Part 70

16.1K 537 21
                                        

EPILOG

Sisi berjinjit di atas kursi kayu pendek, menyusun buku-buku yang baru di belinya di rak atas.

Nayla masih sibuk di lantai satu, di cafe mereka.

Sisi berusaha menata buku yang dibawanya dengan susah payah. Ia perpegangan pada rak kayu itu dengan erat.

Namun tiba-tiba tubuhnya oleng karena berjinjit terlalu lama dan pegangan tangannya mulai licin karena keringat.

"Aaaaahh..." Sisi hanya memejamkan matanya merasakan tubuhnya limbung, melayang jatuh. Buku yang sedang dipegangnya dengan satu tangan terlempar lepas dari tangannya.

Untung sepasang tangan menahan tubuhnya agar tidak sampai membentur lantai berlapis kayu itu.

"Aduh!!" jerit orang yang menahan tubuhnya itu kesakitan.

Sisi membelalakan matanya menatap penolongnya.

"Digo?!!" teriaknya, lalu cepat-cepat melepaskan diri dari pelukan suaminya.

"Hati-hati dong, Sayang. Kalo gak nyampe, minta tolong kek," kata Digo mengusap-usap kepalanya yang kejatuhan buku yang semula dipegang Sisi.

"Eh...maaf...maaf ya Honey, aku gak sengaja.... Mana yang sakit?"Sisi mengusap usap lembut kepala suaminya yang tertimpa buku.

Mereka berdua saling menatap lekat, sedetik kemudian, keduanya tertawa terbahak-bahak.

Peristiwa yang terjadi di awal perkenalan mereka terulang kembali. Hanya saja kali ini gara-gara menyelamatkan Sisi. Tapi buku dengan judul yang sama yang kini menimpa Digo.

"Hobby banget sih ngejatohin buku ke kepala aku?" Digo tertawa sambil sesekali meringis mengusap kepalanya. Diambilnya buku super tebal itu dan meletakkannya di rak atas.

"Maaf Honey..... Maaf yaaa...." kata Sisi menahan tawanya.

"Minta maaf kok sama senyum-senyum gitu sih? Seneng ya kepala aku benjol?" Digo mencubit hidung istrinya dengan sayang.

Sisi menarik Digo ke dekat kursi pendek yang tadi di naikinya. Lalu ia naik ke kursi itu lagi. Kini tingginya sejajar dengan Digo.

"Sini... Sini...mana yang benjol?" tanya Sisi meraih kepala Digo dan mengecupnya lembut.

"Gimana? Masih sakit?"

Digo menggeleng pelan lalu senyumnya mengembang jahil.

"Enggak... Tapi...kamu tetap harus dihukum karena udah jatohin buku di kepala aku lagi," katanya pelan lalu mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Sisi lembut, mengulumnya lama, sementara tangannya memeluk pinggang Sisi erat.

Sisi melingkarkan lengannya di leher Digo, membalas ciuman itu dengan senang hati.

"Hmmm.... Kalo hukumannya gitu mah bisa benjol tuh kepala tiap hari," tiba-tiba Nayla sudah berdiri di pintu, dibelakangnya Tristan tertawa memeluk perut istrinya yang mulai membuncit.

Digo dan Sisi melepaskan ciumannya dan nyengir bersamaan.

"Mulai kapan lo berdua di situ?" tanya Digo masih memeluk Sisi dengan erat.

"Lumayan..." sahut Tristan senyum-senyum.

"Udah sana... Ngapain sih kemari? Gangguin aja!" gerutu Digo tidak rela moment romantisnya terhenti.

"Iya...iya...sana lanjutin deh..." Nayla dan Tristan keluar dari ruang perpustakaan itu sambil cekikikan.

Digo nenatap Sisi yang masih shock karena ketauan ciuman di depan Nayla dan Tristan.

Digo tidak peduli. Di rengkuhnya lagi istrinya dan diciumnya lagi bibir tipis itu.

Membutuhkanmu dalam hidupku
Karena Kau cahaya kalbu
Bagai melangkah diruang tersepi
Didunia tanpa hadirmu

Dirimulah keajaiban
Ciptakan surga di dunia
Beri aku nafas cintamu
Kan kuhirup sampai mati

Persembahkan cinta sempurna
Kekal abadi selamanya
Dekap aku dan peluk mesra
Genggam jiwaku jangan kau lepas

Setiap saat tersentuh diriku
Dengan penuh kasih sayang
Hadirkan kata dengan perasaan
Yang tulus dari hatimu

Dirimulah keajaiban
Ciptakan surga di dunia
Beri aku nafas cintamu
Kan kuhirup sampai mati

Persembahkan cinta sempurna
Kekal abadi selamanya
Dekap aku dan peluk mesra
Genggam jiwaku jangan kau lepas

Kau anugerah terindah
Bagiku yang tercipta
Cintai aku hingga
Nyawaku dicabut Nya

......

Thank's udah baca and vote cerita aku....
Tunggu cerita aku yang lain yaa....
Love u.... Muuuuuaaach....

Sebuah Cerita CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang