Epilogue

179 45 137
                                    

Happy reading 💜
Last part.

---

"Wah, ini akhirnya? "

Ae-ri meluruskan kakinya dengan setengah tubuhnya berada dalam dekapan Taehyung. Sehelai selimut ikut melindungi tubuh mereka berdua dari dinginnya angin malam.

Langit malam hari ini terkesan sangat berarti bagi keduanya. Rembulan yang bertengger di atas sana seolah menjadi objek yang menarik perhatian keduanya. Beruntung bukan musim hujan, tidak lucu jika mereka harus mengungsi ke dalam karena mendadak turun hujan.

Ae-ri tidak ingin membayangkannya.

Terasa gesekan surai Ae-ri hingga sedikit berantakan, kepala Taehyung yang mengangguk di atasnya, pria itu menyilangkan tangannya guna mmepererat pelukan mereka.

Setelah adengan penuh drama tadi di bawah, Ae-ri mengajak Taehyung untuk ke lantai paling atas kafe. Tempat biasa ia menjemur, sebidang tanah yang cukup di gunakan jika ingin barbequean dengan teman atau keluarga.

Atap kafenya diubah sedemikian rupa  layaknya piknik di malam hari. Terdapat kursi panjang yang biasanya di taruh di pantai, sebuah meja kecil dengan berbagai snack dan minuman kemudian lampu gantung yang kelap kelip, di pasang menghubungkan sisi kanan dengan sisi kirinya.

Tidak buruk.

"Ingin menjelaskan maksud ucapan abeojimu kemarin? " Ae-ri memulai percakapan mereka. *ayah

Sejujurnya ia masih penasaran, sepertinya ada beberapa hal yang belum ia ketahui. Mungkin. Menurutnya sekarang waktu yang tepat untuk mengetahui semuanya. Hari ini.

Taehyung bergumam sejenak, Ae-ri merasakan jempol Taehyung mengusap surainya pelan.

"Appa dan aku ingin memberitahumu waktu itu. Kurasa itu waktu yang sangat tepat. Tetapi karena Jimin hilang semuanya jadi berantakan," Taehyung mulai bercerita.

Ae-ri menautkan alisnya, "Memberitahuku? Apa yang kalian ingin bicarakan kepadaku? " tanyanya penasaran.

"Perjodohan. Appa berencana untuk meneruskan perjodohan kita, setelah semuanya selesai. Setelah kau membayar utang satu juta won itu, aku, appa dan pak Park ingin memberitahumu tentang perjodohan kita," ujar Taehyung sambil menatap puluhan gesung pencakar langit di depannya.

Ae-ri melepaskan dirinya dari kurungan lengan Taehyung. Ia duduk di kursi panjang itu kemudian berbalik menatap Taehyung.

"Ye? Jinjja, kupikir selama ini kau di jodohkan oleh gadis lain. Kupikir ayahmu akan sama seperti para penjabat kaya raya di drama-drama. Perjodohan bisnis kau tahu? " Ae-ri berseru kaget sekaligus lega. Bagus selama bukan dengan gadis lain. Mulai detik ini hanya dia yang boleh. Park Ae-ri.

Taehyung terkekeh singkat, " Kau tahu kita juga hampir sama seperti itu."

"Jadi utang satu juta won itu juga rencana kalian bertiga? Wah, tiga pria iblis ini, " Ae-ri tak mampu menyembunyikan umpatannya.

"Ani, sejujurnya itu ide ayahmu. Awalnya aku juga tidak tahu menahu tentang perjodohan ini, tapi setelah appa memberitahuku aku yakin kau pasti tidak menerimanya. Jadi aku menyarankan untuk memberi waktu. Aku tidak mau menikah tanpa dasar cinta."

Ae-ri terdiam sejenak setelah mendengar penuturan panjang Taehyung. Pria itu benar-benar tidak mau memaksanya untuk menerima secara gamblang pernikahan itu. Ae-ri menyukai pemikiran Taehyung. Pernikahan dua orang asing yang baru saja bertemu setelah beberapa waktu bukanlah hal yang baik.

"Jadi ini sudah di rencanakan? "

Taehyung membalas tatapan Ae-ri kemudian menangguk sekali, "Bisa di bilang begitu."

Destiny√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang