Chapter 8

237 25 0
                                    

Jaemin POV

Sudah terhitung 15 menit jeno mengantar hina dan temannya keruang kepsek dan sekarang belum datang juga.

"Jeno lama ya"- ucapku kepada mark.
"Hmm, mungkin sebentar lagi mereka datang" belum ada semenit setelah mark mengatakan itu jeno datang "nah itu mereka"- mark.
"Kalian lama sekali"- ketusku.
"Benarkah? Mianhe, hehe. Koeun-a, hina-chan kalian habis ini tidak ada kegiatan lain kan? Bagaimana kalau kalian ikut kami kerumahku. Sekalian kita cerita-cerita. Gimana?"- jeno. Aku dan mark hanya memasang tampang tidak percaya. Sepertinya mereka menangkap ekspresi kami.
"Tidak usah jeno-ya, kami tidak ingin mengganggu kalian. Lain kali saja ya? Lagian kami ingin ke apotek dulu sebelum pulang"- hina.
"Mwo?! Untuk apa kalian ke apotek? Kau ingin beli apa di apotek? Apa kau sakit hina-chan? Kau sakit apa? Apa harus kerumah sakit? Apa kau pusing? Mual? Ap---"- jeno khawatir sambil meraba(?) dan mengguncang tubuh hina tapi dipotong oleh jitakan teman hina yang satunya.
"Yak! Lee jeno. Biarkan hina berbicara dan juga jangan mengguncangnya seperti itu, kau membuatnya pusing"- koeun.
"Hehe, mian. Aku khawatir dengan hina"- jeno.
"Tidak usah lebay jeno-ya. Aku ingin beli vitamin saja. Dan aku tidak sedang sakit. Jadi, maaf kami tidak bisa ikut kerumahmu"- hina.
"Aaaahh, ayolaahhh ikut saja ya? Ya? Ya?"- jeno beraegyo dan lagi-lagi membuat kami bergidik jijik.
"Jangan membuat kami ingin membunuhmu Lee jeno~~"- koeun.
"Ayolaahh, kalian ikut saja. Lagian ke apotekkan ga sampe 1 abad juga kan?"- jeno keras kepala.

Ada apa sih dengan jeno, jelas-jelas mereka tidak mau. Lagian mereka akan sedikit mengganggu acara kami, apalagi ada hina. Hufft.... dasar Lee jeno. Batinku.

"Jeno-ya, bukan masalah ke apoteknya. Masalahnya kami tidak ingin teman-temanmu terganggu karena kehadiran kami. Mengertilah"- hina.

Nice hina. Kali ini aku dipihakmu. Batinku lagi.

"Mereka tidak akan terganggu kok. Ya kan mark? Jeamin?"- jeno sambil menengok kami dengan puppy eyes. Lalu aku dan mark saling memandang.

"Hhh, ya sudahlah, ayo cepat kita jalan. Nanti keburu malam"- mark pasrah, dari pada kami menginap disini sampai besok lebih baik mengalah.
"Tuh kan, mereka tidak terganggu berarti kalian ikut ya. Ayook kita jalan"- jeno bersemangat. Hina dan temannya pun terlihat pasrah dan tidak nyaman karena merasa bersalah. Satu-satunya orang yang bersemangat disini adalah jeno, sedangkan kami hanya saling canggung.

Kami pun berjalan ke apotek terdekat dan sampai diapotek dekat halte yang agak jauh dari sekolah
"Kalian tunggu sebentar ya. Kami kedalam dulu"- koeun. Kami hanya mengangguk menjawabnya.
Setelah beberapa menit mereka keluar lagi.
"Maaf membuat kalian menunggu. Kami sudah selesai, ayo kehalte. Busnya hampir sampai tuh"- koeun. Benar saja bus yang akan kami tumpangi sedang menuju ke halte dekat apotek tadi. Kami pun segera menuju kehalte tersebut menunggu busnya benar-benar berhenti.

Saat ini kami berada didalam bus, bus yang kami tumpangi tidak terlalu banyak orangnya. Kami duduk dibagian paling belakang bus yang semua bangkunya tidak diduduki siapa pun.

Urutan duduk: mark-jaemin-jeno-hina-koeun.

"Apa kalian sudah mengabari orang tua kalian karena pulang telat?"- jeno bertanya kepada hina dan temannya.
"Oiya, hampir lupa"- hina segera mengirim pesan kepada ibunya.
"Koeun?"- jeno bertanya kepada teman hina.
"Aku tinggal sendiri"- singkat padat dan jelas. Terlihat sekali ekspresi teman hina itu tiba-tiba datar.
"Ken--" sebelum jeno bertanya yang membuat teman hina tidak nyaman, aku menyenggolnya untuk menegurnya. Kebetulan sekali hina juga ternyata menegur jeno dengan cara mencubit pinggangnya. Sedangkan mark hanya mendelik kepada jeno.
"Awhh, kenapa kau mencubitku? Jaemin juga ada apa kau menyenggolku? Mark juga. Kalian kenapa sih"- jeno masih tidak peka rupanya.
"Nanti saja bertanyanya ya~~"- hina tersenyum. Jeno hanya mengangkat bahu tidak perduli. "Oiya, kalian kan ketos dan waketos, otomatis kalian tahun kemarin ikut rapat gabungan kan? kok aku tidak pernah melihat kalian? akukan OSIS juga"- Jeno

"Lah? iya ya kenapa tahun kemarin kami tidak melihatmu"- Hina bingung.

"Yak, Lee Jeno. Bukannya tahun kemarin kamu tidak ikut rapat? Pas kita rapat tahun kemarin kan kamu diganti sama Haechan"- sewotku

'Oiya ya, kenapa aku pikun sekali. Terus kenapa Haechan tidak mengabari kalo dirapat itu ada kalian'- gumam Jeno.

Perjalan berlanjut dengan Jeno beserta teman lamanya itu saling bercerita dan sampai di halte kami harus turun. Setelah itu berjalan ke perumahan jeno berada.

.
.
.
.
.
.
"Jeno-ya, ternyata rumahmu cuman beda beberapa rumah saja dari rumahku. Tapi kenapa aku tidak pernah melihatmu ataupun keluargamu? Dan kenapa kau tidak berkunjung kerumahku?"- koeun.
"Aku kira kau pindah, karena rumahmu selalu terlihat tidak berpenghuni. Yak, koeun-a aku tau kebiasaanmu. Kau tidak akan keluar rumah saat tidak ada kepentingan. Makanya kau tidak pernah melihatku"-jeno.
"Iya juga sih, hehe"- koeun.

"Eomma, aku pulang!!"- jeno.
"Eo, kau sudah pulang. Omo!! Hina-chan, koeunie! Lama tidak bertemu kalian"- eomma jeno sambil memeluk hina dan temannya bergantian.
"Ahjumma, bagaimana kabarmu? Lama tidak bertemu dengan ahjumma"- hina
"Ahjumma sehat kok, maaf ya dulu tidak pamitan dengan kalian dahulu"- eomma jeno.
"Gwenchanayo ahjumma, yang penting kita bisa bertemu lagi"- koeun. Eomma jeno hanya tersenyum menanggapi mereka, sepertinya eomma jeno belum menyadari kehadiran kami.
"Omo!! Ada jaemin dan mark juga rupanya. Maaf ahjumma tidak melihat kalian tadi. Ayo masuk dulu semuanya"- eomma jeno mempersilahkan kami semua untuk masuk.
"Eomma, kami langsung kekamar jeno ya. Ayo, kita kekamarku"- jeno.
"Eo, nanti eomma bawakan cemilan dan minumannya"- eomma jeno.
.
.
.
.
.
"Yeorobun, aku mandi dulu ya sebentar. Tidak lama kok. Kalian tunggu saja didalam kamarku"- jeno langsung pamit begitu saja.
Dan sekarang situasi mendadak canggung, terutama aku dan hina.
"Mark-ssi, jaemin-ssi. Maaf kami mengganggu acara kalian ya? Kalau tahu begini kami bertanya dengan murid lain saja tadi"- koeun membuka suara.
"Gwenchanayo/hmm"- mark dan aku menjawab. Setelah itu keadaan kambli canggung. Dalam hati, kami mengutuk jeno yang seenak jidat meninggalkan kami didalam kamarnya.
"Eumm, aku membantu ahjumma ya, kali aja ahjumma kerepotan membawa cemilan dan minumannya"- hina langsung beranjak. Melihat itu temannya hina langsung mencengkram kakinya dan memberikan tatapan 'jangan tinggalkan aku'. Sayangnya hina membalas 'nikmati saja ya' sambil melepas cengkraman koeun dan pergi keluar. Dan suasana menjadi lebih canggung, terutama untuk koeun. Beberapa menit kemudian datang jeno dan disusul kedatangan hina beserta eomma jeno. "Lho, kenapa kalian sepertinya canggung sekali. Bukannya nanti juga kalian bakal sering ketemu"- jeno saat baru datang dengan muka santainya. Kami hanya membalasnya dengan tatapan datar. "Wae?"- jeno. Aku hanya menggidikan bahu menanggapinya.
"Sepertinya kalian ingin bersenang-senang. Eomma tinggal dulu ya"- eomma jeno. Kami hanya mengangguk dan tersenyum.
"Jadi, kita ngapain disini?"- aku membuka suara.
"Bagaimana kalau main PS?"- mark.
"Kau ini bagaimana, kalau main PS mereka ngapain?"- protesku.
"Ya terima nasib lah"- mark menjawab dengan santai.
"Siapa bilang kami tidak bisa main PS?"- koeun sepertinya cukup tertantang.
"Heee, sepertinya tidak bisa tuh"- mark meremehkan.
"Hei, hei. Jangan mulai lagi. Koeun benar kok. Bahkan hina juga bisa main PS. Kalian tidak tau saja dulu aku hampir selalu kalah jika bermain dengan mereka. Aku bakal menang melawan salah satu dari mereka jika mereka dipaksa pulang saat ditengah permainan. Hanya saat itulah aku menang. Koeun, Hina kalian masih bisa main PS kan?"- jeno.
"Tentu saja"- koeun dan hina bersamaan menjawab.
"Tapi aku tidak yakin akan semahir dulu. Soalnya aku sudah menjauhkan diri dari PS, okaa-san selalu marah jika melihat aku main PS. Okaa-san bilang aku bakal lupa waktu dan lupa dunia jika sudah main PS"- hina.
"Heee, begitu ya. Kalau mbak yang satunya, apakah yakin masih bisa?"- aku meremehkan mereka.
"Yahh walaupun aku sudah jarang main PS tapi aku masih ingat cara mainnya kok. Dan aku yakin aku masih mahir memainkannya"- koeun.
'Cihh percaya diri sekali'- batinku.

"OKE!! Bagaimana kita bertanding PS? Aku akan jadi wasit"- jeno.
"Tumben gak main"- mark.
"Yahh gimana yha. Aku sudah yakin kalau aku tidak bakal menang. Hehe"- jeno sambil menggaruk kepalanya.

"OKE!! Kita adakan kompetisi PS hari ini. Sekarang. Dan secepatnya"- aku menantang mereka.
"Siapa takut"- hina menjawab sambil memasang wajah sombong.



Tbc.
Maaf alurnya lambat yhaa.
Vomment juseyo :)

Coincidence & The Regret (markoeun + jaeminhina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang