Chapter 81

193 31 7
                                    

Author POV

Jessica terlihat mondar-mandir didalam kamar menggigiti kukunya bimbang. William yang tidak sengaja lewat dan melihat Jessica yang terlihat seperti itu pun bingung lalu menegur.
"Grandma kenapa?"

Jessica yang tadinya fokus dengan kebimbangannya pun langsung tersentak mendengar ada yang menegurnya.
"Willy..... kau mengagetkan grandma"- Jessica.

"ahhh, maaf. Jadi.... grandma kenapa?"- William.

"begini will...... eummm..... Will..... Will mau ikut grandma ke Singapura tidak?"- Jessica.

"kapan?"- William.

"hari ini"- Jessica. William langsung kaget.

"Hari ini?! Hari ini kan mommy pulang.... William tidak mau! Willy mau nyambut mommy pulang"- William.

"Ahhhhh, sudah kuduga!!!"- Jessica frustasi.

"emang kenapa sih, grandma? tidak bisa lusa saja ya?"- Willy.

"tidak bisa, Will.... Grandma harus kesana hari ini juga. Butik grandma disana sedang ada masalah. Grandma harus turun tangan langsung. 2 jam lagi grandma harus berangkat"- Jessica.

"yasudah Willy sendiri saja dirumah. Toh nanti malam mommy pulang juga"- William.

"tidak. tidak bisa. Kau masih kecil. Dan lagi grandma takut Koeun sampai lebih lama dari yang diperkirakan. Grandma telpon Jeno buat kesini nemenin Willy"- Jessica langsung menghubungi Jeno saat itu juga.

.

.

.

Jeno POV

Sekarang sudah malam. Aku sedang berada dirumah Koeun untuk menemani William. Aku sudah berada disini sejak tadi siang Aunty Jess menelponku. Aku yang sedang mengerjakan sesuatu dikantor pun harus membawa pekerjaanku kesini.

Awalnya aku setuju-setuju saja dan tidak keberatan. Tapi aku lupa sesuatu. Malam ini aku ada makan malam keluarga dengan keluarga Herin. Bukan makan malam biasa karena rencananya aku mau melamar Herin didepan orangtuanya malam ini. Jadi tidak bisa dibatalkan. 

Jika batal, restu pun batal juga.

Aku mengetuk-negtukkan ponselku diatas meja sambil berpikir pada siapa aku harus menitipkan Willy. Keluargaku? tidak mungkin. Mereka ikut malam ini.

Hina? Keluar kota.

Haechan? sama juga keluar kota.

Jaemin? Willy kenal Jaemin juga tidak. Lagipula sepertinya orangnya lagi tidak di Korea.

Keluarga Hina? Willy tidak dekat dengan mereka.

Sekarang hanya ada 1 nama yang bisa diandalkan. Tapi aku tidak yakin apa ini benar atau tidak. Butuh waktu lama untuk mempertimbangkan hal ini. Dan semakin dipikir, semakin tidak ada pilihan lain.

"hhhhhhhhh. Koeun, maafkan keputusanku"- gumamku sambil mencari kontak orang itu.

Aku menempatkan ponselku ditelinga dan menunggu orang tersebut menjawab panggilanku.
"Halo, Mark. Kau sibuk?"

.

.

.

.

Author POV

"Nah, Willy. Uncle Mark sudah datang. Uncle No pergi dulu ya. Dan Mark. Jaga dia baik-baik. Jangan macam-macam."- Jeno.

"oh, ayolah Jen. Kau seperti tidak percaya denganku saja"- Mark.

"memang. Kalau mau makan malam jangan masak. Pesan-antar saja. Aku takut dapur mereka hancur karena ulahmu"- Jeno.

Coincidence & The Regret (markoeun + jaeminhina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang