Chapter 28

195 29 5
                                    

Koeun POV

Saat ini aku berencana untuk ketoko buku di pusat kota, Seulgi ssaem memberi kami tugas untuk melukis sesuatu dengan teknik gambaran abstrak. Ssaem mengatakan bahwa di buku pegangan kami hanya ada teorinya dan tidak ada penjelasannya, jadi aku berencana membeli buku yang berisi referensi sekaligus penjelasan teknik menggambar abstrak. Aku sekalian ingin membelikan untuk Hina, dia meminta tolong kepadaku tadi.

Aku sudah tiba ditoko buku yang ingin kukunjungi. Kulihat disini rak bukunya tinggi-tinggi, semoga saja letak bukunya tidak terlalu tinggi. Aku sudah berada ditempat buku yang kuincar, aku pun mencari buku yang mana yang akan kubeli.
"yang mana ya"- monologku sambil mengetuk-ngetukkan jariku kedaguku.
Mataku mulai menelusuri rak yang agak atas, dan gotcha. Buku yang kuincar sudah kudapatkan. Tapi letak buku itu agak tinggi. Aku pun berjinjit untuk mendapatkannya.
"oooh ayolahhhh"- aku sudah cukup lama berjinjit tapi belum juga bisa menjangkau buku yang kuincar. aku pun berusaha menjangkaunya menggunakan jariku.

Hap.....

"yesss, dapat!"- seruku saat jariku berhasil menyentuh buku itu. Saat aku ingin menariknya, tubuhku tiba-tiba tidak seimbang karena kakiku sudah cukup lama berjinjit. Jariku terlepas dari buku itu dan aku pun terjatuh. Tidak hanya itu, buku yang kujepit(?) menggunakan jariku ikut jatuh.

Tak!!

Buku itu jatuh tepat diatas kepalaku.

"awwhhhhh"- ringisku.

.

.

.

.

.

"Ughhhh, headshoot!!"- seru seseorang yang berdiri tak jauh dariku.

Kutolehkan kepalaku kearahnya. Aku refleks mendecak saat melihatnya.
"tck, kenapa harus ada dia sih."- gumamku kesal.

Orang itu mendekatiku dengan tangan disaku, "are you oke, Koeun-ssi?"- ucapnya sambil terkekeh.

"apa pedulimu?"-ketusku. Aku pun bangkit dari jatuhku.

"wow, wow, santai Koeun-ssi"

"kau sedang apa disini? Menyingkir dari hadapanku jika kau hanya ingin meledekku, Mark-ssi"- ketusku sambil berniat kembali berjinjit mengambil buku yang sama seperti yang jatuh dikepalaku tadi untuk kuberikan pada Hina.

"aku ingin membeli buku tentunya. Koeun-ssi, apa kau tidak ingin dibantu?"- mark.

"aku akan sangat berterima kasih jika kau mau. Tapi sepertinya itu adalah keajaiban sampai kau mau membantuku"- ucapku malas sambil berusaha menjangkau buku itu.

"padahal tadinya aku ingin membantumu mengambil buku itu, tapi kau sepertinya tidak ingin dibantu. Jadi yasudah"- mark.

Aku hanya mengerling saat mendengar penuturannya. Aku pun kembali fokus ketujuanku. Tanganku sudah pegal karena sudah cukup lama aku berusaha menjangkau buku itu. Akhirnya aku memutuskan untuk menurunkan tanganku sambil memutar-mutar tanganku berharap pegalnya hilang. Saat aku sibuk memutar tanganku aku melihat Mark masih berada dibelakangku.
"Mark-ssi, kenapa kau masih disini?"- tanyaku bingung.

"untuk melihatmu tentunya. Aku ingin tau sekeras apa kau berusaha"- mark acuh. Aku hanya menatapnya dengan tatapan 'yang benar saja'.
"why? Teruskan saja acaramu. Aku tidak akan mengganggu kok. Oh! Jika kau sudah menyerah bilang saja, kalau mood bakal kubantu kok"- ucapnya santai.

Aku mendengus sebal mendengarnya. Aku ingin kembali berjinjit tapi rasanya malas sekali.

'apa aku minta tolong dia saja ya'- batinku.

Coincidence & The Regret (markoeun + jaeminhina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang