Happy reading 💜
---
"Shit!" Taehyung mengumpat pelan menggantikan rasa keterkejutannya.
Seorang wanita kisaran umur ibunya dengan sigap berdiri, membungkukkan badannya, melambangkan penyambutannya. Konde bulat serupa donat dengan tusukan di tengahnya terpampang jelas naik-turun.
Ae-ri membasahi bibirnya kemudian mulai membuka suara, "Ajumma, apa penginapan ini sudah tutup? " tanya Ae-ri.
Wanita itu tampak bergeming sejenak, memperhatikan dua wajah yang tampak asing di depannya dan akhirnya menggeleng pelan, sebelum menampilkan senyum ramahnya. "Hampir, tapi belum."
Taehyung mengelus dada lega, setidaknya wanita didepannya ini adalah manusia. Hantu tidak mungkin bisa berbicara dan tersenyum. Taehyung kembali menyapukan penglihatannya ke sekitar, benar-benar hampa layaknya satu-satunya penginapan di tengah hutan lebat.
Apa mungkin Jimin berani sendirian kesini? Sepertinya berani, Jimin tidak sepenakut dirinya.
"Andai saja bocah kecil itu tidak datang untuk menginap, penginapan ini pasti sudah tutup. Pastinya aku bisa mengabaikan kontrak dan mencari pekerjaan lain," jeda sebentar untuk menarik nafas. "Penginapan tua ini sudah seharusnya tutup dari dulu," ujarnya mengakhiri gerutuan panjangnya dengan hembusan nafas kasar.
Taehyung menoleh cepat ketika mendengar keluhan ajumma itu. Melipat tangannya sebatas dada dengan kedua alisnya yang menyatu.
"Maaf? " tanya Ae-ri, menundukkan kepalanya pelan. Sedikit terkesiap dengan perubahan nada ajumma itu yang lumayan drastis.
Ajumma itu kembali melempar senyum ramah, ia mengibaskan tangannya sekali, "Lupakan, apa sepasang kekasih ini ingin berlibur disini? " tanyanya kemudian.
Ae-ri tersenyum canggung, lidahnya terasa kelu untuk menyusun kata-kata.
"Sebenarnya kami kesini un.... "
"Iya! Kami kesini untuk menginap," Taehyung maju selangkah menghalangi akses bicara kedua perempuan itu, dengan segera melempar senyum kotak andalannya seolah tidak terjadi apa-apa.
Taehyung mengayunkan lengannya, melingkar di bahu Ae-ri," Kita baru saja menikah dan ingin berlibur," tersenyum hingga matanya menyipit, Taehyung berharap ajumna itu mempercayai bualannya.
Toh, sudah terlanjur datang jauh-jauh kenapa tidak liburan saja. Karena Jimin kabur dari rumah pertemuan appa-nya dengan Ae-ri harus tertunda. Taehyung akan men-sleding kepala bocah itu jika sudah ketemu nanti.
Sontak Ae-ri mendongak menatap Taehyung cepat, mulutnya ikut terbuka tidak percaya dengan kalimat tidak masuk akal pria itu. Ae-ri menggoyangkan lengannya pelan menumbuk perut atletis Taehyung. Namun pria itu tampak tidak perduli.
Ajumma itu ikut bingung, menampilkan senyum canggungnya. Ratusan hotel atau resort lainnya di kota, mereka memilih untuk menetap disini?
"Pemikiran kalian unik," komentar ajumma membuat Taehyung semakin melebarkan senyumnya hingga matanya menjadi segaris dan Ae-ri dengan senyum paksanya.
Penginapan itu bukanlah pilihan yang bagus sebagai tempat berlibur.
---
Banyak yang bilang jangan menilai sesuatu dari luarnya saja. Ae-ri sedikit menyesal melupakan pepatah keramat itu. Bisa dibuktikan kalinat itu benar adanya. Setelah kakinya masuk lebih dalam, rena-nya disuguhkan dengan berbagai area diluar persepsinya tadi. Ae-ri menyesal karena memandnag sebelah mata penginapan kuno itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny√
Fanfiction(COMPLETED) Park Ae-ri ditugaskan untuk mengurus kafe buku komik peninggalan neneknya. Dimana, pada suatu malam ia mendapat kunjungan seorang pelanggan misterius yang mengaku ingin berteduh karena derasnya hujan. Di luar dugaan sebuah hubungan simb...