Happy reading 💜
---
"Eungh... "
Suara rengkuhan terdengar selepas Ae-ri membuka kedua kelopak matanya. Meregangkan sejenak tangannya ke udara berharap kelelahannya kemarin sedikit berkurang ketika ia bangun pagi ini.
Bersamaan dengan mentari yang mulai menampakan dirinya, Ae-ri bangun tepat waktu hari ini. Sekiramya, jam alarm alami yang ia tanamkan semalam dalam dirinya tidak sia-sia. Berkat tekad kuatnya untuk kegiatan melahkan hari ini.
Pencarian Yeon-seok semalam bisa di bilang tidak berhasil. Dia belum menemukan jejak Jimin sama sekali. Umtuk urusan petak umpet, Jimin memang ahlinya. Bahkan beberapa pesuruh Yeon-seok kewalahan mencari keberadaan bocah itu.
Baru saja hendak mengayunkan kakinya turun menapak lantai kamar, tahu-tahu bel rumah Ae-ri berbunyi. Membuat si empunya kamar segera berlari kecil membuka pintu, keluar dari kamarnya, kemudian menuruni tangga dengan sigap. Mengambil kunci yang tergeletak di atas meja dan membukanya.
"Good morning."
Terlihat seorang pemuda tampan dengan senyum rupawannya. Orang yang belakangan ini selalu menempati posisi pertama dalam hati Ae-ri, siapa lagi kalau bukan tuam Kim terhormat.
"Kau datang terlalu pagi Tae," racau Ae-ri, menutup mulutnya yang terbuka dengan telapak tangannya. Ae-ri rasa keadaan dirinya sehabis bangun tidur cukup kacau, bisa dibuktikan dari reaksi Taehyung yang tengah menahan tawa sembari menatap ke arahnya. Dari ujung kepala hingga kaki.
"Aku sengaja, kau baru bangun?" tanya Taehyung, tangannya bergerak menyampirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Ae-ri.
"Hm.... Jangan menertawaiku, orang sehabis bangun tidur keadannya memang kacau," balas Ae-ri sengit kemudian mempersilahkan Taehyung masuk ke dalam.
Namun sepertinya Ae-ri menyesali ucapannya itu, beberapa saat kemudian terdengar gelak tawa yang cukup keras dari arah belakangnya.
Taehyung tertawa kecil seraya berdacak pinggang, tidak menyangka gadianya itu pandai melawak juga.
"Jangan tertawa!" kesal Ae-ri menatap Taehyung dengan bibirnya yang masih terbuka lebar.
"Kau tetap cantik, walaupun belum mandi, " balas Taehyung sambil duduk di kursi meja kasir kafe.
Ae-ri melempar tatapan oenuh selidiknya, "Buaya."
Serangan telak dari bibir Ae-ri itu membuat Taehyung mendegus geli.
"Tunggu disini sebentar, aku akan pergi mandi dan menghampirimu lagi, " Taehyung mengangguki perkataan Ae-ri, disusul dengan gerakan gadis itu yang menaiki tangga dengan cepat.
Guna menghabisi waktu senggangnya sembari menunggu Ae-ri, Taehyung menyibukkan dirinya dengan membaca komik. Setidaknya jejeran buku-buku yang hampir berdebu itu berguna di saat seperti ini.
---
"Aku sudah siap," Ae-ri menampakkan diri dari balik dinding tangga rumahnya. Kaos oblong putih bertuliskan 'never' sebagai atasan dan bawahan celana jeans panjang.
Taehyung menutup buku komik dalam genggamannya, beralih tatap ke arah Ae-ri yang sudah sangat siap.
"Sebenarnya ada yang ingin kutanyakan kepadamu," ujar Taehyung, matanya bergulir mengikuti pergerakan Ae-ri hingga gadis itu ikut duduk di sampingnya.
"Bertanya? "
"Kau masih ingat tempat terakhir kali kalian makan bersama? " tanya Taehyung secara random.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny√
Fanfiction(COMPLETED) Park Ae-ri ditugaskan untuk mengurus kafe buku komik peninggalan neneknya. Dimana, pada suatu malam ia mendapat kunjungan seorang pelanggan misterius yang mengaku ingin berteduh karena derasnya hujan. Di luar dugaan sebuah hubungan simb...