Chapter 80

228 33 13
                                    

Hina POV

PRANGGGGGGG


Suara itu nyaring terdengar bersamaan dengan bertebarnya pecahan kaca kemana-mana.

Sakit.

Itu yang kurasakan saat kaca mengenai tubuhku.

Tapi tunggu dulu. Kenapa aku hanya merasakan beberapa pecahan kaca? Kenapa hanya beberapa?

Aku memberanikan diri untuk membuka mata. 
Aku tak tau apa yang sebenarnya terjadi tadi. Yang kulihat hanyalah ahjussi itu mengibas-ngibas tangannya kesakitan, botol alkohol yang terlempar kedekatku, dan punggung gagah seorang lelaki yang kukenali. Sangat kukenali. Itu punggung Jaemin. Tanpa berbalik pun aku sudah hapal

Jaemin kemudian mencengkram baju ahjussi tadi lalu tanpa aba-aba menghajarnya dengan sekuat tenaga. Ahjussi itu terlihat ingin melawan tapi tidak ada kesempatan. 

Jaemin menghajar ahjussi itu membabi buta. Tidak peduli dengan kondisi ahjussi itu yang sudah berdarah dimana-mana.

"Apa yang kau lakukan padanya?!"

"Berani-beraninya kau menyakitinya!!"

"DASAR SAMPAH!"

Aku yakin 100% ahjussi mabuk itu sudah tidak sadarkan diri karena dihajar oleh Jaemin. Aku yang melihat keadaan ahjussi itu tidak tega.

"Na Jaemin-ssi, hentikan......"


"Na Jaemin-ssi.........."


"Jaemin-ssi, jebal hentikan........"


"Jaemin-ssi, kau mendengarku bukan?......."


"Jaemin.........."


"Jaemin-ah, hentikan......"


"Jaemin-ah.........."

Jaemin tidak mendengarku. Dia sama sekali tidak berhenti dan masih berlanjut menghajar ahjussi itu. Aku sejak tadi menahan tangisku karena shock. Aku mengambil nafas untuk menjadi tenang sedikit.

"Nana-ya..... hentikan......."

Ajaibnya Jaemin berhenti tapi belum melepaskan cengkramannya pada ahjussi itu.

"Nana...... dengarkan Neko ya? Tolong hentikan...."

Dan saat itu juga Jaemin melepas cengkramannya begitu saja pada ahjussi tadi yang menyebabkan ahjussi itu jatuh bebas keatas tanah. Dia berlari menghampiriku.

"Neko------------ ah, Hina-ssi. Apa kau baik-baik saja?"- Jaemin dengan wajah yang super-duper khawatirnya menangkup wajahku dan meneliti setiap inci diwajahku. Dia menatapku dengan tatapan hangat nan lembut *anjay. Tatapan itu berbanding terbalik dengan keadaan tangannya yang ada bekas noda darah ahjussi tadi.

"Pipimu biru, Hina-ssi. Rambutmu banyak yang rontok. Apa masih sakit, hm?"- Jaemin.

"Hina-ssi, jawab aku hm? Apa masih sakit?"- Jaemin menatapku. Mataku tenggelam dalam mata yang teduh itu.

Aku menggeleng pelan dalam tangkupannya.
"tidak, sudah tidak sakit. Tapi aku masih tidak baik-baik saja. Na Jaemin-ssi, kumohon bawa aku pergi dari sini"

"mau kuantar pulang?"- Jaemin.

Lagi-lagi aku menggeleng.
"tidak, nanti saja. Pikiranku masih terlalu kacau untuk pulang. Bawa aku kemana saja asal jangan disini"

Coincidence & The Regret (markoeun + jaeminhina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang