"Kenapa kau tidak tidur?"Taehyung bertanya setelah menyudahi aksi mendongengnya. Bukannya Ae-ri yang tidur, malahan Tae-ho yang terlelap di atas sofa. Bocah itu sudah tertidur, sesekali menggeliat mencari posisi yang nyaman.
"Hei," Taehyung mejentikkan jarinya sekali.
Ae-ri menahan nafas, matanya membulat. Lebay memang, tetapi saat ini ia benar-benar shock dan terkejut. Bagaimana bisa laki-laki gendut, pendek, culun, selalu menggantung termosnya di leher, kacamata bulat, kaos kaki panjang, dasi, bedak penuh di wajahnya. Dan sekarang berubah menjadi sosok Taehyung seperti sekarang ini. Ae-ri masih tidak bisa mempercayainya.
Apakah ini yang di namakan 'you know I glow up?
"Bernafaslah,"
Ae-ri kembali mengambil pasokan udara yang banyak. Sedari tadi ia tidak bernafas.
"Kkamjagi? "
*Secara mendadak atau tiba-tibaTaehyung menaikkan alis kanannya mendengar pertanyaan itu, kemudian ia mengangguk.
"Agar kau tahu alasanku menciummu waktu itu, "
Setelah hari itu Taehyung merasa sedikit bersalah, apalagi setelah melihat Ae-ri menangis. Namun jika dipikir-pikir itu hal wajar, mereka kan pacaran walaupun dengan cara kuno dan tidak jelas itu. Tapi Taehyung tetap merasa mereka itu dekat.
"HA. HA. HA. HA," Ae-ri tertawa paksa.
Taehyung mengernyit mendengar tawa paksa itu.
"Kau menganggap ajakanku itu serius?"
Taehyung mengangguk.
"Kau masih menganggap kita berpacaran sampai sekarang?"
Taehyung mengangguk.
"Makanya kau menciumku waktu
itu?"Taehyung mengangguk untuk ketiga kalinya.
"Kenapa tidak bilang sedari kemarin-kemarin?" hardik Ae-ri langsung.
"Kalau aku ceritakan hal ini, pasti kau akan langsung memutuskanku, " jawab Taehyung jujur layaknya bayi yang polos.
"Wah, daebak!" Ae-ri bertepuk tangan sekali.
"Terima kasih atas kejujuranmu hari ini,"
"Kalau begitu kita putus sekarang juga," lanjut Ae-ri final.
Taehyung membelakkan matanya, ia menggeleng.
"Siro!" teriaknya tidak setuju.
*Tidak mau/ tidak ingin"Tapi aku ingin," kekeuh Ae-ri.
"Aku masih menganggap hubungan kita itu serius, walaupun cara dulu itu sedikit salah," Taehyung menatap Ae-ri.
"Memang salah, dulu aku hanya ingin melindungimu bukan bermaksud memacarimu, "
"Lagian orang bodoh mana yang akan mempercayai ajakan itu!" frustasi Ae-ri. Obrolan mereka putar-putar sedari tadi. Ae-ri jadi gemes sendiri.
"Aku contohnya," jawab Taehyung.
"Terserah,"
Fix! Kata-kata mutiara perempuan.
"Apa salahnya menjadi pacarku, selain tampan aku juga baik hati, cita-citamu juga akan tercapai kan?" pancing Taehyung. Wajahnya berubah masam ketika membicarakan cita-cita tidak masuk akal Ae-ri.
"Ini yang dinamakan simbiosis mutualisme, mungkin," lanjutnya tidak yakin.
"Aku masih babumu, kalau kau lupa," peringat Ae-ri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny√
Fanfiction(COMPLETED) Park Ae-ri ditugaskan untuk mengurus kafe buku komik peninggalan neneknya. Dimana, pada suatu malam ia mendapat kunjungan seorang pelanggan misterius yang mengaku ingin berteduh karena derasnya hujan. Di luar dugaan sebuah hubungan simb...