/31.00/

232 119 45
                                    

Note: Jika menemukan typo, harap di komen.

Happy reading 💜

---

Malam itu, Ae-ri sedang berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan besar di Seoul. Selain karena kebutuhan sehariannya sudah mau habis, ia juga sedikit gerah kalau harus berdiam diri terus-terusan di kotak lusuh itu setiap weekend. Efek tidak mempunyai pasangan ya gini.

Jemari Ae-ri menyusuri setiap rak yang berisi berbagai macam snack. Kewajiban yang harus ia lakukan setiap kali berbelanja. Berburu makanan. Mulutnya sibuk merapalkan harga yang menggantung di depan setiap rak. Mulai dari harga yang cenderung mahal hingga ke murah. Senyum merekah terbit di bibir Ae-ri kala retinanya tidak sengaja menangkap sebuah snack yang tengah diskon.

"Yes!" pekiknya seru dengan tangan terkepal ke udara.

Ae-ri melanjutkan langkahnya ke lorong selanjutnya. Kali ini bagian jejeran makanan beku.

"Es krim," racaunya pelan.

Tiba-tiba muncul gejolak di lidahnya yang ingin mencicip benda beku itu. Namun naas, Ae-ri kembali tertampar ke dunia nyata. Setelah mengecek uang dari dompet berudunya, ternyata jumlah uangnya kurang seratus won. Padahal niatnya tadi sudah ingin membeli es krim yang paling murah. Pupus sudah harapannya.

Dengan lesu Ae-ri melanjutkan langkahnya ke kasir. Namun baru selangkah ia berjalan, Ae-ri kembali berhenti. Diliriknya sekali ke depan kemudian belakang, menatap was-was sekitar. Perlahan ia jongkok, tangannya terulur mengambil sesuatu di bawah sepatunya.

"Memang gadis cantik sepertiku selalu beruntung, " gummanya pelan.

Rupanya, benda di bawah sepatu Ae-ri tadi adalah sebuah koin bernilai seratus won. Kejelian mata Ae-ri tidak bisa di tandingi jika menyangkut pasal uang. Ae-ri kembali menetralkan raut wajahnya yang kelewat senang agar jangan dikira tidak waras. Ia kembali melanjutkan langkahnya seakan tidak terjadi apapun. Tidak lupa sebelum beranjak dari sana, ia memasukkan satu bungkus es krim potong ke keranjangnya.

Tit!

Satu persatu barang belanjaan Ae-ri melewati laser merah itu dan berbunyi. Ae-ri langsung melepas bungkusan es krim dan mencomotnya setelah semua sesi pembayaran selesai. Tetapi sebelum tubuhnya beranjak pergi dari sana, telinganya tidak sengaja menangkap gerutuan yang membuat jantungnya berdetak cepat.

"Dimana koinku..."

"Perasaan tadi jatuhnya di sekitar sini, apa di ambil tikus. Aish! Akan ku sate tikusnya jika sampai ketemu, "

Ae-ri menelan salivanya dengan susah payah, keringat mulai membasahi pelipisnya. Ae-ri tidak berani berbalik untuk melihat seorang halmoni yang tengah merangkak di lantai demi mencari koin berharganya. Jantung Ae-ri memompa dengan cepat, ingin berbalik dan mengakui kesalahannya namun nyalinya lebih dulu menciut mendengar ucapan tajam dari bibir halmoni itu. Terlalu mengerikan.

"Jeogiyo nona muda, apa ka... "

"Aku tidak melihat," sergap Ae-ri cepat sambil berbalik badan. Tangannya melambai-lambai seakan menjelaskan bahwa dirinya tidak bersalah.

"Ternyata benar, kau pelakunya. Kembalikan koinku! " teriaknya membalas.

Halmoni yang berdiri lima langkah di belakang Ae-ri berseru. Awalnya halmoni berniat untuk bertanya ke barisan kasir sebelum Ae-ri, namun dengan bodohnya gadis itu mengaku. Memang orang jahat sepertinya tidak akan selalu beruntung.

Sial, Ae-ri ketahuan. Pikirannya mendadak kosong, karena keadaan kelewat urgent yang tidak bisa di bendung. Tidak ada cara lain selain melarikan diri. Singkat waktu Ae-ri berlari keluar dari area pembayaran.

Destiny√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang