/35.00/

188 93 50
                                    

Happy reading 💜

---

Suasana di kafe berubah menjadi canggung dan mencekam. Di saat yang bersamaan, tidak ada yang berani mengeluarkan suara. Ae-ri memberanikan diri untuk meneliti apa yang sedang terjadi. Selama itu juga, uluran tangan Jimin ke arah Taehyung mengambang di udara.

Datar. Dengan ekspresi itu Taehyung menatap uluran tangan Jimin. Karena Taehyung tidak kunjung menerima uluran itu, Ae-ri berinisiatif untuk menggantikannya. Namun belum sempat terjalin,  Taehyung mendahului Ae-ri untuk menjabat tangan Jimin. Kasar dan terkesan tidak ikhlas.

"Gomawo."

Jimin mengangguk.

"Hehehe... Kalian sepertinya sudah lumayan akrab sekarang, " Ae-ri melontarkan tawa hambarnya. 

Tiba-tiba Jimin angkat suara, "Tadi Hae-won meneleponku."

Taehyung mengambil tempat di samping Ae-ri. Sambil melipat tangan di depan dada, memantau obrolan di depannya dengan kedua mata elangnya.

"Dia bilang apa? "

Bukannya langsung menjawab, Jimin malah diam. Sesekali ia melirik ke arah Taehyung. Mengisyaratkan sesuatu. Jimin berharap Ae-ri dapat mengerti kodenya.

"Apa? " Taehyung yang merasa dirinya akan segera di usir dari sana mengeluarkan nada sewotnya. Ae-ri mencubit sekali perut pacarnya itu.

Taehyung mengelus area bekas Ae-ri cubit tadi, "Kau sudah berani mencubitku ya sekarang."

"Pulanglah," usir Ae-ri.

Taehyung membulatkan matanya, dugannya benar. Ia di usir.

"Tidak mau," kekeuh Taehyung.

Ae-ri merapatkan matanya kemudian membukanya lagi, "Tae......" ujarnya kali ini lebih lembut.

"Aish kenapa tidak dia saja yang pulang," kesal Taehyung.

"Rumahnya di samping, itu soal mudah. Kau pulanglah, jaga kesehatanmu jangan sampai sakit. Angin malam tidak sehat, " Ae-ri berusaha membujuk.

"Reward," Taehyung tersenyum miring sambil menunjuk-nunjuk pipi kanannya.

"Disini masih ada Jimin, " bisik Ae-ri namun pelan tetapi sepertinya Taehyung tidak perduli.

"Yasudah aku te... "

Cup.

Secepat kilat Ae-ri mendaratkan bibirnya ke pipi kanan Taehyung. Taehyung tersenyum penuh kemenangan. Ae-ri membuang muka ke samping setelah di rasa pipinya mulai menjalar rasa panas.

"Oke aku pulang, jangan merindukanku ya baby. " Taehyung mengedipkan matanya sekali ke Ae-ri yang sudah merona di tempatnya. Sebelum berlalu meninggalkan kafe, ia menatap tajam Jimin.

Melalui tatapannya, Jimin tahu jika laki-laki itu sedang memperingatinya untuk tidak berbuat macam-macam kepada Ae-ri.

---

"Ada apa dengan Hae-won? "

"Terjadi sesuatu dengannya? "

Sesaat mobil Taehyung meninggalkan kafe, Jimin langsung diintrogasi dengan setumpuk pertanyaan. Jimin meletakkan bekas bungkusan jahenya ke meja.

"Bukan Hae-won tetapi ibumu."

Ae-ro mengerutkan alis, "Eomma? "

Jimin menangguk, "Pagi ini dia melihat ibumu pergi ke kentor polisi,"

"Polisi? " Ae-ri tampak terkejut. Ia berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk kepada ibunya itu.

"Putranya hilang."

Destiny√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang