"What's wrong in there?" kim Seok jin sebagai dosen yang sedang mengajar di kelas mereka melayangkan pertanyaan diikuti gerakan alis tebalnya yang mengkerut bingung. Matanya sibuk menelusuri kelas, mencari sumber kegaduhan itu.Ae-ri menggebrak meja dengan telapak tangannya, ia berdiri kemudian berbalik membelakangi kelas. Melayangkan tatapan mematikannya ke Taehyung, sedangkan yang ditatap?
Duduk santai, menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi sembari melipat tangannya di dada. Jangan lupakan cengegesan di wajah laki-laki itu. Tangan Ae-ri gatal ingin menjadikan wajah Taehyung sebagai alat cobek untuk mengulek sambel.
Tampan sih tapi ngeselin!
"Kau!" nada bicara Ae-ri naik beberapa oktaf. Ia menunjuk Taehyung dengan jari telunjuknya. Nafasnya memburu.
Taehyung mengangkat alis kananya, ia sendiri tidak tahan untuk menyembunyikan senyum manisnya.
"Apa kau tidak punya pekerjaan lain, ha!" Ae-ri mengeluarkan unek-unek yang sedari tadi ia tahan. Tidak memerdulikan semua pasang mata di kelas sudah menatap mereka seakan itu adalah pertunjukan menarik. Kapan lagi bisa menonton drama seperti itu dalam kehidupan nyata.
Taehyung menggeleng pelan dua kali. Wajahnya itu loh, seperti anak tk yang merasa paling suci dan tidak ada dosa sama sekali.
Hae-won menarik-narik lengan kanan Ae-ri guna menghentikan perdebatan itu dan menyuruh sahabatnya duduk. Namun tidak ada tanda-tanda emosi Ae-ri akan meredam. Jimin hanya melirik sekilas perdebatan itu, raut wajahnya tidak terbaca. Sedangkan Se-mi sudah bersiap-siap untuk membuka mulutnya, menghujani Ae-ri dengan majas sarkasmenya.
"Kalian berdua keruangan saya setelah ini!" tegas Seokjin tidak terbantahkan. Jika sedang mengajar, aura laki-laki itu berubah kejam dan tidak mengenal ampun.
Ucapan tegas itu membuat Se-mi mengurungkan niatnya. Ia hanya memandang Ae-ri dengan tangannya yang terkepal erat.
"Sabar...., tarik nafas buang" ujar Hae-won menengahi. Setelah dirasa sudah aman, Hae-won menarik tangan sahabatnya. Membuat ia terduduk ke tempat semulanya.
---
"Apa yang kalian perdebatkan tadi?"
Sekarang Taehyung dan Ae-ri sudah berada di ruangan Seokjin. Sesuai dengan perintah laki-laki itu, mereka berdua disuruh menghadapnya seusai kelas. Seokjin melirik dua mahasiswa yang duduk di depannya bergantian, tidak ada tanda-tanda mereka akan membuka mulut untuk menjawab. Seokjin menghela nafas seraya mengetukkan jarinya ke meja.
"Tidak punya mulut? Ayo berdamai sekarang, untuk kedepannya saya tidak mau ada keributan seperti ini lagi di kelas saya" jelas Seokjin dengan suara tegasnya.
Perkataan Seokjin membuat Ae-ri mengangkat kepalanya menatap Seokjin. Mulutnya bergerak-gerak seakan mengisyaratkan sesuatu.
'Dia yang salah ajussi bukan aku' kira-kira seperti itu pesan isyarat dari Ae-ri yang Seokjin tangkap.
Seokjin menatap jengah, "Saya anggap sebuah salaman sebagai tanda kalian sudah berbaikan, ayo" desak Seokjin lagi. Ae-ri dan Taehyung sudah seperti manekin duduk.
Mereka berdua masih bergeming, berpegang teguh pada gengsi masing-masing. Dasar keras kepala.
"Serahkan makalah tentang sejarah korea selatan dalam bahasa inggris dan kumpulkan dalam kurun waktu empat puluh delapan jam kedepan, " tukas Seokjin final.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny√
Fanfiction(COMPLETED) Park Ae-ri ditugaskan untuk mengurus kafe buku komik peninggalan neneknya. Dimana, pada suatu malam ia mendapat kunjungan seorang pelanggan misterius yang mengaku ingin berteduh karena derasnya hujan. Di luar dugaan sebuah hubungan simb...