Note: Jika menemukan typo tolong di komen.
Typo memang meresahkan:(Happy reading💜
--Are you jelous?
-
-
-
"Terus?""Mereka saling menuduh karena tidak tahu pembunuh yang asli, "
"Terus?"
"Heol! beruntung si pengacara gendut itu dapat pecahin teka-tekinya,"
"Terus?"
"Geu-reonikka, rahasianya terbongkar ke umum, cuman akhirnya si pria mati juga," *Makanya/oleh karena itu
"Terus?"
Hae-won menghentikan langkah kakinya, melirik sekilas raut wajah Ae-ri. Kedua bola mata bulat itu menatapnya, seakan menuntutnya untuk berbicara lebih lanjut. Bahkan wajah Ae-ri sudah bergerak mendekat kearahnya.
"Terus-terus nabrak tembok!" kesalnya sekaligus muak dengan respon terus.
Sekarang, mereka berdua tengah berjalan di halaman depan kampus, berhubung Jimin tidak ada kelas hari ini jadi laki-laki itu tidak datang. Hae-won berjalan cepat meninggalkan Ae-ri, ia sudah terlanjur kesal. Namun dengan cepat Ae-ri menyamai langkah mereka lagi.
Membicarakan drakor marathon yang Hae-won tonton kemarin. Sebenarnya Hae-won ingin ke kafe dan nobar bersama gadis itu, namun sepertinya Ae-ri kelelahan. Setelah pulang dari apartment Taehyung gadis itu langsung pergi tidur. Misscall yang ke seratus kali pun tidak di jawab oleh Ae-ri.
"Wae?" tanya Hae-won.
Dari samping Hae-won merasa jika langkah mereka terhenti, lebih tepatnya Ae-ri. Hae-won yang memfokuskan diri ke kaca kecil di pegangannya beralih tatap untuk mengecek apa yang terjadi.
"Kalian memang tidak jadian?" tanyanya begitu meluruskan penglihatannya.
Ae-ri menggeleng lemah. Bibirnya berubah bentuk menjadi segaris. Datar. Hae-won pikir Ae-ri dan Taehyung itu sedang memiliki hubungan khusus, mengingat mereka terlalu mesra belakangan ini. Tapi untuk saat ini, Hae-won yakin jika tebakannya itu salah.
Tidak mungkin Taehyung merangkul gadis lain disaat sudah berpacaran dengan Ae-ri kan?
"Kata siapa, kita tidak jadian," jawab Ae-ri tanpa mengalihkan fokus dari aktivitas Taehyung di ujung sana. Kelopak matanya bahkan tidak bisa berkedip sekalipun dipaksa. Ae-ri menggigit bibirnya kasar sebagai pelampiasan emosinya.
Merangkul possesive pundak seorang gadis, sesekali tertawa renyah karena obrolan manis mereka. Bukan Se-mi. Gadis itu lebih cantik dan anggun daripada Se-mi. Bisa dipastikan dalam lirikan pertama, kita dapat menebak jika gadis itu lemah lembut berbanding terbalik dengan Ae-ri yang terkenal akan sikap kasarnya.
"Ingat, dia itu musuhku," Ae-ri berusaha melihat kearah lain. Sempat kikuk karena ditangkap basah oleh Taehyung.
Ae-ri memainkan jari-jari tangannya, seakan memikirkan sesuatu.
Tiba-tiba sebuah ide gila terlintas di benaknya. Something crazy! Ingat, bukan Taehyung saja yang bisa menarik ulur perasaannya, kemarin berbicara manis, sekarang kelakuan kayak taik.
Sebenarnya apa maksud laki-laki itu menyatakan perasannya kemarin?
"Ajussi!" Ae-ri mengerahkan seluruh tenaganya untuk berteriak. Pembuluh darahnya terlihat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny√
Fanfiction(COMPLETED) Park Ae-ri ditugaskan untuk mengurus kafe buku komik peninggalan neneknya. Dimana, pada suatu malam ia mendapat kunjungan seorang pelanggan misterius yang mengaku ingin berteduh karena derasnya hujan. Di luar dugaan sebuah hubungan simb...