Jaemin-Hina special.2

230 24 10
                                    

Hina POV

"Jaemin........... keliatannya bersenang-senang ya"
Ucapku miris ketika melihat instastory di akun Jaemin yang dia upload 1 jam yang lalu. Dia terlihat senang bersama rekan-rekannya. Aku senang melihat keadaannya walau hanya dari akun media sosialnya. Beberapa hari terakhir dia tidak menghubungi sama sekali jadi aku sedikit khawatir. Tapi ternyata dia baik-baik saja.

Aku pun membalas story itu sekalian ingin bercakap dengannya walau sebentar. Mudah-mudahan saja dia lekas membalas, tapi mengingat semua pesanku yang kukirim lewat aplikasi lain tidak pernah dibalas atau sekedar dibaca........ aku jadi tidak yakin. Sedih sebenarnya. Aku tidak tau apa yang salah. Padahal pas awal berangkat gaada masalah gaada apa.

Hhhhh, menjadi istri seorang pilot memang tidak mudah. Jaemin sering mendapat jadwal flight dan itu membuatku sedikit kesepian serta was-was. Baik itu masalah wanita atau keselamatannya. Sebelum menikah aku sudah mencoba memaklumi pekerjaan Jaemin dan meyakinkan diriku sendiri. Tapi aku tidak menyangka rasanya lebih berat dari yang kupikirkan.

"Nana-ya.... bogoshipda"- gumamku.

Karena sudah masuk jam makan siang, aku masak untuk diriku sendiri sambil mengalihkan perhatian. Memasak tidak terlalu terasa lama karena aku cukup menikmatinya. Setelah menata makanan untuk diriku sendiri, aku duduk dan berniat makan sambil main HP scroll-scroll gitu kan.

Lalu aku tertarik liat daftar notifikasi yang masuk dari 3 hari yang lalu. Ya. 3 hari. Aku tipe orang yang jarang ngebersihin kolom notif. Malas aja gitu.

"eo? notif apa ini?"
Aku menekan notifikasi dari pengingat kalender. Notif itu bertuliskan 'Nana-ku pulang \(^o^)/!!'
"hah? Tunggu. Notif kapan ini?----------- 2 HARI YANG LALU?!!"

"Berarti Jaemin harusnya udah pulang dari kemarin. Terus kenapa batang idungnya gaada muncul sama sekali?"
 

"Hina..... posthink.... be positif..... mungkin dia dapat jadwal tambahan."




"tapi kenapa dia tidak memberi kabar satupun?"
Kepalaku jadi sedikit pusing dan ingin menangis. Aku jadi tidak ada selera makan. Jadilah itu makanan yang baru berapa suap ditinggalin begitu aja.

Aku naik kekamarku dan Jaemin dan duduk ditepian kasur kami. Sudah badmood, gabut pula. Jadi nyesel pulang awal dari RS. Karena kepalang gabut, iseng lah tuh nelpon si Echan. Mau ganggu aja sih sebenernya.

"HALO ECHANQUEHHH!!"

"aigoo---- kkamjagi. Waeee? Tumben nelpon-nelpon. Lagi butuh yaaa?"

"Kok tau?"

"kok jujur?"

"suka-suka aku lha!"
"eh, btw. Lagi dimana? Bukan maksud apa-apa yaa, lagi gabut aja. Mau gangguin"

"kok ngeselin?"
"canda, ngeselin. Lagi di bandara nih, kebetulan ketemu Mark"
"Mark, say hi"- Haechan

"eo? Hi?"- Mark

"ya, good job. Dah sana, syuh~~"
"kenapa nanya?"-
Haechan

"kan udah kubilang aku gabut. Mau keluar negeri lagi? Kok sama Mark?"

"Kan udah dibilangin kebetulan ketemu"

"oiya. Lupa"

"hmmmm.... lagi kangen Jaemin ya? Pantes nelpon"

"dukun ya? Tau-tau aja lagi kangen suami sendiri yang ga ngabarin selama berhari-hari"

"kok curhat?"

Coincidence & The Regret (markoeun + jaeminhina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang