Chapter 85

202 27 7
                                    

Author POV

Diatap klinik, kini terduduk 2 insan berbeda gender yang saling terdiam. Mereka adalah 2 insan yang dulunya saling menyayangi dan tak mau terpisah namun kini terpisah karena adanya miss communication. 

"Eun"
"oppa"

"kau duluan saja Eun/oppa"

"kau saja"
"kau saja"

"kau saja, Eun/oppa"

"pfftttt..... hahahaha"
Mereka berdua tertawa karena merasa lucu mereka selalu bicara berbarengan. Setelah puas menertawakan tingkah masing-masing, mereka saling menatap.

"Maafkan oppa, Eun"- Jungwoo.

"Eun juga. Eun minta maaf"- Koeun.

"Maaf oppa tidak memperhatikan keadaanmu terlebih dahulu. Maaf karena oppa selalu menyimpulkan semuanya tanpa tahu yang sebenarna terjadi. Maaf, Eun."
"Maaf oppa ternyata tidak bisa mengendalikan rasa cemburu dan belum bisa melakukan yang terbaik. Soal orangtua oppa juga. Oppa minta maaf jika ada perkataan mereka yang menyakiti hatimu. Seharusnya oppa melakukan yang lebih baik lagi"- Jungwoo membungkuk didepan Koeun.

"Oppa! Tidak perlu sampai seperti itu"
"Disini Eun juga salah. Eun minta maaf"
"Harusnya sejak awal jika memang Eun masih belum bisa lepas dari Mark, Eun tidak boleh memulai dengan oppa. Harusnya Eun tidak terlena dan malah berpikir dengan memulai bersama oranglain mungkin perasaan pada Mark akan menghilang dengan sendirinya. Eun minta maaf, oppa. Sangat minta maaf"
"Saat bersama oppa Eun mulai bisa menerima oppa. Tapi saat Eun kembali kesini dan bertemu dengan Mark semuanya jadi buyar. Eun kembali terlena. Apalagi dengan semua perhatian yang dia berikan pada Willy. Harusnya Eun tetap berpegang pada prinsip. Maaf Eun kesannya malah seperti hanya menjadikan oppa sebagai pelarian. Eun minta maaf sekali"- kini giliran Koeun yang membungkuk didepan Jungwoo.

"Eun....... jangan seperti itu. Oppa juga harusnya sadar kalau Eun belum sepenuhnya lepas dari bayangan Mark. Oppa malah dengan lancangnya ingin memulai dengan Eun"- Jungwoo.

"Tetap saja Eun yang lebih bersalah disini. Harusnya Eun sadar Eun sudah ada oppa. Tapi Eun malah........"- Koeun.

"hey hey hey. Jangan begitu. Kau tidak bisa menyalahkan perasaan. Perasaan mana bisa dikendalikan mau ditaruh pada siapa. Dan lagi...... oppa salah. Harusnya oppa sadar bahwa William memang lebih membutuhkan ayah kandungnya"- Jungwoo.

"Oppa....... kalau oppa begitu Eun jadi tambah merasa bersalah........"- mata Koeun mulai berkaca-kaca.

"E-eh.... Maaf Eun. Oppa tidak bermaksud begitu...."- Jungwoo jadi gelagapan sendiri. 

"Maafkan Eun, oppa........."- Koeun.

"Kita sama-sama salah disini. Jadi saling memaafkan saja ya?"- Jungwoo.

"Tapi......"- Koeun.

"shhhh.... kita saling memaafkan. Kita sama-sama salah. Tidak ada yang lebih salah"- Jungwoo meyakinkan Koeun dengan memegang kedua bahunya.

Bukannya merasa lega atau apa, Koeun malah menangis.
"Huaaaaaa...... oppa kau terlalu baik. Aku jahat sekali malah menyia-nyiakan orang sepertimu"- Koeun.

"E-eh eh, kok malah nangis? Udah ah jangan nangis. Nanti kalo orang liat dikiran oppa macem-macem sama Eun"- Jungwoo membelai kepala Koeun. Sebenarnya Jungwoo ingin sekali membawa Koeun kepelukannya tapi dia sadar poisisnya sekarang.

.

.

.

"jadi....... kita teman?"- Jungwoo.

Coincidence & The Regret (markoeun + jaeminhina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang