Mr Chan sedang mengamati sketsa rancangan di hadapannya. Wajahnya terlihat serius. Kertas-kertas bertebaran di mejanya. Vivien, Sisi dan Fanny yang sedang duduk di ruang tunggu sesekali mengamati Boss-nya dari luar ruang Mr Chan melalui pintu kaca.
Vivien mendengus sebal.
"Orang satu itu hobby banget bikin gue capek!" gerutu Vivien.
"Hehehe... Derita lo, Vien," Fanny terkekeh menertawakan raut muka Vivien yang ditekuk.
"Di jalani aja Vien, terima dengan lapang dada. Itu resiko menjadi staff kesayangan si Boss," sahut Sisi mengerling.
"Huuuft.... Mending gak usah disayang aja kalo gini," omel Vivien kesal membayangkan ia harus membereskan ruang kerja Boss ajaibnya.
Semenjak Sisi bertunangan dengan Digo, hampir semua tugas-tugas sampingan Sisi diberikan pada Vivien. Sedangkan Sisi murni menjadi asisten sekaligus murid tidak resmi dari Mr Chan.
Pagi tadi Mr Chan bilang kalau lusa ia akan ke Paris selama dua minggu, dan mempercayakan pengelolaan Chan's Boutique pada mereka bertiga. Vivien yang paling bahagia dengan berita ini, karena tidak ada yang merecokinya dengan tugas-tugas yang aneh.
Sisi merasakan ponselnya bergetar.
Bbm dari Digo yang mengajaknya dinner besok malam.
"Sisi, besok malam aku jemput. Kita dinner."
Ini mah bukan ajakan, tapi paksaan! Sisi tersenyum geli.
"Ngapain lo senyum-senyum kaya gitu? Kesambet? Atau... Obat lo abis?" senggol Fanny melihat Sisi yang masih menatap ponselnya sambil senyum-senyum gak jelas.
"Ih... Sirik aja lo. Suka-suka gue dong," cibir Sisi.
"Parah nih anak...," gumam Fanny geleng-geleng kepala.
"Biarin aja lah Fan... Sisi kan lagi berbunga-bunga... Secara tunangannya bisa bikin orang yang ngelihat langsung klepek-klepek... Atau... Jangan-jangan lo iri ya?" selidik Vivien menatap curiga pada Fanny.
"Ih nggak ya... Gue juga udah punya gebetan keles..." cibir Fanny.
"Baru juga gebetan... Kaya Sisi tuh.... Udah tunangan... Hmmm.... Gue kapan ya diajakin tunangan sama bebeb gue?" Vivien memutar bola matanya berkhayal.
"Bebeb lo? Siapa? Roni? Hahaha...." ceplos Fanny yang langsung ketawa ngakak.
Sisi yang mendengar ceplosan Fanny ikut tertawa. Roni memang semakin gencar mendekati Vivien.
"Ih... Sorry ya... Bebeb gue lebih segala-galanya dari Roni gesrek itu!" sembur Vivien pada Fanny yang makin ngakak.
"Miss Vivien.... Miss Fanny...." tiba-tiba terdengar jeritan melengking yang membuat gendang telinga berdenging.
Ketiganya langsung terdiam. Vivien dan Fanny bergegas masuk ke ruangan Mr Chan di iringi tawa tertahan Sisi.
Sisi melihat kedua temannya masuk keruangan dengan saling dorong. Hmm... Kangen juga dengan teriakan Mr Chan. Dulu ia juga sering diperlakukan seperti Fanny dan Vivien oleh Mr Chan. Sekarang Mr Chan memperlakukannya dengan lebih profesional. Sisi bekerja sesuai dengan kapasitasnya. Tidak seperti dulu, selain sebagai asisten, ia juga merangkap sebagai kurir, penjaga butik, bahkan sebagai penjahit. Dan semua itu tak lagi di lakukannya. Mr Chan selalu memberikan pekerjaan sesuai dengan porsinya.
............
Digo memarkir mobilnya di depan rumah Nayla, berjalan sedikit tergesa dan mengetuk pintu rumah itu tidak sabar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Cerita Cinta
FanfictionKata orang cinta itu buta, tapi tidak buatku. Karena cinta itu mampu melihat apa yang orang lain tidak melihat. Kata orang cinta itu tidak harus memiliki, tapi tidak bagiku. Karena cinta itu pantang menyerah untuk menyatukan perbedaan. Dan.... Kata...