Chapter 22

190 26 2
                                    

"maaf, Shouto daepyo-nim. Kami sudah berusaha sebaik mungkin. Tapi putrimu-------------

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Putrimu sedang dalam keadaan koma. Luka bakarnya parah dan juga tulang rusuknya ada patah karena tertimpa tiang. Merupakan sebuah keajaiban dia bisa bernafas sekarang. Mulai sekarang kita hanya bisa berdoa untuk kesadarannya. Sementara ini Hina akan kami pindahkan keruang ICU terlebih dahulu karena kondisinya masih harus dipantau. Kalau begitu, saya permisi dulu"- dokter itu pun pergi menjauh. Dan untuk okaa-sannya Hina dia sudah dibawa oleh perawat yang ada bersama dokter itu. Cukup lama mereka semua melamun ditempat itu, tapi para sahabat Hina mulai undur diri karena memang sudah malam.

"ahjussi, Jeno dan yang lain pulang dulu ya. Sudah terlalu malam soalnya. Tapi nanti kami akan sering mengunjungi Hina kok"- jeno dengan suara serak. Tou-sannya hina hanya bisa mengangguk lemah dan berkata "terima kasih karena sudah menyelamatkan putriku Jeno-ya. Aku sangat-sangat bersyukur Hina bisa bersahabat dengan orang sepertimu. Kalian pulanglah, tidak baik jika pelajar pulang terlalu malam. Hati-hati dijalan ya"- tou-san hina tidak kalah serak dari Jeno.

"Tidak masalah ahjussi, ini memang tugas kami sebagai sahabat untuk selalu membantunya. Kalau begitu kami pulang dulu. Permisi"- pamit jeno dan diikuti oleh temannya lain.

"Shouto, sebaiknya kau juga pulang dulu. Percayakan semuanya pada dokter. Aku yakin Hina nanti pasti bisa bangun kok."- Hyukjae menenangkan shouto.

"aku bisa pulang nanti, aku ingin menunggu istriku siuman terlebih dahulu. Yuta-kun, kau bisa pulang duluan jika kau mau"- shouto menyahut.

"baiklah kalau begitu. Kami pulang dulu ya, besok kami akan kembali lagi kesini"- pamit hyukjae pada shouto. Shouto hanya bisa mengangguk lemah disertai senyum tipis. Kini tersisa yuta dan shouto saja ditempat itu.

"Yuta-kun, ayo kita ketempat okaa-san dulu"- ajak shouto pada yuta. Mereka berdua pun pergi dari sana menuju ruangan Shin Jung.

Jaemin POV

Disepanjang perjalanan pulang aku hanya bisa melamun dan merasa sangat-sangat bersalah pada Hina.

"Jaemin-a, bisa kau ceritakan kejadiannya sampai Hina bisa jadi seperti itu"- appa bertanya kepadaku sambil menyetir. Dan aku pun menceritakan yang sebenarnya pada mereka.

"maaf appa, aku tau aku salah"

"hahhhhhhhh, kamu juga tidak sepenuhnya salah sih. Tapi appa sedikit kecewa padamu Jaemin-a, bukankah appa sudah bilang untuk mengakhiri hubungan kalian? Dan sekarang terjadi juga. hahhhhh, aku sangat-sangat merasa bersalah pada shouto dan shin jung sekarang"- appa mengehla nafas berat.

"yeobo, sudahlah. Jaemin juga pasti merasa bersalah sekarang. Semua ini sudah ada yang mengatur, mereka juga tidak tau kalau akan terjadi hal ini. sekarang kita hanya bisa berdoa untuk kesadaran Hina"- eomma menenangkan appa. Setelah itu keadaan dimobil hening hingga kami sampai dirumah. Appa mengacuhkanku karena kecewa.


Author POV

Sekarang SRG masih geger karena kejadian tadi malam. Koeun, lami, dan herin masih dalam keadaan shock. Tak terkecuali dengan Mina dan Arin, sebenarnya mereka bukan shock karena Hina sih. Lebih tepatnya mereka takut jika saja mereka ketahuan. Dan sekarang mereka ada ditaman belakang untuk membicarakannya.

Coincidence & The Regret (markoeun + jaeminhina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang