/20.00/

283 213 34
                                    


"Astaga, kau sedang mempermainkanku sekarang?" protes Taehyung.

Taehyung dan Ae-ri sudah sampai di kantin kampus. Mereka berdua berdiri di pintu masuk sembari berselisih mulut.

"Ani," elak Ae-ri sembari mengulum senyum. Taehyung sudah masuk ke dalam jebakannya. Ae-ri tertawa puas dalam hati, ia berhasil membalaskan segudang dendamnya ke Taehyung.

"Lalu ini apa, mentraktir seisi kantin?" sungut Taehyung.

"Perjanjian awalnya tidak seperti itu," lanjutnya.

Ae-ri menggeleng dua kali, jari telunjuknya bergoyang seakan mengisyaratkan 'eits tidak bisa'

"Aku janji akan membelikan makanan yang banyak dan menuruti apa maumu, bagaimana?"

Ae-ri berusaha memberatkan suaranya agar terkesan mirip dengan suara Taehyung. Mengulang janji Taehyung tadi.

"Kau hanya bilang membelikan makanan yang banyak bukan membelikan makanan yang banyak untukmu dan menuruti apa mauku?"

"Jadi aku ingin kau mentraktir seisi kantin, bagaimana?" tanya Ae-ri menaik turunkan alisnya.

"Asal kau tahu semua mahasiswa disini sudah kaya raya, mereka tidak perlu traktiran lagi," balas Taehyung. Yang dia katakan itu memang fakta.

"Sekaya apapun mereka, yang namanya makan gratis pasti tidak akan ditolak"

"Lagian kau kan juga kaya, apa salahnya beramal sedikit," Ae-ri tetap pada pendiriannya. Menyudutkan Taehyung dengan segala alasan handalnya. Bilang saja memang dirinya yang ingin makan gratis.

"Dasar orang kaya pelit," julid Ae-ri.

Taehyung menghela nafas, pasrah dengan sikap random Ae-ri ini. Jika  gadis itu ingin makan gratis kenapa harus melibatkan seisi kantin. Taehyung tidak bisa membaca jalan pikiran gadis itu.

"Bagaimana, apa kau takut bangkrut?" Ae-ri menaik-turunkan alisnya.

"Aku? Takut bangkrut? Silahkan makan sampai perutmu meletus" Taehyung mengeluarkan dompet dari sakunya. Ia menarik sebuah kartu berwarna hitam dari sana dan menyerahkannya kepada Ae-ri. Black card Taehyung berpindah tempat.

"Yey!" seru Ae-ri antusias. Ae-ri berlalu meninggalkan Taehyung di pintu masuk kantin menuju ke antrian makanan. Sebelum itu Ae-ri menyempatkan diri untuk meminjam dua tutup panci dari dapur.

"Attention please!" teriaknya sekuat mungkin kemudian membenturkan dua tutup panci itu sekali.

Terdengar dentingan keras di detik selanjutnya. Semua perhatian kantin mengarah ke Ae-ri, termasuk Hae-won dan Jimin yang sedang menikmati makanan mereka di ujung meja.

Masih di tempat awalnya, Taehyung bersandar di dinding dengan kedua tangannya yang di masukkan ke saku. Ia tersenyum menonton pertunjukkan apa yang akan dimainkan oleh Ae-ri sekarang. Satu hal yang baru Taehyung sadari, gadis itu tengah memanfaatkannya sekarang.

"BERHUBUNG HARI INI AKU SEDANG BERBAIK HATI, JADI AKU INGIN MENTRAKTIR KALIAN UNTUK MAKAN SEPUSANYA DI KANTIN, BUNGKUS PULANG JUGA BOLEH. BAGAIMANA, KALIAN PASTI MAU KAN?"

Ae-ri terbatuk di akhir kalimatnya. Ternggorokannya terasa sakit karena menjerit terlalu keras. Di luar dugaan Taehyung, seisi kantin berubah ricuh setelah mendengar penuturan Ae-ri. Taehyung menggeleng tidak percaya.

Destiny√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang