Chapter 5

297 37 1
                                    

Jaemin POV
"Nahh, perkenalannya sudah selesai. Mari kita mulai pembahasannya"- pak yunho

Saat kami memulai pembahasan, terdengar loceng masuk kelas. Sepertinya memang akan lama pembahasannya.
"Pembahasannya dimulai dari pemilihan tempat. Menurut kalian, rapat gabungan dilaksanakan diSRG atau SRB?"-pak yunho yang terdahulu memulai pembahasan.
"Sepertinya diSRB saja, kan pembahasannya sudah dilaksanakan diSRG. Sekarang gantian rapatnya diSRB"- mark memberi pendapat.
"Ya tidak bisa seperti itu dong, pembahasanya cuman hari ini saja, sedangkan rapatnya saja berhari-hari. Kalau seperti itu kami yang repot harus bolak-balik"- koeun menentang pendapat mark.
Yah, benar juga sih kata ketos mereka. Tapi siapa sih yang mau repot? Kalau bisa tidak usah terlalu repot kenapa tidak?. Pikirku.
"Terus, kalian mau egois gitu? Masa pembahasannya disini rapatnya juga disini. Kalau seperti itu kami yang repotnya"- kini giliranku menentang.
"Ya, tidak begitu juga. Lagian tahun kemarinkan rapat gabungan sudah dilaksanakan diSRB sekarang gantian lah, rapatnya disini"- koeun lagi-lagi menentang. Sedangkan waketosnya dari tadi hanya diam mendengarkan. Ahh, sekarang aku tahu kenapa pembahasan ini bisa berjalan lama. Rupanya yang membuatnya lama itu adu argumennya. Seperti sekarang mark dan koeun terus-terusan melemparkan argumen mereka. Lama-lama para kepsek pun terlihat frustasi karena hanya untuk menentukan tempat saja lamanya seperti ini.
"Sudahlah, jangan bertengkar. Jika kalian terus beradu argumen yang itu-itu saja isinya, pembahsan ini tidak akan selesai sampai besok"- tegur kepsek mereka.
"Betul itu. Boys, kenapa kalian tidak mengalah saja sih? Mereka kan perempuan. Kasihan mereka jika harus keSRB yang banyak laki-lakinya. Lagiankan tahun kemarin sudah diSRB. Gimana? Setuju tidak?"- ujar pak yunho.
"Umm, maaf interupsi sebentar. Bagaimana jika tempat pelaksanaan rapatnya bergantian saja? Misalnya hari pertama disini, hari kedua ditempat kalian dan begitu juga seterusnya"- akhirnya waketos mereka membuka suara.
"Bukannya itu akan semakin merepotkan?"- kini aku menimpali.
"Lebih baik sama-sama direpotkan dari pada hanya merepotkan satu kubu saja. Bukankah begitu? Aku ada usul supaya tidak terlalu repot, bagaimana kalau rapatnya ini hanya diikuti oleh ketua, wakil, sekertaris, Bagian Humas dan bendaharanya saja? Untuk bagian perencanaan dan Bagian yang lain bisa ikut dihari-hari terkahir rapat"- usul waketos mereka.
"Kalau bagian perencanaan hanya ikut dihari-hari terkahir rapat, maka hari-hari terakhir itu bakalan menjadi hari rapat yang sangat panjang karena harus menyampaikan kesimpulan yang diraih pada hari sebelumnya. Dan tidak ada yang menjamin bagian yang lain akan langsung setuju. Bukankah begitu?"- lagi-lagi aku memprotes.
"Jika bagian lain ikut sepenuhnya dalam rapat, maka rapat sepenuhnya akan berjalan lama karena argumen akan semakin panjang dan banyak. Jika hanya di hari-hari terakhirnya saja setidaknya hanya dihari itu rapat akan berlangsung lama. Dan argumen yang disampaikan bagian perencanaan akan diminimalisir karena mengingat  rapat akan berakhir. Bukankah begitu?"- waketos memberi argumen. Yang dikatakan waketos itu memang ada benarnya juga sebenarnya.
"Bagaimana bu Boa, pak Yunho. Apa seperti ini saja?"- tanya ketos mereka melihat sepertinya tidak akan ada muncul argumen lain lagi. Para kepsek berpikir beberapa menit dan saling tatap sehabis itu saling mengangguk
"Yah, sepertinya itu adalah jalan yang terbaik yang bisa ditemukan"- ibu Boa.
"Seperti itu saja pelaksanaannya"- pak yunho menyetujui.
"Kalau begitu, berapa lama rapat ini akan berlangsung?"- mark bertanya.
"Bagaimana kalau seminggu berturut-turut seperti tahun kemarin?"- usul pak yunho.
"Maaf pak, apa itu tidak terlalu lama. Mungkin bagi kami tidak masalah karena fisik kami lebih kuat, tapi bagaimana dengan mereka yang perempuan?"- kali ini mark tidak setuju dengan pak yunho.
"Benar itu pak, mungkin saya tidak masalah karena saya mantan atlit. Tapi untuk hina akan sedikit bermasalah, melihat tahun lalu hina drop sampai masuk rumah sakit karena terlalu kelelahan. Akibatnya hina tidak bisa hadir saat hari-hari terakhir rapat. Dan kebetulan saat itu juga saya berhalangan hadir juga, jadi osis pihak kami kurang maksimal"- ketos mereka juga setuju dengan mark.
"Apa tidak bisa jeda beberapa hari rapatnya?"- tanyaku.
"Tidak bisa, karena jika dijeda akan membuang waktu. Akibatnya saat hari-h persiapannya kurang. Seminggu itu juga waktu paling singkat untuk melakukan rapat, melihat argumen dan ide kalian itu tidak sedikit"- ibu Boa.
Sepertinya untuk meraih jalan keluar akan sedikit sulit karena memang seperti ini solusi terbaiknya tapi harus mengorbankan salah satu pihak.
Dapat dilihat semua orang diruangan ini berpikir keras untuk mencari jalan keluar, terutama hina yang sedari awal menunduk sambil berpikir.
"Emm, sepertinya solusi terbaik seperti yang dikatakan oleh pak yunho. Saya cuman perlu mempersiapkan fisik saya mulai dari sekarang dan akan mengonsumsi vitamin supaya tidak drop. Maafkan saya karena membuat pembahasan ini berlangsung lama"- akhirnya hina mengalah dan menyetujui solusi pak yunho.
"Ini bukan salahmu hina, jangan merasa bersalah seperti itu. Biasanya juga akan lebih lama dari pada ini. Jadi, apakah seperti ini saja?"- bu Boa. Karena dirasa tidak ada yang keberatan kami mengangguk setuju.
"Jadi sudah diputuskan rapat akan berlangsung 1 minggu dan untuk bagian perencanaan hanya ikut 2 hari terakhirnya saja. Seperti rencana awal rapat akan dimulai senin depan. Semua setuju?"- final pak yunho.
"Setuju"- kami serempak.
"Nah, kalian ingin rapatnya mulai setelah jam makan siang atau sesudah pulang sekolah?"- ibu Boa bertanya.
"Sesudah pulang sekolah / setelah makan siang"- mark dan koeun bersamaan. Setelah itu mereka saling menatap tajam.
"Sesudah pulang sekolah saja, supaya tidak mengganggu waktu belajar kami"- koeun
"Setelah jam makan siang saja, supaya kami bisa pulang lebih cepat. Kan kasian kami sudah capek seharian belajar malah harus rapat dulu bukannya langsung pulang"- protes mark
"Bilang saja kau ingin bolos pelajaran. Setelah pulang sekolah saja, setidaknya kami tidak ada beban pikiran karena meninggalkan pelajaran"- sinis koeun. Aku dan hina hanya menghela nafas karena sepertinya pembahasan ini akan berlangsung lebih lama.
_______________________________

Setelah melewati beberapa cek-cok antar ketos akhirnya diputuskan rapat akan dimulai sesudah pulang sekolah. Karena usulnya yang disetujui, koeun memasang wajah kemenangan.
"Nah, pembahasannya selesai sampai disini saja. Kalian boleh pulang sekarang. Kebetulan sebentar lagi bel pulang sudah berbunyi baru saja"- ujar kepsek mereka.
"Boys, kalian pulanglah dulu bapak masih ingin disini karena masih ada yang dibahas dengan ibu Boa. Kalian masih ingatkan jalan keluarnya?"- tanya pak yunho.
"Saya hanya ingat jalan dilantai dua. Itu juga lupa-lupa ingat"- mark
"Saya ingat lantai satu saja"- jawabku. Sekolah kami memiliki 3 lantai, dan sialnya kami hanya ingat lantai 1 dan 2. Lantai 3nya kami kurang tau.
"Kalau begitu.... girls, tunjukkan jalan keluarnya pada mereka ya"- suruh ibu Boa.
"Dimengerti bu"- jawab mereka serempak. Kami pun membungkuk sebelum keluar ruangan kepsek mereka. Saat sudah diluar mark berbicara dengan mereka.
"Seperti yang dikatakan kepsek kalian. Mohon bantuannya"- mark sambil sedikit membungkuk. Mereka menjawabnya hanya dengan anggukan. Setelah itu kami berjalan dibelakang mereka dan mereka asyik berbicara didepan kami tanpa menghiraukan kami. Saat sudah turun kelantai 2, ketos mereka mengatakan sesuatu kepada kami.
"Hei kalian, kami ingin keperpus dulu sebentar ingin menemui seseorang. Tak apakan?"- koeun
"Terserah kalian saja"- mark
"Oiya, aku minta maaf atas kejadian kemarin"- koeun
"Hmm"- mark menjawab hanya dengan deheman.

Saat didepan gudang mereka tiba-tiba berhenti, otomatis kami berhenti juga.
"Ada apa?"- tanyaku
"Apa kalian ada mendengar suara tangisan disekitar sini?"- tanya hina dengan wajah ketakutan.





Tbc
Hiiii ada apa itu? Lanjut chap berikutnya ya.
Vomment juseyo :)

Coincidence & The Regret (markoeun + jaeminhina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang