/27.00/

314 179 50
                                    


Note: Jika menemukan typo tolong di komen.
Typo memang meresahkan:(

Happy reading💜
--

Are you jelous?
-
-
-


"Terus?"

"Mereka saling menuduh karena tidak tahu pembunuh yang asli, "

"Terus?"

"Heol! beruntung si pengacara gendut itu dapat pecahin teka-tekinya,"

"Terus?"

"Geu-reonikka, rahasianya terbongkar ke umum, cuman akhirnya si pria mati juga," *Makanya/oleh karena itu

"Terus?"

Hae-won menghentikan langkah kakinya, melirik sekilas raut wajah Ae-ri. Kedua bola mata bulat itu menatapnya, seakan menuntutnya untuk berbicara lebih lanjut. Bahkan wajah Ae-ri sudah bergerak mendekat kearahnya.

"Terus-terus nabrak tembok!" kesalnya sekaligus muak dengan respon terus.

Sekarang, mereka berdua tengah berjalan di halaman depan kampus, berhubung Jimin tidak ada kelas hari ini jadi laki-laki itu tidak datang. Hae-won berjalan cepat meninggalkan Ae-ri, ia sudah terlanjur kesal. Namun dengan cepat Ae-ri menyamai langkah mereka lagi.

Membicarakan drakor marathon yang Hae-won tonton kemarin. Sebenarnya Hae-won ingin ke kafe dan nobar bersama gadis itu, namun sepertinya Ae-ri kelelahan. Setelah pulang dari apartment Taehyung gadis itu langsung pergi tidur. Misscall yang ke seratus kali pun tidak di jawab oleh Ae-ri.

"Wae?" tanya Hae-won.

Dari samping Hae-won merasa jika langkah mereka terhenti, lebih tepatnya Ae-ri. Hae-won yang memfokuskan diri ke kaca kecil di pegangannya beralih tatap untuk mengecek apa yang terjadi.

"Kalian memang tidak jadian?" tanyanya begitu meluruskan penglihatannya.

Ae-ri menggeleng lemah. Bibirnya berubah bentuk menjadi segaris. Datar. Hae-won pikir Ae-ri dan Taehyung itu sedang memiliki hubungan khusus, mengingat mereka terlalu mesra belakangan ini. Tapi untuk saat ini, Hae-won yakin jika tebakannya itu salah.

Tidak mungkin Taehyung merangkul gadis lain disaat sudah berpacaran dengan Ae-ri kan?

"Kata siapa, kita tidak jadian," jawab Ae-ri tanpa mengalihkan fokus dari aktivitas Taehyung di ujung sana. Kelopak matanya bahkan tidak bisa berkedip sekalipun dipaksa. Ae-ri menggigit bibirnya kasar sebagai pelampiasan emosinya.

Merangkul possesive pundak seorang gadis, sesekali tertawa renyah karena obrolan manis mereka. Bukan Se-mi. Gadis itu lebih cantik dan anggun daripada Se-mi. Bisa dipastikan dalam lirikan pertama, kita dapat menebak jika gadis itu lemah lembut berbanding terbalik dengan Ae-ri yang terkenal akan sikap kasarnya.

"Ingat, dia itu musuhku," Ae-ri berusaha melihat kearah lain. Sempat kikuk karena ditangkap basah oleh Taehyung.

Ae-ri memainkan jari-jari tangannya,  seakan memikirkan sesuatu.

Tiba-tiba sebuah ide gila terlintas di benaknya. Something crazy! Ingat, bukan Taehyung saja yang bisa menarik ulur perasaannya, kemarin berbicara manis, sekarang kelakuan kayak taik.

Sebenarnya apa maksud laki-laki itu menyatakan perasannya kemarin?

"Ajussi!" Ae-ri mengerahkan seluruh tenaganya untuk berteriak. Pembuluh darahnya terlihat jelas.

Destiny√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang