Chapter 101

172 26 18
                                    

"Jaemin-ssi, apa kau mau tau siapa yang melamarku?"- teriak Hina karena jarak Jaemin dan Hina lumayan jauh sekarang. Jaemin berhenti berjalan menandakan dia akan mendengarkan Hina.

"Dia sahabatku waktu kecil. Namanya................. NANA."- mendengar itu, Jaemin langsung membalikkan badannya menghadap Hina dengan pandangan penuh arti.

"Dia melamarku di Bandara. Saat itu aku mengira dia akan pergi. Saat itu juga aku menyatakan perasaanku padanya. Setelah aku menyatakan perasaan padanya, dia melamarku dengan menyatakan keinginannya untuk menjadi ayah dari anak-anakku, menjadi pendamping hidupku, menjadi orang yang pertama kulihat dipagi hari, dan dia ingin mempergunakan kesempatan yang kuberikan padanya."

"mendengar maksudnya tersebut, aku harus membujuk kedua orangtuaku dan kakak laki-lakiku untuk membiarkanku menjadi pendamping hidupnya. Mereka kurang menaruh kepercayaan padanya karena masa lalu kami. Dan pada akhirnya, aku dan dia bisa melewati masa itu walau harus terpisah kembali selama hampir setahun. Aku kembali meninggalkannya selama berbulan-bulan karena aku ingin mengembalikan kepercayaan kedua orangtuaku dan kakak laki-lakiku padanya"

"maka dari itu, tujuanku kembali hanya satu. Yaitu menikahi nana untuk menjadikannya pendamping hidupku. Kau tau nana yang kumaksud, Jaemin-ssi?"- Hina mengatakan itu dengan mata yang berkaca-kaca dengan nafas yang memburu.

"nana yang kumaksud adalah kau, Jaemin-ssi. Jaemin yang pernah menyakitiku dulu. Jaemin yang selalu ada dipikiranku selama bertahun-tahun. Jaemin yang sekarang melamarku kembali dihadapan seluruh tamu undangan. Jaemin yang sekarang ada dihadapanku seraya menatapku. Jaemin yang bernama lengkap Na Jaemin. Jaemin....... kau adalah satu-satunya orang yang ingin kucintai seumur hidupku!"- teriak Hina dengan sepenuh jiwa raga.

Jaemin berlari kearah Hina dan menerjangnya lalu mengangkatnya keudara. Tatapan mereka terkunci satu sama lain. Jarak sudah tidak ada lagi diantara mereka. Bibir mereka sudah terpaut dengan lembut satu sama lain sejak tadi. Mereka seakan tak dapat dipisahkan, kecuali maut yang memisahkan mereka.

Seluruh tamu undangan menitihkan airmata haru mereka melihat pemandangan itu. Tak terkecuali Koeun yang menangis tersedu-sedu dalam pelukan Mark yang baru saja menjadi suaminya.

Setelah beberapa saat terpaut, akhirnya mereka melepaskan tautan bibir mereka. Jaemin kembali berlutut dihadapan Hina dan mengeluarkan kembali cincin yang sempat dimasukkan kembali kesakunya tadi.

Jaemin meraih tangan kanan Hina lalu memasangkan cincin tadi dijari manisnya. Airmata bahagia Hina keluar dengan derasnya. Jaemin kembali bagkit dan merengkuh Hina dengan erat. Jaemin pun membisikkan sesuatu tepat ditelinga Hina.

"Terima kasih karena sudah mau menerimaku kembali, neko. Akan kupastikan kau selalu bahagia bersamaku hingga maut memisahkan."- Jaemin.

"Terima kasih juga karena sudah mau memintaku untuk menjadi pendamping hidupmu. Aku akan dengan senang hati mendampingimu hingga maut memisahkan. Aku akan selalu bahagia karena kebahagiaanku adalah dirimu, nana-ku"- Hina.



Author POV

Seusai lamaran Jaemin yang berjalan mulus, pesta kembali berjalan dengan meriahnya. Semua orang berbahagia dihari yang indah ini, khususnya tokoh utama hari ini. Yaitu Markoeun.

Mereka berdua asik berbincang ringan dengan para tamu.

"babe, kurasa...... aku perlu ke toilet. Tidak apa kan kutinggal sebentar?"- Mark.

"astagaaaaa.... kau minum berapa liter sih hari ini? Bisa-bisanya kebelet ditengah acara. Udah sana ke toilet. Jangan lama!"- Koeun.

"hehe..... tidak akan lama kok. Tenang."- Mark pergi dari hadapan Koeun.

Coincidence & The Regret (markoeun + jaeminhina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang