Chapter 51

186 29 2
                                    

Hina POV

Sejak ditinggal Jaemin, aku hanya sibuk disapa/menyapa tamu lain menggunakan 2 peran. Sebagai perwakilan orangtuaku dan sebagai perwakilan orangtua Jaemin. Aku selalu ditanya kenapa aku mewakilkan orangtua Jaemin juga, dan akan kujawab karena Jaemin punya urusan lain. Setelah acara sapa-menyapa itu, aku tidak ada kerjaan lain selain memakan jamuan yang ada. Tadinya aku ingin menunggu acara inti, tapi acara intinya masih sekitar setengah jam lagi. Aku tidak punya teman disini dan aku berniat untuk pulang saja.

Saat aku sudah didekat pintu keluar, ada yang memanggilku.

"Hina?"

Aku menoleh dan mencari siapa yang memanggilku.

"oh! Haechan-ah, apa yang kau lakukan disini?"

"Justru aku yang harusnya bertanya. Apa yang kau lakukan disini?"- haechan.

"yeuuuu, malah nanya balik. Aku mewakilkan orangtuaku dan orangtua Jaemin kesini. Mereka ada acara lain yang tidak bisa diwakilkan"

"kok orangtua Jaemin juga sih? Emang Jaeminnya mana?"- haechan.

"tadinya Jaemin bersamaku, tapi tiba-tiba dia ada urusan lain. yahhh, seperti itulah. Kau belum menjawab pertanyaanku Haechan-ah. Apa yang kau lakukan disini?"

"Ini acara appaku. Masa aku tidak datang sih diacara appa sendiri"- haechan. Aku sedikit tercengan mendengar pernyataan Haechan.

"mwo?! ini acara appamu? Berarti kau putera tuan Lee Yoon Sang dong."

"emang itu appaku. Kau sudah bertemu dengannya kan?"- haechan.

"tentu saja, aku dengan Jaemin sudah berbicara dengan appamu tadi. Aku tidak tau itu appamu. Dia tadi ada membicarakanmu dengan kami lhooo"

"mwo?! apa kata appaku? dia tidak menggibah anaknya yang tampan ini kan didepan my beloved princess?"- haechan.

Aku berkacak pinggang sambil menatap nyalang kearah Haechan.

"bukankah sudah kubilang untuk berhenti memanggilku begitu?!"

"ehehehehe, aku menyukai panggilan itu tau. Apalagi sama orangnya"- haechan.

"geumanhe!" aku memukul lengan Haechan. Dia berpura-pura kesakitan dihadapanku. Mungkin aku akan percaya jika dia memang berakting bagus, tapi sekarang dia malah bersikap sok dramatis. Aku makin kesal dibuatnya, lalu aku berniat memukulnya lagi. Namun dia dengan cepat menangkap tanganku dan dia merangkulkan tangannya dipundakku.

"Hina-chan, dari pada kau marah-marah denganku. Lebih baik kita menikmati acara ini sampai selesai. Aku akan menemanimu. Aku akan menggantikan Jaemin kali ini. Oke? Oke!"- haechan mendaratkan tangannya dipundakku. Aku hanya bisa pasrah karena aku tidak kuat menyingkirkan tangannya dari pundakku. 

Samar-samar aku ada mendengar Haechan bergumam 'kalau bisa aku ingin menggantikan jaemin dihatimu juga'. Aku tidak terlalu yakin aku mendengar ini.

"Haechan-ah, kau tadi bilang apa?"

"Bilang apa? Emang aku tadi bicara?"- haechan.

Karena posisinya Haechan sedang merangkulku, jadinya wajah haechan cukup dekat dengan wajahku. Dia menatap langsung kemataku. Beberapa detik saling menatap aku memutusnya karena canggung.

"Jyaaaaaaaa, karena acara inti masih sekitar 20 menitan lagi. Bagaimana kalau kita berburu makanan?"- haechan dengan semangat.

"Aku sudah hampir memakan makanan disini haechan-ah? Makanan apalagi yang harus kuburu? Dan juga tolong singkirkan tanganmu dari pundakku. Tanganmu berat tau!"

Coincidence & The Regret (markoeun + jaeminhina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang