Chapter 17

208 26 1
                                    

Setelah satu minggu mempersiapkan akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Hari ini acara yang diselenggarakan adalah lomba olahraga. Karena panitia tidak boleh ikut berpartisipasi, jadilah para panitia bolak-balik kesana kemari mengangkut barang. Seperti saat ini, Koeun sedang mendorong troli berisikan kotak bola basket, bola voli dan bola sepak. Kotak-kotak itu disusun secara Vertikal sampai menutupi wajah koeun. Jadi koeun harus berhati-hati jika saja ada orang didepannya. Kenapa koeun sendiri yang membawanya? Karena tadi tidak ada panitia yang menganggur selain dia.
Dan yang ditakutkan oleh koeun akhirnya terjadi juga. Entah ini koeun sedang kena karma atau bagaimana, dia menabrak Mina dan Arin. Untung saja bolanya tidak sampai jatuh.

"Aishhh, tidak bisakah kau lihat-lihat kalau mendorong troli? Kau baru saja menabrakku!"- sentak Mina.

"Aaa, maafkan aku. Tapi harusnya kalian yang lihat-lihat kalau jalan. Sudah tau ada troli didepan masih aja ditabrak"- koeun membela diri.

"hei kau! Seharusnya kau yang hati-hati. Sudah tau ada orang didepan masih aja ditabrak"- kini arin yang membela diri.

"Choi Arin-ssi, apa kau tidak lihat seberapa tinggi kotak yang kubawa? Wajar saja aku tidak melihat."- koeun.

Mina dan Arin yang merasa kalah pun kesal kemudian mereka mendorong kotak bola yang dibawa Koeun hingga bola yang dibawa berhamburan. Tidak puas mendorong kotak, sekarang malah Koeun yang mereka dorong. Setelah itu mereka langsung pergi.

"awww. Dasar manusia gaada akhlak"- ringis koeun. Koeun hendak berdiri, namun sebelum itu ada tangan yang menjulur.

"Koeun-a, gwenchana? Mari kubantu"- orang itu.

"ahh, doyoung sunbae. Aku baik-baik saja. Terima kasih"- koeun berdiri dengan bantuan doyoung.

"Aishhhh, bolanya berantakan. Mana 10 menit lagi lomba dimulai. Arghhh, semuanya gara-gara manusia gaada akhlak nih"- gumam Koeun frustasi saat melihat bola yang dibawanya berceceran. Doyoung yang melihat pun terkekeh

"ayo kita bereskan bolanya. Sekaligus nanti kubantu mengantarnya"- doyoung

"Maaf merepotkanmu sunbae-nim. Koeun jadi tidak enak"

"tidak usah dipikirkan. Lagian aku kan panitia juga"- doyoung sambil mengambil bola-bola yang berceceran. Setelah beberapa saat, bola pun kembali rapi.

"Koeun-a, bola sepak biar aku saja yang bawa. Kebetulan aku jadi wasit disana"- doyoung sambil membawa kotak berisi bola sepak.

"terima kasih atas bantuannya sunbae-nim"- koeun sambil menunduk. Setelah itu doyoung pergi menuju lapangan sepak bola. Karena satu kotak sudah diambil, jadi pandangan Koeun tidak lagi tertutupi. Maka dia pun membawa troli itu sambil berlari melihat lomba sebentar lagi mulai.

Bola voli sudah selsai diantar, sekarang tinggal bola basket saja. Saat tiba dilokasi lomba basket, koeun segera menyerahkan bola kepada panitia yang menjaga lomba basket. Sepertinya koeun sedang dapat karma buruk hari ini. karena ternyata panitia yang menjaga lomba basket itu mark. Mereka sampai sekarang belum juga berbaikan setelah kejadian di Sum cafe. Saat menyerahkan bola basket koeun diomeli oleh mark.
"kenapa kau lama sekali membawanya? Untung saja kau tepat waktu. Tidak bisakah kau membawanya lebih cepat? Kita akan dapat masalah besar jika kau terlambat kau tau? "

"yak! Kalau kau ingin tau, yang membawa troli bola itu aku sendiri! Kau kira lokasi lomba voli dengan lomba basket itu dekat apa? Untung saja ada doyoung sunbae tadi membantu. Tidak bisakah kau mengerti? Jika saja 'manusia gaada akhlak' tadi tidak mengacau aku juga tidak bakal terlambat seperti ini. kalau kau ingin cepat, kenapa tidak kau ambil saja sendiri bolanya!"- koeun agak membentak mark, setelah itu dia langsung pergi dari situ dengan perasaan kesal. Setelah itu koeun langsung stand by ketempat lain untuk membantu.

Coincidence & The Regret (markoeun + jaeminhina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang