meraih tangan Ae-ri kemudian mengelus lembut punggung tangan gadis itu.
Memang benar, buku tangan Ae-ri sedikit memerah. Sepengetahuannya, tangan Ae-ri sempat kecipratan air mendidih tadi.
"Sudah ada toko kue kenapa kita harus belajar membuat kue lagi, itu sama saja dengan menutup sumber penghasilan mereka. "
"Singkirkan persepsi anehmu, halmoni hanya ingin kau belajar masak."
Perkataan Taehyung membuat Ae-ri menghela nafas.
"Kau sangat ceroboh," komentar Taehyung kemudian mengecup sekali punggung tangan Ae-ri bekas tempat kemerahan tadi.
"Apa yang kau lakukan! " Ae-ri menarik kembali tangannya dari Taehyung kemudian memalingkan wajahnya ke arah jendela, berakting seakan memandangi jalanan Seoul padahal ia sedang berusaha keras menahan semburat merah yang menimbulkan rasa panas menjalar di sekitar area pipinya.
"Dengan pacar sendiri juga," ujar Taehyung, tangan kanannya memegang kendali stir lagi.
"Aku bisa memutuskanmu sekarang juga dan kita akan menjadi mantan, bukan pacarmu lagi," sela Ae-ri asal.
"Kau sudah menyukaiku, mana mungkin berani memutuskanku, nyonya Kim. "
Tak!
Taehyung menyentil dahi gadis itu pelan. Alhasil karena tidak melihat adanya polisi tidur di depan, akhirnya mobil sedikit oleng.
"Ya, mengemudilah yang benar, " sergap Ae-ri. Tangannya segera meraih pegangan tangan mobil di atas.
"Arraseo, mian," Taehyung kembali fokus mengemudi.
"Pengemudi yang buruk, lebih baik aku diantar oleh Jimin saja."
"Kau cari mati? " tanya Taehyung diselimuti nada mencekamnya.
Detik selanjutnya Ae-ri terbahak, mendengar nama Jimin, emosi laki-laki itu langsung melambung tinggi.
"Kau sangat lucu ketika marah, seperti babi mengamuk, " ejek Ae-ri kemudian mengeluarkan suara tawanya lagi. Mungkin mata Ae-ri terkilir, wajah tampan gitu di bilang mirip babi.
"Tidak mengaca, kau sendiri seperti sumo."
Ups! Sepertinya Taehyung salah bicara. Tawa Ae-ri seketika berhenti, berganti dengan tatapan datarnya. Tangan Ae-ri bergerak untuk memegangi perutnya, apa memang ia seperti sumo? Selama ini ia memang suka makan hingga kadang lupa menimbang berat badannya. Tapi menurut Ae-ri, dirinya tidak pernah kelihatan gendut.
"Kalau begitu cari saja perempuan yang seperti tusuk lidi sana! " Ae-ri melipat tangannya ke dada.
"Bercanda, kau yang paling cantik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny√
Fanfiction(COMPLETED) Park Ae-ri ditugaskan untuk mengurus kafe buku komik peninggalan neneknya. Dimana, pada suatu malam ia mendapat kunjungan seorang pelanggan misterius yang mengaku ingin berteduh karena derasnya hujan. Di luar dugaan sebuah hubungan simb...