/32.00/

201 105 28
                                    

Happy reading 💜

---

"Palli! " *cepat

"Pecahkan telurnya,"

"Omo! Itu keraknya masih tertinggal di dalam mangkuk, "

Ae-ri menghela nafas lelah mendengar teguran itu. Sepertinya menuruti apa mau halmoni bukanlah ide yang baik. Buktinya sekarang, Ae-ri bahkan tidak dibiarkan beristirahat barang sedetikpun. Sudah hampir dua jam di dapur, Ae-ri hanya berkutat dengan memecahkan lima butir telur ke dalam mangkuk. Kalau begini caranya, bisa sampai besok Ae-ri di dapur.

"Jangan membantunya atau kutambah lagi syaratnya," peringat halmoni ketika melihat Taehyung hendak turun dari kursi kitchen bar. Bisa di tebak, pria itu ingin menghampiri mereka berdua ke dapur kemudian menggantikan tugas Ae-ri.

Taehyung meringis melihat wajah melas Ae-ri.

Ae-ri segera menggelengkan kepalanya ke arah Taehyung, menyuruh laki-laki itu diam di tempat sembari menonton saja. Sudah cukup dengan syarat membuat satu kuetar, tidak ada penambahan lagi.

"Ya, gadis muda. Apa kau tidak pernah memasak?"

Rasanya Ae-ri tertampar keras karena pertanyaan sarkasme itu, memang benar, Ae-ri tidak pernah memasak. Jika ke dapur pun, hanya memasak air untuk menyeduh mie instant ramyeon.

"Tanganmu sangat kaku, tidak telaten," tambahnya berkomentar. Halmoni berdiri di samping Ae-ri sembari memperhatikan tempo kerja gadis itu.

"Joesonghamniida," Ae-ri menunduk sedikit untuk meminta maaf.

"Ini sudah keribuan kalinya kau meminta maaf, cepat kerjakan,"

Ae-ri kembali memecahkan telur dengan wajahnya yang di tekuk.

---

Saat ini Taehyung sedang menaiki tangga menuju lantai dua, tempat kamarnya berada. Membiarkan Ae-ri dan halmoninya berduaan di dapur sejenak. Toh, kehadiran Taehyung juga tidak bisa membantu.

Taehyung memutar knop pintu berbahan dasar kayu jati itu. Kamar dengan nuansa eropa mewah menyapa indra penglihatannya. Taehyung berjalan mendekat ke kasur kingsizenya kemudian duduk di sisi kasur itu. Tangannya membuka nakas kecil di samping kasur, kemudian mengeluarkan sebuah album foto dari sana.

Sudut bibir Taehyung terangkat ke atas setiap kali ia membalik halaman foto itu. Disana terdapat berbagai kenangan sewaktu masa kecilnya di bangku dasar, dan pastinya wajah yang mendominasi album itu adalah Park Ae-ri.

"Yeoppo," gumamnya. *cantik.

Dulu mereka berdua sering mengambil foto dengan kamera polaroid Ae-ri, sebelum gadis itu pindah sekolah. Tidak terasa lima menit dihabiskan hanya untuk melihat album foto itu. Taehyung menarik selembar foto dari sana kemudian di masukkan kedalam saku hoodienya.

Tidak sengaja, telinganya menangkap suara deru mesin mobil. Taehyung mengecek ke bawah melalui jendela kaca kamarnya. Mobil hitam yang sangat dikenalinya mulai memasuki perkarangan dan berhenti tepat di samping mobilnya.

"Aish!" Taehyung mengumpat sebelum bergegas keluar dari kamarnya.

Hanya satu tujuannya sekarang, kembali ke dapur.

---

"Halmoni, kenapa kau sangat suka membuat kue? Apa tidak takut kolestrol? " tanya Ae-ri sembari mengaduk adonan hasil buatannya selama berjam-jam.

"Apa maksudmu, kau menyumpahiku? " hardik halmoni tidak suka. Ia berkacak pinggang sekarang.

"Ani..., bukan itu maksudku. Aku hanya khawatir, kesehatanmu akan memburuk jika makan yang manis-manis terus," jelas Ae-ri untuk menurunkan emosi wanita tua itu.

Destiny√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang