Chapter 45

193 23 3
                                    

(kelanjutan kejadian chapter lalu)

Hina POV

Setelah melaksanakan permintaan Haeun aku merasa sangat-sangat canggung disini. Itu karena orang tuaku dan orang tua Jaemin menggodaku secara tidak langsung. Aku hanya bisa menunduk dan menyentuh bibirku.

'astaga. Kami tadi benar-benar berciuman? Huaaaaa bibirku sudah tidak suci lagi. Mana itu first kissku lagi.'- batinku.

Setelah selesai merutuki kejadian tadi, aku ikut bergabung dengan semuanya yang sedang memakan kue yang aku dan kaa-sanku buat. Semuanya terlihat menikmati kuenya. Aku merasa senang melihatnya. Sembari makan makanan yang tersedia, kami saling melempar candaan. Dan tak jarang pula candaan itu meleset dan malah menggodaku dengan Jaemin. Aku hanya bersabar menghadapinya. 

Setela selesai makan, kami memilih untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan yang asri. Tiba-tiba Haeun mengajakku dan Jaemin untuk bermain. Sebenarnya Yuta-nii juga diajak, tapi dia sedang tidur dengan topi menutupi wajahnya. 

"eomma, appa, ahjumma, ahjussi. Haeun dengan eonni oppa main kesana dulu ya? Bolehkan?"- haeun minta izin.

"tentu saja, Haeun-ah. Tapi jangan terlalu jauh. Mainnya hati-hati ya, jangan sampai luka"- Jin Seo ba-san.

Haeun mengangguk lalu menarik tanganku dan tangan Jaemin menuju area bermain yang disediakan. Kami yang ditarik hanya bisa pasrah saja. 

Sesampainya disana, Haeun bingung ingin bermain apa dulu. Akhirnya dia memilih perosotan. Aku menjaga dia saat naik, dan Jaemin yang mengawasinya saat turun. Setelah bosan, dia mengajak kami bermain ayunan. Jaemin mendorong ayunan, dan aku hanya mengawasi. Belum puas naik ayunan, dia ingin naik jungkat-jungkit.

"Oppa, eonni, ayo kita naik itu!"- haeun sambil berlari kearah jungkat-jungkit dengan semangat. Aku hanya menggeleng melihatnya.

"Jangan lari, Haeun-ah. Nanti jatuh!"- jaemin memperingati haeun yang bahkan tidak diindahkan haeun sama sekali. Dia sekarang sudah naik disalah satu sisi jungkat-jungkit. Aku kagum betapa cepatnya dia berlari kearah jungkat-jungkit itu. Padahal jarak ayunan dan jungkat-jungkit itu ujung-ke-ujung. Kami pun menghampirinya.

"Hina eonni! eonni ikut dengan Haeun. Biar Jaemin oppa sendirian."- haeun.

"loh? kok oppa yang sendirian?"- jaemin.

"kan oppa berat. Kasian Hina eonni nanti gabisa turun."- haeun.

"Haeun ih, malah ngeledek"- kesalku.

"hehe, kenyataan eonni."- haeun dengan polosnya. Aku mendengus kesal mendengarnya. 

"ayo cepat naik! Haeun mau main yang lain setelah ini"- haeun. aku menggeleng-geleng setelah itu baru naik dibelakang Haeun. Diseberang kami ada Jaemin yang duduk sendirian. kasian. 

Haeun sangat menikmati jungkat-jungkitnya sampai tak terasa kami memakai jungkat-jungkit ini lumayan lama. Karena itu, sudah ada beberapa anak-anak sedari tadi lewat-lewat ingin naik jungkat-jungkit. Saat aku sadar hal itu, aku langsung memberitahu Haeun.

"Haeun-ah, jungkat-jungkitnya sudah dulu ya. Gantian sama yang lain"

"tapi eonni, haeun masih mau main"- haeun tak terima.

Coincidence & The Regret (markoeun + jaeminhina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang