Chapter 82

214 29 16
                                    

Gaes, chapter ini author panjangin ya? Kalo ga dipanjangin harus dioper ke chapter depan. Kalo dioper nanti ga greget. hehe.

Koeun POV

"Ah! Jungwo opp-----"

Baru saja aku ingin menyapa, Jungwoo oppa tiba-tiba mengangkat telpon dan menjauh. Tanganku yang tadinya terangkat untuk menyapa, kini terkulai kecewa. 

Jungwoo oppa selalu seperti itu semingguan ini. Entah itu mengangkat telpon, pura-pura kebelet, pura-pura menghampiri orang, bahkan benar-benar sengaja menghindar. Pesan dariku hanya dibaca olehnya. Telponku tidak pernah diangkat. Jika tidak bisa menghindar dan kuajak bicara, dia terkesan cuek lalu pergi.

Jujur saja, aku sedih. Aku tidak tau apa kesalahanku. Aku tidak tau penyebab Jungwoo oppa seperti ini. Aku lebih baik dimarahi secara terang-terangan daripada didiami seperti ini. Aku merasa buruk. 

Aku melangkah gontai kembali keruanganku. Menumpu kepalaku yang terasa berat diatas meja. Ingin menangis tapi tak bisa. Ingin teriak tapi tertahan. Tiba-tiba ponselku berdenting menandakan pesan masuk.

UWU oppa <3

|Eun, bisa temui oppa diatap saat makan siang?
|Ada yang ingin oppa bicarakan.

Tentu bisa, oppa|
Apa yang ingin oppa bicarakan?|

|Sesuatu. Ada pokoknya.


Ini adalah pesan pertama setelah semingguan. Tapi entah kenapa aku berfirasat sedikit tidak enak. Entahlah, mungkin hanya perasaan. Yang penting aku harus bertanya alasan Jungwoo oppa mendiamiku.

.

.

.

.

.

Time skip: makan siang

Saat tiba waktu makan siang, dengan segera aku membereskan meja lalu keluar ruangan. Alangkah terkejutnya aku ketika membuka pintu langsung disuguhi wajah Hina yang sama terkejutnya denganku.

"Kkamjagiya! Eun, kau mau kemana? Terburu-buru sekali. Makan siang bareng yuk!"- Hina.

"Maaf, Hina-chan. Aku ingin menemui JUngwoo oppa diatap dulu"

"ahhh, begitu? Yasudah"- Hina berlalu dari hadapanku. Tepat saat itu jug akau melangkahkan kaki ke tangga yang menuju atap. Kenapa langsung tangga? Karena ruanganku ada dilantai paling atas.

Begitu aku diatap, terlihat Jungwoo oppa berdiri dengan tangan disaku membelakangiku. Angin sepoi-sepoi berhembus menghantam wajahku. Airmuka Jungwoo oppa terlihat sendu.

"Oppa!"
Dia menengok kearahku lalu tersenyum tipis. Lalu diisyaratkannya padaku untuk mendekat. Tentunya aku mendekat menuruti Jungwoo oppa.

"Oppa, kau sudah makan? Kalau belum ayo bicara sambil makan"

"belum. Tapi aku belum ingin makan. Aku hanya ingin bicara denganmu"- Jungwoo oppa.

"bicara tentang apa, oppa? Kelihatannya serius sekali"- aku berusaha mencairkan suasana yang kaku.

"sebelum bicara, ayo duduk dulu"- Jungwoo oppa menarikku kesalah satu bangku atap. Aku pun hanya mengikut kemana Jungwoo oppa menarikku.

Setelah duduk, kami berdua saling terdiam untuk beberapa saat. Jungwoo oppa mengaitkan tangannya seraya menunduk lalu bicara padaku.
"entah bagaimana oppa memulai pembicaraan kali ini.... Oppa ingin bertanya, Eun."
"Eun memilih siapa diantara oppa dan Mark?"

Coincidence & The Regret (markoeun + jaeminhina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang