Chapter 76

193 35 7
                                    

Author POV

Ditempat yang tinggi, seorang perempuan cantik dengan rambut dikuncir kuda duduk dipinggiran atap. Tatapannya begitu kosong. Benar-benar kosong. Seperti tidak memiliki jiwa sama sekali. Perempuan itu menatap kebawah. Terlihat kakiknya menjuntai begitu saja tanpa takut akan jatuh. Padahal sekarang posisinya ada diketinggian gedung 7 lantai.

.

.

.

"jangan berpikiran untuk terjun. Jika kau mati banyak orang kerepotan nantinya"- seseorang dengan santainya mendekati perempuan tadi.

"tinggalkan aku sendiri, Mark. Aku sedang tidak ingin diganggu"

"meninggalkanmu sendiri dan 5 menit kemudian kantorku heboh karena ada seseorang melompat dari atap? Ohhh tidak mungkin. Nanti aku disuruh tanggung jawab"- Mark duduk tepat disamping perempuan tadi.

"Mark, pola pikirku tidak secetek itu. Jika aku mati, William diurus siapa? Jika William diurus oleh kalian bisa suram masa depannya"

"nah, itu tau."- Mark.

"tapi aku juga bukan ibu yang baik untuknya. Apa yang harus kulakukan?"- Koeun menatap lurus pemandangan didepannya. Mark menatap wajah sayu Koeun dari samping.

"siapa bilang kau bukan ibu yang baik?"- Mark.

"tidak ada, tapi William sendiri yang menunjukkannya. Ditambah lagi sifat burukku yang susah dihilangkan"
"Lihat saja tadi. Aku menunjukkan sikap yang sangat tidak pantas untuk dilihat anak kecil. Sifat bringasku ketika emosi. Beberapa hari yang lalu sifat cemburuanku yang muncul tidak pada waktunya. Sifat egoisku yang membuat kami menjauh. Dan masih banyak lagi. Itu semua sudah cukup untuk membuktikan bahwa aku bukanlah ibu yang baik"- Koeun menundukkan kepalanya dalam.

"Eun-ah, memangnya menurutmu seperti apa ibu yag baik itu?"- Mark.

"Entah. Mungkin selalu ada disamping anaknya, menunjukkan benar dan salah dengan penuh kelembutan pada anaknya, menjadi teladan bagi anaknya, selalu membuat anaknya nyaman, dan......... aku tidak tau lagi"- Koeun.

"kalau itu definisi ibu yang baik menurutmu, berarti kau sudah termasuk ibu yang baik untuk William"- Mark.

Koeun terkekeh.
"Kau bercanda? Ibu macam apa yang membuat anaknya ketakutan dan menunjukkan kekerasan pada anaknya? Mark....... jika kau ingin menghiburku tidak usah seperti itu"- mata Koeun langsung berkaca-kaca setelah itu.

"apa wajahku terlihat sedang bercanda?"- Mark menunjukkan wajah seriusnya didepan Koeun. Koeun hanya melihatnya sekilas lalu memandang lurus kembali.

"kau tidak tau apa-apa, Mark. William bahkan tidak ingin berdekatan denganku beberapa hari kebelakang"- Koeun sesekali terisak.

"dia tidak ingin berdekatan denganmu bukan berarti kau tidak cukup baik untuk menjadi seorang ibu. Mungkin saja dia mempunyai masalah lain yang membuatnya badmood"- Mark.

"Jika dia punya masalah, kenapa tidak memberitahuku?"- Koeun menatap Mark dengan wajah yang sudah berlinang airmata.

Tangan Mark terjulur untuk merengkuh Koeun dan membiarkan Koeun terisak dipelukannya.
"Eun, tidak semua masalah bisa diceritakan. Terkadang sebuah masalah akan lebih baik jika hanya kita dan Tuhan yang tau"

"Tapi, Eun. Disamping semua yang telah terjadi, aku yakin William melihatmu sebagai ibu terhebat yang pernah ada."
"Dia pasti sadar sejak lama bahwa membesarkannya seorang diri tanpa seorang suami merupakan hal yang sulit. Apalagi kau merelakan masa mudamu untuk menjaganya dengan penuh kasih sayang. Dia juga pasti tau seberapa lelahnya kau banting tulang untuk mencukupi kebutuhan kalian. Seberapa keras pun kau menyembunyikannya, William akhirnya akan tau karena ikatan batin kalian."
"Eun-ah, kau sudah melimpahkan seluruh yang kau bisa untuk membesarkannya. Kau sudah merelakan banyak hal untuk menjaganya. Kau tau, Eun? Kebanyakan perempuan seumurmu saat tau dia mengandung bayi diluar nikah mereka akan segera menyerah. Walau mereka tetap melahirkan bayi mereka kedunia, tak jarang dari mereka yang memilih untuk memberikan bayi mereka pada orang lain. Tapi kau beda, Eun. Kau memilih untuk mempertahankannya, menjaganya, membesarkannya, dan melindunginya segenap jiwa ragamu. Itu sudah cukup membuktikan bahwa kau adalah ibu terbaik untuk William"

Coincidence & The Regret (markoeun + jaeminhina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang