Chapter 35

192 20 0
                                    

Hina POV

Tak terasa lusa eomma dan appa jaemin akan kembali, dan otomatis aku harus pulang. Karena mereka akan pulang, aku memeriksa persediaan yang ditinggalkan untukku dirumah Jaemin. Ternyata sudah hampir habis. Eomma dan appa jaemin meninggalkan kartu kredit mereka padaku, kata mereka untuk jaga-jaga. Tapi biar pun aku ditinggali kartu kredit, aku belum pernah sekali pun memakainya. Dan hari ini aku ingin ke supermarket untuk mengisi persediaan dirumah Jaemin. Aku tidak enak jika persediaan dirumah Jaemin habis saat mereka pulang.

Aku pun bersiap-siap untuk pergi, saat aku keluar kamar aku berpapasan dengan Haeun. Dia bingung melihatku seperti ingin keluar rumah.

"eonni, eonni mau kemana?"

"eonni mau ke supermarket, membeli persediaan dirumah kalian. Ada apa haeun-ah?"

"eummmm, Haeun boleh ikut tidak?"- haeun menunjukkan puppy eyesnya.

"kalau eonni sih boleh-boleh saja. Tapi bagaimana dengan oppamu? Bisa saja dia tidak memperbolehkan. Eonni tidak berani mengajak haeun kalau tidak diperbolehkan"

Haeun mengerucutkan bibirnya, "kalau begitu haeun tanya dulu dengan oppa".

Di berlari kearah kamar jaemin, tiba-tiba dia berhenti dan berbalik kearahku.
"eonni, temani haeun dong"- lagi-lagi haeun mengeluarkan puppy eyesnya. Mau tak mau aku harus menurutinya. Aku berjalan kearah haeun dan langsung ditarik olehnya kearah kamar jaemin.

Tok... tok... tok....

"oppa! Haeun masuk ya!"- haeun berteriak meminta izin. Tanpa diizinkan haeun langsung nyelonong masuk dan tentu saja otomatis aku tertarik masuk.

"ada apa haeun-ah?"- jaemin.

"Hina eonni ingin ke supermarket. Haeun mau ikut boleh tidak?"- haeun memohon.

"tidak!"- tegas jaemin.

"HEEEEEE! Kenapaaaaaa?!!!"- haeun merengek.

"kau itu kalau diajak ke supermarket keluyuran kesana kemari. Kasian Hina jika mengajakmu. Lagian kau bisa beli yang tidak-tidak"- jaemin sambil memainkan ponselnya.

"tapi haeun bosan dirumah terus. Haeun janji deh gabakal keluyuran dan membeli yang tidak-tidak. Boleh ya, oppa? Boleh ya? Boleh ya? Boleh yaaaaaa?"- haeun terus-terusan merengek memohon untuk diizinkan. Jaemin tetap tidak bergeming. Haeun sudah memunculkan tanda-tanda ingin menangis. Aku gelagapan melihat dia seperti itu.

"Jaemin-ssi, izinkan saja dia ikut denganku. Aku akan menjaganya kok. Lagipula dia sudah berjanji kan? Kasian dia"- aku membantu mebujuk jaemin.

"kalau dia tidak menepati janjinya bagaimana? Kalau kau lengah bagaimana? Bakal repot nanti urusannya."- jaemin masih keukeh dengan keputusannya. Mendengar itu haeun mengeluarkan air matanya dan bersembunyi dibelakangku.

"yasudah haeun tidak ikut eonni. Haeun ingin dikamar saja! Oppa jahat! Hiks...."- haeun menangis dibalik badanku. Aku ingin kembali membujuk jaemin, tapi saat aku bertatap muka dengannya dia seperti mengatakan 'kalau kubilang tidak, ya tidak!' dengan ekspresinya. Aku jadi tidak berani menentangnya.

Aku berjongkok menghadap Haeun dan menggendongnya.
"aigoo, aigoo, kau lumayan berat haeun-ah. Baiklah kalau begitu, eonni tidak jadi ke supermarketnya. Ayo kita bermain dikamar haeun!!"- aku menghiburnya sambil menggendongnya. Haeun menelungkupkan wajahnya diceruk leherku sambil melingkarkan tangannya disana.

Saat dikamar haeun aku mencoba memberi pengertian pada haeun dan menghiburnya dengan segala cara. Tapi tetap saja dia merajuk. Saat haeun sudah mulai membaik, jaemin malah masuk kekamar haeun dan membuat haeun kembali ke mode bad mood.

Coincidence & The Regret (markoeun + jaeminhina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang